Thursday, 31 January 2013

Kawan Kharismatik



Ia sosok yang kharismatik, jujur saja, tak banyak anak muda yang punya bakat kharismatik sepertinya. Loh emang kharismatik itu termasuk bakat? Eh maksudnya pembawaan untuk jadi orang yang cool, elegant, terkesan cuek dan terkadang gombalita sedikit banyak merupakan sesuatu yang inhibit. Sebuah perpaduan antara bagaimana ia memandang dirinya (self image) dan bagaimana lingkungan sekitar membentuknya. Hingga tak heran, jalan hidup seolah membawanya pada sebuah kondisi yang sesuai dengan bakatnya itu. Calon bos besar dari salah satu bank syariah terkemuka di nusantara.

Tentunya, awal pertemuan dengan orang semacam ini tak pernah mudah. Entah dengan kawan-kawan yang lain, tapi saya cukup bete dengan tingkahnya yang seolah cuek dan mas bodo terhadap lingkungan sekitar. Dulu saat saya masih Maba (mahasiswa baru), saya menumpang di rumah kontrakan kawan-kawan senior SMA dan saat itu, pastinya saya membutuhkan bimbingan dari kakak-kakak yang terlebih dahulu masuk kuliah.

Beberapa memang tampak cuek, tapi si orang ini bagi saya terlampau parah. Ketika saya main ke kamarnya di lantai atas rumah kontrakan, ia sedang asyik membaca buku kegemarannya karangan Robert T Kiyosaki dan bersandar santai di tembok kamar. 
“eh kak, saya tegar, maba psikologi, kakak di psikologi juga kan?
”oh psiko juga ya, iya betul saya di psikologi juga”
Dan ia pun dengan asyiknya lanjut membaca yang membuat saya akhirnya keluar kamar dengan tatapan heran. Argh.. Padahal tadinya saya berharap bisa sharing sesuatu, apapun itu, dengan senior yang sama-sama dari psikologi, tapi ternyata nih orang terlampau cuek. -_-

Memang, ketika dulu di SMA saya juga tak terlampau baik mengenalnya, ia lebih banyak aktif di ekskul Pelajar Siaga (jadi ketuanya loh..) sedangkan saya di rohis dan osis, jadi ya mungkin saja itu cuma kesan sesaat. Dan memang benar, di malam harinya, keakraban di kamar ‘bapak’ kontrakan yang difasilitasi oleh Game sepakbola di komputer membangun suasana yang tadinya agak kaku menjadi cair dan menyenangkan.

Sayapun menjadi tahu lebih banyak tentang dirinya, sosok yang lekat dengan pemikiran yang jernih, taktis dan penuh perencanaan. Penggila bola dengan kadar fanatisme yang mungkin agak berlebihan terhadap AS Roma, Timnas Italia, dan Maurinho. Seorang yang menyenangkan utuk diajak diskusi tentang berbagai hal, dari urusan sepakbola, isu-isu populer, sampai asmara. Haha. Ya ya, masa-masa itu, kala peralihan dari fase kampus ke fase professional jadi sesuatu yang pantas tuk dikenang.

Orang ini punya harga diri yang terbilang tinggi, tapi wajar saja, karena pria kharismatik memang biasanya seperti itu. Jadi jangan coba-coba saat bermain bola di game PES (pro evolution soccer), anda agak merendahkan dan bercanda dengannya. Bisa-bisa perang dunia ketiga bakal pecah. Hehe. Atau saat salah seorang pimpinan di tempat kerjanya yang lama, sebelum di bank syariah, agak mencelanya dan mempertanyakan kinerjanya. Andai saja bukan pimpinan, mungkin bogem mentah sudah melayang, karena ia yakin, kinerjanya tak perlu dipertanyakan lagi.

Kesan kharismatik kembali terlihat saat ia dinyatakan tidak lolos tes kesehatan di bank syariah tempatnya kini bekerja. Ia dipanggil ke kantor pusat dan diberi penjelasan terkait hasil tes kesehatan yang dilakukan sebagai salah satu tahapan seleksi pegawai. Mungkin sebagian orang akan kecewa dengan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan, tapi ia yang secara tak sengaja bertemu saya di kantor, dengan elegan menyalami saya seraya berkata sambil tersenyum
“semoga kita bisa bergabung bersama nanti.” Dan ia pun pergi berlalu diiringi soundtrack film laga serta kibasan angin gurun. #lebay #jangandiperhatikan.
Eh..Kenapa nih? Akhirnya sayapun coba mencari tahu. Selidik punya selidik, ternyata tes kesehatannya harus diulang karena ada indikasi peningkatan kadar sel darah merah, dan memang karena mungkin sudah jodoh, ternyata setelah tes darah diulang, ia dinyatakan sehat dan dapat bergabung.

Kini ia menjalani tahap baru dalam kehidupannya, professional muda, banker di salah satu pelopor perbankan syariah di Indonesia. Dengar-dengar, namanya pun sudah cukup dikenal di perusahaan ini, berbagai prestasi telah ditorehkan, salah satunya kalau tidak salah terkait dengan orasi, seorang orator ulung juga ternyata. Ditambah lagi, kini ia tak lagi sendiri, nampaknya ia telah menemukan si belahan hati. Perempuan baik seangkatan dengan saya, seorang rekan dan sahabat kala di rohis SMA dan psikologi dulu yang ternyata berhasil termakan gombalisme darinya. Wkwkw.. *gud job bro.. :p

Aidil miladika Mohammad Ghozali, suami dari Farah Zubaidillah, calon ayah yang hebat bagi penerus kejayaan umat. Semoga keberkahan dan kasih sayangNya selalu tercurah untuk kalian berdua di negeri Hasanuddin nun jauh di sana.

Nb. Terus minta sama Allah biar gw cepet dikasih keponakan. :)

foto : http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2011/10/laki-berjalan-sendiri1.jpg?c13ed3

4 comments:

  1. hiks.... makasih tegar... terharu T____T aamiinn aamiinn aamiin... makasih doanya dan tulisannya bro.. semoga nt cepet nikah :)

    ReplyDelete
  2. wow.......
    thanks bro...semoga tulisan ini menjadi doa...amiiiin....semoga kemudahan menyertai ente untuk menyongsong perjalanan hidup yang lebih indah....^^

    ReplyDelete