Thursday 21 February 2013

Gaya si Penulis



Sangat menyenangkan bila mencermati gaya menulis beberapa orang di ragam media, entah itu di Blog, Surat Kabar, ataupun artikel-artikel ringan di dunia maya. Jelas terlihat perpaduan bakat, pengaruh seorang penulis, dan background lingkungan pendidikan menjadi tiga faktor utama yang membentuk karakter kepenulisan seseorang. Sebuah karakter yang sedikit banyak tak memiliki arti apapun jika tiga faktor utama tersebut tidak diolah dalam sebuah pembiasaan mengartikulasikan pemikiran menjadi sebentuk kata dan kalimat.

Faktor pertama yang mungkin mempengaruhi gaya menulis seseorang adalah bakat. Ada yang mengatakan bahwa bakat itu bukan segala-galanya untuk menulis karena yang paling penting adalah bagaimana seseorang membiasakan dan mendisiplinkan diri dalam menulis.

Memang ada benarnya, tapi mungkin bakat itu juga berhubungan dengan passion, minat, dan energi yang meluap-luap. Sehingga biasanya orang yang berbakat akan dengan mudahnya dan senang hati melakukan sesuatu karena ada passion, minat, dan energi disana. Jadi bisa saja jika faktor pertama yang mempengaruhi gaya menulis seseorang adalah bakatnya.

Faktor kedua adalah pengaruh seorang penulis. Ketika awal-awal mencoba menulis, biasanya seseorang akan meniru bagaimana bentuk tulisan yang tepat untuknya, yang sesuai dengan jumlah kosa kata di dalam kognisi. Jadi tidak heran dan merupakan hal yang wajar saat ada seorang murid meniru bagaimana si guru menuliskan sebuah tulisan.

Si guru yang tahu bagaimana perkembangan kosa kata si murid, menyesuaikan bentuk-bentuk kalimat sejauh yang dipahami oleh sang murid. Maka saat seseorang menggemari seorang penulis, bisa jadi buku si penulis sudah matching dengan perkembangan kognisi orang itu. Hingga kecocokan diantara keduanya membuat si orang itu memiliki gaya menulis yang menyerupai si penulis.

Sedangkan faktor yang ketiga adalah background lingkungan pendidikan. Suka tidak suka background pendidikan yang berkembang dalam lingkungan seseorang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada gaya menulis seseorang. Orang yang dibesarkan di lingkungan pendidikan pesantren tentu saja berbeda dalam hal menulis dengan orang yang dilahirkan di lingkungan pendidikan tinggi.

Orang yang dibesarkan di pesantren mungkin saja gaya menulisnya terkesan alami, bijak, dan penuh dengan frase perenungan nilai-nilai religius. Berbeda dengan orang yang dibesarkan di lingkungan pendidikan tinggi yang mungkin gaya menulisnya terkesan strategic, visioner dan bersemangat.

Jika tiga faktor itu telah tepat dimiliki seseorang, tinggal kini faktor pembiasaan yang berperan. Selalu mengasah diri untuk terus menulis dan menjadikannya tetap tajam dengan artikulasi pemikiran dalam sebuah tulisan. Hingga nantinya impian dalam mewujudkan Pram baru, Andrea Hirata baru, Es Ito Baru, JK Rowling baru, dan Dan Brown baru tak sekedar cita-cita belaka.


No comments:

Post a Comment