Friday 25 January 2013

Mr. Almost

Kala itu saya masih cupu dan keliatan sekali bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang UI. Berangkat ke Depok saja harus cari barengan dulu. Untunglah beberapa teman se-SMA ada juga yang lulus di UI, setidaknya saya ada teman ke Depok untuk mencari tahu informasi pasca kelulusan SPMB, ditambah lagi beberapa senior pun nampak helpfull untuk membantu junior-juniornya yang baru lulus.

Tahun itu Afee (Admision Fee) untuk kali kedua diberlakukan setelah setahun sebelumnya untuk kali pertama UI membandrol harga masuknya dengan nilai selangit. Fakultas sosial rata-rata dipatok 10 Juta (termasuk psikologi), FK dan FT dipatok lebih tinggi lagi, 25 Juta, sedangkan MIPA dan FIB kalau tidak salah agak lebih ringan, 5 juta rupiah. Kalau dipikir-pikir, ah tak mungkin lah bapak saya bisa membayar sebesar itu, tapi bismillah, semoga permohonan keringanan biaya Afee dapat dikabulkan.

Singkat cerita, permohonan keringanan Afee sampai pada tahap wawancara dengan orang tua. Ibu yang saat itu datang bersama saya selalu berkata, "yang penting kita apa adanya, kalau kita memang mampunya bayar sekian, ya kita bayar sekian", yup, betul sekali, kejujuran akan membawa keberkahan. Kamipun berjalan melintasi pelataran parkir psikologi yang berada di samping Gedung H, yang ditempati oleh salah satu minimarket. Di saat itulah saya pertama kali berpapasan dengannya, ia berjalan bersama ayahnya menuju tempat yang sama dengan kami. Dari dulu hingga kini perawakannya tak banyak berubah, kurus, rambut cepak dan senyuman yang selalu nampak menghiasi wajahnya, ia si Mr. Almost.

Kami pun berpisah dengan orang tua masing-masing, sembari berdoa semoga diberikan yang terbaik. Sayapun berkenalan dengannya sembari menyebut nama masing-masing. Ada yang unik dari namanya "nama lu unik juga, gw panggil nama belakangnya aja ya", dan ia pun tak masalah dipanggil dengan nama itu.
"abis ini mau kemana?"  dengan tampang bodoh aku bertanya padanya
"lah? lo gak tau? kan ada ngumpul di belakang MUI, samping danau, yaudah bareng gw aja, gw juga mau kesana"
Jujur, saya betul-betul buta dengan acara kemahasiswaan, atau ospek di fakultas saya.

Dan sampailah kami ditepi danau dengan perkenalan dari para senior berjaket kuning, disertai beberapa aturan main selama proses orientasi mahasiswa baru. Tak banyak saya ingat saat itu, tapi yang jelas, salah seorang senior saya di SMA, yang saat itu jadi panitia, mengompor-ngompori saya untuk maju sebagai calon ketua angkatan, dan entah angin dari mana, dan bisikan setan apa, sayapun maju ke depan sebagai kandidat ketua angkatan. argh.. dan ternyata, dia pun ikut maju.

Sedikit perkenalan, dan basa basi busuk, kami bertiga pun akhirnya dipilih untuk menjadi ketua angkatan. Pastinya bukan saya yang terpilih, kalau sampai terpilih, jalan hidup saya mungkin berbeda *lebay. Saya tak terpilih, dia pun tak terpilih, lalu siapa yang terpilih? ternyata orang yang lebih baik dari kami. Karena saat itu pertama kalinya saya melihat ia dalam sebuah pemilihan, maka officially, itu untuk pertama kalinya ia menjadi Mr. Almost. Hampir hampir jadi ketua.

