Tuesday 29 January 2013

Ikut Jobfair serta beberapa Tips-nya

Melihat peluang bisnis itu ibarat mencari setitik cahaya dipekatnya kegelapan, harus jeli. Sesuatu yang dianggap tak potensial untuk dibisniskan, bagi orang-orang tertentu yang paham dengan kondisi pasar, akan dapat mengolahnya menjadi pundi-pundi pemasukan. Misalnya bisnis jobfair, siapa yang mengira sebuah event yang cuma mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja akan dapat menarik minat banyak orang untuk ikut serta, terutama para korporat yang membutuhkan tenaga-tenaga baru.

Maka tak heran, dengan lulusan perguruan tinggi yang tiap tahun meningkat, dan dengan angka pengangguran yang masih cukup besar (sekitar 6,14 %), event jobfair jadi sesuatu yang layak digarap oleh sebagian pebisnis. Bayangkan, hampir 60 ribu orang, yang sebagian besarnya fresh graduate, menumpuk dan berdesak-desakan di ruang istora senayan yang luasnya tak lebih dari 3/4 lapangan sepakbola. Jika 1 orang harus membayar, misalnya 10 ribu saja (biasanya lebih dari itu) maka akan ada pemasukan lebih kurang 600 Juta, itu belum termasuk pemasukan dari sponsor. Jobfair ini pun biasanya dilaksanakan hanya 2 hari, paling lama 3 hari, jadi ongkos produksi tak terlalu besar untuk menyewa gedung, partisi, dan perlengkapan lainnya. Sebuah bisnis yang menjanjikan nampaknya.

Namun, dibalik itu, terlepas dari bisnis jobfair yang cukup potensial, terselip sebuah ironi bahwa mental yang kini masih terbangun dibenak putra-putri bangsa adalah mental pekerja. Sayapun tak memungkiri menjadi salah satu diantaranya karena memang sejauh ini tak ada pilihan lain. Kurikulum perguruan tinggi sedikit banyak memfokuskan para peserta didiknya untuk menjadi Ilmuwan atau akademisi, tak sedikit yang malah mengajarkan untuk menjadi seorang pegawai, lulus dengan skill pekerja kantoran. Hanya beberapa saja yang benar-benar mengarahkan lulusannya untuk menjadi pengusaha atau entrepreneur.

Hari ini sampai besok di senayan, event jobfair kembali diadakan, dan untuk kesekian kalinya perusahaan saya ikut serta di dalamnya. Ada beberapa hal menarik dan mungkin sedikit tips bagi anda yang ingin datang ke jobfair.

1. Istikhoroh dulu, kalau memang dari hasil networking kakak alumni atau teman sejawat belum ada kabar terkait lowongan kerja, barulah jalan terakhir ditempuh, ikutan jobfair. 

2. Carilah jobfair yang gratis, tapi klo tidak ada yang gratis, lihat dulu HTM nya, masuk akal kah dengan jumlah perusahaan dan korporat yang ikut serta? kalau cuma 20, 30 perusahaan dan tiket masuknya 30 ribu, lebih baik anda gunakan untuk makan di KFC paket combo, lebih bermanfaat dan bikin kenyang.

3. Bila anda sudah yakin dengan pilihan anda untuk tetap mengikuti jobfair, siapkan CV anda dengan membuatnya jadi lebih efektif dan atraktif. Cara membuatnya bisa dibaca di tulisan saya terkait hal ini di link berikut. Tulisan

4. Jangan berharap korporat yang hadir menjanjikan sesuatu yang wah..karena biasanya posisi yang dibuka memang untuk pekerjaan yang sifatnya teknikal atau klerikal yang membutuhkan pekerja yang lumayan banyak. Tapi tak tertutup kemungkinan juga ada yang membuka lowongan untuk posisi strategis, namun biasanya membutuhkan pengalaman beberapa tahun di satu posisi.

5. Cari perusahaan yang membuka lowongan MT (manajemen trainee) bagi anda yang ingin meng-akselerasikan diri sehingga tak lama-lama jadi bawahan. Biasanya perusahaan macam Mandiri, BRI, Astra Internasional, dan perusahaan bonafid lainnya membuka lowongan MT di setiap partisipasi mereka di dalam Job fair. Dan biasanya mereka mengadakan Walk In Interview, seleksi on the spot, sehingga mempercepat proses seleksi. Kalau mereka melakukan hal itu, maka jangan ragu untuk ikut serta.

6. Jangan memandang bagus tidaknya perusahaan dari display stand mereka yang ditampilkan dalam jobfair. Belum tentu display yang wah dan keren berbanding lurus dengan pekerjaannya. Bahkan mungkin saja yang displaynya menarik dan atraktif justru sebagai cara memancing para pencari kerja untuk mau melamar dengan posisi atau pekerjaan yang sebenarnya biasa saja.

7. Cari kakak senior di kampus yang mungkin jadi peserta di salah satu perusahaan (contohnya saya. haha), karena mungkin itu membantu anda untuk mendapat masukan terkait perusahaan yang mungkin layak untuk dilamar.

8. Terakhir dan lumayan penting, jangan terlalu berharap dipanggil secepatnya jika anda telah melamar di suatu perusahaan. Dengan ribuan lamaran yang masuk, akan sangat sulit bagi SDM di tiap perusahaan menyeleksi calon karyawan yang sesuai kualifikasi mereka. Jadi biasanya lamaran kita akan menumpuk dulu, lama, dan mungkin berdebu, hingga suatu saat ada yang melihat lamaran kita lalu merasa cocok dengan kualifikasi yang mereka cari. *sabar sabar ya

Hm.. Itu beberapa dari hal-hal terkait apa yang dapat anda lakukan saat mengikuti jobfair. Jangan terlalu sering ikut event-event seperti ini, selain bayar, potensi untuk menjadi tergantung pada pekerjaan sangat tinggi. Kalaulah ingin bekerja di korporat, ambil sisi profesionalismenya dan aplikasikan saat anda membuka bisnis anda sendiri. Karena sayapun juga sedang merintis.

Salam.

1 comment:

  1. makasih infonya kak, besok saya akan mengikuti ob fair di senayan.. mohon doanya kak.., :)

    ReplyDelete