Monday, 11 February 2013

Pegawai Negeri Sipil

Perjalanan saya di BSM (Bank Syariah Mandiri) dari sekian puluh perjalanan dalam merekrut pegawai berakhir di kota Bengkulu. Seyogyanya saat itu, saya yang akan resign di akhir bulan, tak lagi diberikan 'jatah' merekrut pegawai di luar kota, tapi karena kebutuhan yang mendesak dan SDM di bagian Rekrutmen yang minim, maka sayapun diberikan tanggung jawab terakhir untuk merekrut dan menyeleksi pegawai di wilayah pesisir barat Sumatera.

Bengkulu yang merupakan daerah pesisir baru berdiri sebagai provinsi di tahun 1967. Sebelumnya Bengkulu merupakan Kotamadya yang menjadi bagian dari provinsi Sumatera Selatan. Perkembangan Bengkulu sebagai provinsi nampaknya tak secemerlang Sumatera Selatan ataupun Riau. Tak banyak hal menarik yang saya dapatkan ketika bertandang ke Bengkulu. Paling-paling saya hanya bermain ke daerah pantai panjang, Monumen Hamilton, atau sekilas melihat Rumah Bung Karno ketika dulu diasingkan ke Bengkulu. Selebihnya saya hanya berkeliling kota yang tak sampai 1 jam sudah selesai saya kitari. Mungkin ini yang menyebabkan Garuda Indonesia belum membuka jalur penerbangan ke provinsi Bengkulu.

Hari seleksi pegawai pun tiba, saat itu ada sekitar 60 orang yang mengikuti Psikotes dan Interview. Padahal yang diundang ada sekitar 100 orang peserta, selebihnya tidak hadir. Beberapa orang kawan dari BSM cabang Bengkulu pun mengeluh, mencari pegawai di sini terbilang sulit. Bukan karena jumlah pencari kerja yang sedikit ataupun persaingan antar perusahaan yang ketat, tapi lebih karena mindset yang masih berkembang di masyarakat sana, jadi PNS adalah segalanya.

Di Bengkulu jadi PNS adalah impian, pekerjaannya santai dan waktu kerjanya pun bisa diatur, tak ada aturan yang ketat. Ditambah lagi karena sebagian besar PNS yang diterima adalah 'bawaannya' pejabat atau yang memiliki dana melimpah agar mulus melangkah menjadi PNS, maka mereka pun dengan seenaknya bisa menolak bekerja dan tidak masuk kantor dengan beralasan. "Gw kan udah bayar segini, gw kan saudaranya pejabat ini jadi wajar donk kalau terserah gw kerja kapan aja" dan lain sebagainya.

Maka jadi sesuatu yang spektakuler saat ada seseorang yang bisa lolos murni menjadi PNS di Pemkot Bengkulu. Karena (katanya) hampir 80 persen yang diterima adalah referensi pejabat atau sanggup membayar uang sekian puluh juta. Salah seorang kawan di BSM cabang Bengkulu pun berujar "Aduh Mas Tegar, itu ya temen saya itu si X, dia itu pas waktu kuliah aja kita gak yakin dia bakal lulus kuliah, udah gitu tiba-tiba kemarin dia bisa lolos PNS. Gak mungkin lah dia diterima PNS, bisa diterima kerja aja kita masih ragu, apalagi bisa keteima PNS, ah tapi kami baru ingat, wajar saja dia bisa diterima, dia kan anaknya juragan sawit, duitnya melimpah."

PNS disana itu ibarat deposito, mereka membayar sekian puluh juta lalu akan dicairkan kembali dalam bentuk gaji tiap bulannya dan pensiun di hari tua nanti. Syukur-syukur dapat lebihan dari proyek pemerintah, tapi tak jadi soal bila memang jarang dapat proyekan, status sebagai PNS dan pekerjaan yang santai sudah cukup bagi mereka.

Duh sungguh miris mendengarnya, gaya hidup dengan orientasi santai terkadang jadi sesuatu yang mengerikan. Apapun dilakukan asal bisa hidup enak dan tak perlu lagi susah-susah berpikir, meski dengan membayar puluhan juta agar bisa lolos sebagai PNS. Kini penerimaan PNS tak lagi berdasarkan jumlah kebutuhan pegawai yang berbanding dengan jenis pekerjaannya, tapi lebih karena seberapa banyak yang mampu membayar. Hingga tak heran dana APBD yang semestinya disalurkan untuk membangun infrastruktur dan mensejahterakan masyarakat, kini habis 65 %-nya hanya untuk menggaji mereka-mereka itu. Fiuh..


10 comments:

  1. padahal, ane dah pengen keluar dari PNS gan
    pengen gelar dagangan aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantab gan..
      mesti banyak2 berguru ama ente kayaknya nih. hehe

      Delete
  2. Asslm. Kaak.
    Laporan, aku keterima cpns tanpa membayar uang sepeser pun atau punya kenalan lho.
    Bener-bener hasil usaha sendiri, ayeee..
    Insya Allah mulai tahun ini penerimaan pns diseleksi dgn lebih baik, dan harus semakin baik ke depannya.
    hihiiiy..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam.. alhamdulillah.. keren dah..bukan usaha sendiri, ada peran Allah disana. hehe.
      keterima dimana??

      Delete
    2. He-eh, peran Allah, doa orang tua, keluarga, sahabat, temen dan sebangsanya, ehaha..
      Aku di Sekretariat Negara, bagian SetWapres, ihiiiy..

      Delete
    3. q dh lolos tes cpns 2008, juga free tnpa sogokan. tp jujur, sejk ktrima q dah ragu unt ngjlani jdi PNS. trnyta betul, sistem yg ada bner2 bkin eneg. trlalu bnyak birokrasi ANEH yg hrus dislesaikn....
      Gk tau, rsanya pingin out, tp gak enak ma ortu krna ini mnjdi kbanggaan mreka. pdhal q yg ngjalani rsa gk sreg dgn brbagai sistem di dalmnya. trlalu bnyak sandiwara, pnipuan, aplgi soal prtnggungjawaban keuangan.

      Delete
  3. Kak, yang Anonim di atas itu aku, hehe..

    Wassalam

    ReplyDelete
  4. Setuju, bengkulu kotanya nggak berkembang. Saya bekerja di salah satu perusahaan nasional, dan dapat penempatan bengkulu. Serius saya tidak betah di sini. Kotanya sepi. Minim hiburan, pilihan makanan yg tidak bervariasi. Penerbangan cuma 2 maskapai dgn harga seenaknya. Pengen resign segera, berasa kembali ke tahun 80'n.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuih.. praktisi pekerja nya langsung yang ikut berkomentar..hehe
      semoga anda segera mendapatkan pekerjaan yang terbaik dan diberikan kesabaran serta keikhlasan dalam menjalani hari-hari di bengkulu. :)

      Delete