Keesokan harinya, saya bertemu kembali dengannya, kali ini di MUI. Dan sayapun heran, ia yang notabene maba banyak mengenal orang-orang di masjid, dan belakangan saya tahu, tahun sebelumnya ia kuliah di FT UI, Ah pantesan. Kamipun sedikit banyak saling bercerita dan berdiskusi tentang banyak hal. Ragam pemikiran dan ide briliannya menjadikan diskusi dan pertemuan dengannya jadi sesuatu yang mengasyikkan. Sehingga tak heran iapun diamanahi sebagai Wakil Kepala bidang Kajian Strategis di Senat F.Psi UI. wuiih.. keren kan? :p

Karir politiknya (heh?), maksudnya karir kemahasiswaannya pun berlanjut dengan dicalonkannya ia menjadi salah satu kandidat Ketua Lembaga dakwah Fakultas bersama 1 orang rekan, dan si ketua angkatan. Fit and Proper Test pun berlangsung dan tibalah hari pengumuman siapa ketua yang baru. Pemilihan tidak dilakukan dengan voting, tapi dengan musyawarah, dan akhirnya terpilihlah orang yang terbaik diantara mereka, kali ini bukan si ketua angkatan, dan bukan dia (lagi), officially, kali kedua menjadi Mr. Almost. hehe.

Waktu berjalan, dan sayapun makin tahu sosok si Mr. Almost. Orang yang amanah, sangat hati-hati dan penuh perhitungan (maksud lu lelet gar?, bukan..suudzhon aja sih.hehe). Sosok yang terkadang lucu, tapi juga frontal dan sarkas dalam becanda. hahaha. itu mungkin yang membuat si ibu wakilnya dulu di lembaga kemahasiswaan jatuh hati padanya. cuit cuit.. :p, (padahal dua orang ini dulu sering bentrok, gak nyangka bakal jadi)

Menjelang akhir masa studi di fakultas, ia tak gampang menyerah. Ia pun kembali maju sebagai kandidat Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru di F. Psi. Kali ini yang maju ada empat orang, 3 orang dari angkatan saya, dan satu orang lagi dari angkatan 2003 (wuih.. senior nih). Persaingan pun sengit, dan berdasarkan hasil FPT akhirnya yang terpilih adalah sang senior. Dan officially, untuk ketiga kalinya, ia menjadi Mr. Almost. hehe.

Diluar kampus, sayapun sering berdiskusi dengannya, membicarakan banyak hal tentang apapun, dari urusan politik kampus sampai masalah negara. Bahkan beberapa kali saya menginap di rumahnya. Sungguh diskusi dan interaksi yang menyenangkan. Iapun sosok yang berani dan keren kalau menurut saya, dikala orang-orang masih cupu dan bingung mau melakukan apa nantinya setelah lulus, dia melakukan gebrakan. Lelaki pertama di angkatan saya yang menikah yang belum lulus dan berhasil menggaet si ibu wakilnya jadi istri.. haha..

Dan hari ini, ia berulang tahun yang ke...*sensor, seorang bapak muda, suami teladan, dan sahabat yang hebat. Aidil Miladika Irwan Sujarwo, Suami dari Dewi Kumalasari dan ayah dari Fatih Taqiy Daniswara, semoga limpahan berkah selalu tercurah pada anda dan keluarga, tetap istiqomah dan jangan pernah berhenti tersenyum. :)

foto: http://minimalistica.org/wp-content/uploads/2010/11/Christopher-Sylvester-And-Matt-Tolfrey-%E2%80%93-Almost-There.jpg

3 comments:

  1. pertama kali gw ketemu tegar di balairung UI lagi ngantri daftar ulang..kesan pertama gw: ni orang agak2 songong kayaknya..hahaha sori OOT..tapi ternyata baik hati n tidak sombong ;p

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh iya ya? haha.. maafkan tegar di masa lalu yang agak2 songong..
      yang mudah2an yang sekarang bisa lebih baik dari yang masa lalu. hehe

      Delete
  2. hahaha... boleh boleh boleh...
    gar, lusa bikin tulisan ttg abang dong... :D

    ReplyDelete