Wednesday 18 March 2009

Father and Son


Ayah dan putranya. Mereka selalu berdua, bersama menuju masjid di dekat rumahku untuk menunaikan kewajiban bagi seorang muslim. Sholat berjamaah. Meski si anak masih kecil dan tentunya belum mengerti apa dan mengapa sholat berjamaah. Tapi terlihat dari mimik wajah si anak dan celotehan riangnya, betapa ia menikmati kesejukan hati di rumah Tuhan.

lalu si ayah, begitu setia menyertakan putranya di setiap waktu-waktu sholat. terutama di waktu sang ayah selepas pulang bekerja, maghrib ataupun isya. Penanaman nilai mahabbatulloh telah ditekankan si ayah semenjak sang anak kecil.

Begitu indah melihat mereka berjalan berdua. Melihat genggaman si anak yang memegang erat jari si ayah hingga tak seluruhnya tergenggam, jari si ayah terlampau besar untuk tangan-tangannya yang mungil. Dan betapaku semakin melihat keindahan itu kala menyadari ada sesuatu dari si anak yang membuatku semakin terharu melihat mereka berdua berjalan beriringan menuju rumah Tuhan.

Si anak ternyata menderita mental retardation. Ia tidak mampu beradaptasi layaknya seorang anak berusia 7 tahun. Ia masih harus dipakaikan baju, disuapi, dan masih harus memakai popok untuk mengantisipasi kemungkinan ia buang air secara tiba-tiba.

Tapi si ayah nampaknya tak mempersoalkan kondisi putranya. Ia dengan setia mendengar celotehan si anak, mendengarnya kala menangis di masjid, tersenyum padanya kala ia berhasil memakai sendalnya sendiri. Setiap waktu episode ini terulang kala aku sempat sholat berjamaah bersama mereka.

Hingga untuk ke sekian kalinya ku melihat mereka berjalan beriringan diwaktu sore. Rasa kagum ku tak pernah pudar. Saat si ayah,tanpa rasa bosan, kembali dan kembali membawa sang putra mengenal Robbnya walau mungkin ia menyadari akan terus seperti ini hingga akhir waktu.

Wednesday 11 March 2009

Kelihaian Seorang Yahudi

Agaknya euforia ideologis kerap kali muncul ketika fase-fase awal sebuah -isme berdiri. Suatu semangat ketertarikan menggebu ketika ada paham baru yang timbul. Ibarat seorang anak kecil yang baru bisa naik sepeda, ia begitu gembira sampai-sampai tak ada hari tanpa bermain sepeda.

Setali tiga uang dengan -isme yang muncul di Jerman pada dekade awal abad 20. Hitler dengan sempurnanya menyusun sebuah paham yang menggelorakan benih-benih chauvinis di dada rakyat Jerman. Ia menghipnotis hampir seluruh penduduk Jerman dengan doktrin ras arya-nya. Yang mengatakan bahwa ras arya adalah ras terbaik di dunia, dan rakyat Jerman adalah pewarisnya. Sehingga setiap bangsa yang tak jelas rasnya, harus dimusnahkan agar tercipta tatanan baru masyarakat dunia. Doktrin ini disampaikan setiap kali ia memiliki kesempatan untuk berpidato. Dan seperti yang telah saya katakan di awal tulisan, terjadi semangat menggebu atau euforia ideologis dari sebagian besar rakyat Jerman atas doktrin yang diberikan Hitler.

Konsekuensi atas euforia ideologis ini adalah terjadinya penindasan pada salah satu ras ataupun suku bangsa. Salah satunya, seperti yang telah kita ketahui bersama, bangsa Yahudi. Ketika itu di masa-masa awal berdirinya -isme ras arya, rakyat Jerman hampir sebagian besar menolak kehadiran seorang yahudi di daerahnya. Kalau kita menonton film the pianist mungkin agak sedikit menggambarkan bagaimana suasana pada masa itu (walaupun film itu sendiri masih jadi kontroversi).

Lalu suatu ketika dimasa-masa itu terdapat lah seorang pemuda yahudi yang baru saja datang dari Jerussalem. Meski telah diperingatkan secara terperinci oleh sanak keluarganya disana bahwa Jerman sedang tidak aman bagi orang Yahudi. Ia tetap bersikeras menuju Jerman untuk urusan niaga. Dan dengan santainya ia berjalan-jalan di sebuah daerah di jerman. Yang celakanya adalah salah satu tempat dimana penduduknya begitu eksterim dalam memahami -isme ras arya Hitler. Ditambah dengan pakaian khas Yahudi lengkaplah sudah ancaman terhadap diri pemuda itu.

Maka, tak menunggu waktu lama sebagian besar penduduk pun mulai mengurungnya dan mengatakan "bunuh dia! gantung dia! dia orang Yahudi yang kotor". Pemuda itupun terkepung dan seketika teringat akan peringatan dari sanak saudaranya di Jerussalem. Ia pun sedikit menyesali mengapa ia begitu bodoh tidak menghiraukan peringatan itu. Kini, tidak mungkin baginya menyelamatkan nyawa. Akhirnya dengan memberanikan diri, ia berkata kepada kerumunan orang itu.

"wahai orang Jerman yang mulia, keturunan ras arya yang hebat! kalian ingin membunuhku karena aku orang Yahudi bukan?? tidakkah cukup bagiku hukuman karena aku dilahirkan bukan sebagai orang Jerman??"

