Saturday 19 January 2013

Haters gonna hate

Jagat maya tak henti memunculkan sensasi dan memaksa kita mencermati kembali apa-apa yang terjadi di sana. Selalu ada hal-hal unik yang sayang jika kita lewatkan begitu saja, salah satunya adalah komentar-komentar para user di internet yang kadang kala lebih menarik dibandingkan isu dan berita utamanya (main topic).

Jika kita membuka kaskus, detikcom, youtube dan forum dunia maya lainnya kita akan mendapatkan banyak komentator yang berkicau, ada kalanya dengan bahasa yang santun, tapi tak sedikit pula yang menggunakan kata-kata offensif dan emosional. Terkadang komentar tersebut memang benar adanya, yang mungkin mewakili hasrat terpendam dari lubuk hati terdalam para netter. Walaupun sebagian besar user yang berkomentar dengan bahasa-bahasa itu tak mencantumkan identitas asli mereka.

Ada banyak hal yang mungkin menyebabkan hal ini, bisa karena takut citra dirinya tercemar dan membuat dirinya dianggap buruk oleh teman dan kerabatnya yang membaca, atau mungkin mereka ingin memposisikan diri pada profil baru yang mereka ciptakan kembali, berbeda dengan profil mereka di dunia nyata. Di dunia nyata mungkin mereka hanya seorang anak pemalu dengan kacamata besar dan jerawat penuh menyesaki wajah (konstruk sosial di kalangan anak muda bagi seseorang yang kuper). Tak seorangpun yang melirik dan menyadari kehadiran mereka. Tapi di dunia maya, mereka seorang yang percaya diri dengan ucapan-ucapannya, punya argumen meyakinkan dan tak segan berdebat tentang suatu hal walaupun sekedar pembicaraan sepele. Mereka didaulat menjadi seorang pemimpin, disegani dan dihormati, kehadirannya diperhitungkan. Berbeda sangat dengan dunia nyata.

Tapi tak semua user seperti itu, mungkin cuma sebagian kecil saja. Karena sepertinya kini tiap orang sudah nyaman dengan diri mereka yang ada di dunia nyata sehingga tak perlu lagi menciptakan profil baru yang berbeda di dunia maya (bukti keberhasilan training pengembangan diri dan motivasi). Yang mungkin sering kita jumpai sekarang adalah identitas palsu dan anonim yang hanya dipergunakan untuk sekedar membalas sebuah berita atau posting di internet. Membuat mereka lebih aman dan nyaman dalam mengomentari sesuatu.

Modus anonim dan identitas palsu ini cenderung efektif dan instan menjadikan seseorang berbeda dengan dirinya di dunia nyata. Hal-hal yang sebelumnya cuma bisa disimpan dalam hati yang akan membuat mereka dipersepsikan buruk dengan komentar yang offensif dan emosional dapat disalurkan tanpa tekanan dan beban. Walau menurut saya hal itu merupakan sebuah penyakit, benih hipokrit yang berpotensi menjalar dan menulari orang tersebut. Di luar berkata A dan mendukung B tapi di dalam hati berkata B dan mendukung A. Di luar menyukai A tapi di dalam hati membenci A.

Tapi memang, jagat maya kini memberikan perspektif  baru mengenai cara manusia berinteraksi dan membangun karakter. Ya kalau menurut saya yang paling ideal adalah percantik diri sebaik-baiknya hingga tak segan menyuarakan dan berpendapat tentang suatu hal walau dianggap offensif dan emosional, serta tak ragu untuk menampilkan diri (show off) di hadapan orang-orang. Apa yang kita tunjukkan adalah apa yang ada pada diri dan hati kita, tak perlu minder dan takut terhadap persepsi orang kebanyakan. Kalaulah kita tetap dimusuhi dan dijauhi atas usaha dalam membangun kualitas diri, atas segala perkataan dan tindakan hebat yang kita lakukan, santai saja, karena kita memang tidak bisa memuaskan semua orang karena kita memang bukan alat pemuas.hehe

Haters always gonna hate.

foto : http://mboke.files.wordpress.com/2011/07/tutup-kuping.jpg

No comments:

Post a Comment