Mendengar ucapan pemuda itu, kemarahan dan kebencian orang-orang Jerman itupun mereda. Bahkan mereka gembira mendengar ucapan pemuda itu yang merendah. Pemuda itu pun selamat dari maut.

Untung saja ia diberikan kelihaian para leluhurnya (baca alquran ataupun kitab-kitab agama samawi banyak keterangan tentang kelihaian bangsa Yahudi), kalau tidak mungkin saja kini ia telah mati ditangan orang-orang Jerman itu.

P.S :
Cerita tentang pemuda yahudi itu fiksi belaka, jika ada kesamaan nama tempat dan alur kejadian itu hanya kebetulan semata..hehe..

Tuesday 10 March 2009

sebuah dialog 3

Di sebuah kediaman yang tenang dan damai hiduplah seorang pria bersama istrinya. Si suami adalah seorang yang buruk rupa sedangkan istrinya adalah seorang wanita yang rupawan.
pada suatu hari keduanya terlibat pada sebuah perbincangan yang menarik.

X: suami
Y: Istri

Y: "Aku yakin suatu hari nanti kita berdua akan masuk surga"
X: " bagaimana kau tahu dan sangat yakin bahwa kita nantinya akan masuk surga?"
Y: "sebab kau diberi istri seperti aku, dan kau pun bersyukur. sedangkan aku diberi suami seperti kau dan aku bersabar. orang yang bersabar dan bersyukur pastilah masuk surga"

Pesan moral : segalanya kan lebih indah kalau kita selalu positve thinking..hehe..

Sunday 8 March 2009

Sebuah dialog 2

Di suatu daerah terdapatlah sebuah masjid yang kini nasibnya semakin mengenaskan. tak hanya sepi dari jamaah tapi kondisi fisiknya pun mengenaskan. lalu tersebutlah seorang pemuda yang setiap hari selalu datang ke masjid itu. meski sepi si pemuda ini tetap semangat melakukan sholat berjamaah walau terkadang tak ada satupun jamaah yang menemaninya.

Berita tentang ke-istiqomah-an pemuda ini terdengar hingga ke telinga seorang pejabat pemerintah di daerah itu. Si pejabat hendak memberi hadiah pada si pemuda ini karena kekonsistenannya dalam melakukan sholat berjamaah.
lalu suatu hari si pejabat menemui si pemuda di masjid itu.

si pemuda: X
Si pejabat : Y

Y: Wahai pemuda, mintalah kepadaku kebutuhan-kebutuhanmu
X: aku malu di rumah Alloh memohon kepada selain Alloh

mendengar itu si pejabat menunggu si pemuda hingga ia meninggalkan masjid

lalu di luar masjid

Y: sekarang engkau sudah diluar masjid, maka mintalah apa saja yang engkau inginkan
X: dari kebutuhan duniawi atau akhirat
Y: dari kebutuhan duniawi
X: aku tidak meminta kebutuhan-kebutuhan duniawi dari Yang Memiliki dunia. bagaimana mungkin aku meminta pada orang yang tidak memiliki dunia

seketika si pejabat termenung..
semenjak itu ia bersumpah tidak akan menilai sebuah ibadah dan penghambaan pada Alloh dengan materi yang nilainya tidak seberapa. bila dibandingkan kepemilikan Robbul Alamin di alam semesta ini.

Sebuah dialog..

X : saya ingin mengajukan satu pertanyaan pada anda
Y : Silahkan..

X: kapan seorang yang tidur menikmati tidurnya?
Y: hm..ketika ia bangun tidur

X: bagaimana ia bisa menikmati tidur sedangkan ia telah bangun??
Y: kalau begitu, ya.. kelezatan tidur sebelum dia tidur..

X: bagaimana dapat menikmati kelezatan tidur padahal dia belum tidur?
Y: hm.. tidak ada pilihan lain berarti kelezatan dan kenikmatan tidur saat dia tidur..

X: orang yang sedang tidur tidak merasakan sesuatu. bagaimana bisa orang yang tidak sadar bisa merasakan sesuatu??
Y: *termenung*

X: *kembali bertanya pada orang lain yang sempat membaca tulisan ini..*

***______________***

Monday 2 March 2009

Skripsi, Minta Tolong pada MP'ers sekalian..

Assalamualaikum

Alhamdulillah, saat ini saya sedang menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi (udah tau belom ya?gapapalah di kasih tau lagi..hehe..). Di tahun akhir ini saya sedang mencari subjek untuk menyebar kuesioner penelitian..kuesioner ini hanya menjadi bagian dari uji alat ukur sehingga nantinya dari hasil uji alat ukur ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk membuat alat ukur atau kuesioner yang lebih baik

IYA TEMAN2....saya lagi membutuhkan subjek. Subjeknya Polantas di daerah sekitar jabodetabek. kriterianya sedikit kok

1.Pria atau Wanita

2. kerja jadi polantas.

itu doank sih,,

jadi yang punya kenalan, mau saudara, tetangga, temen dll yang jadi polantas di jabodetabek.. saya minta tolong yakk.
..
makasih banyak mau baca tulisan ini...teriima ksih juga kepada teman2 MP'ers....saya doakan semoga dibalas dengan kebaikan oleh Alloh...amin. .