Thursday 14 February 2013

27 Tahun Pernikahan.

Dua puluh tujuh tahun memang bukan waktu yang singkat dan bukan pula waktu yang lama untuk hitungan sebuah pernikahan. Angka yang masih standar jika dibandingkan dengan kakek-nenek kita dulu. Tapi kini dengan fenomena kawin-cerai yang merajalela, angka dua puluh tujuh tahun jadi sebuah kebanggaan bagi mereka berdua. Apalagi jika melihat proses mereka bertemu dan menetapkan hati tuk menikah. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh orang-orang zaman sekarang.

Mereka bukan aktivis rohis kampus, bukan pula anak dari seorang ustadz yang mafhum dengan proses taaruf. Si lelaki hanya lulusan SAA yang nyaris masuk FKUI kalau bukan karena kondisi waktu itu yang tak memihaknya. Sedangkan si perempuan cuma lulusan madrasah aliyah di Sumatera Barat yang mungkin tak pernah membayangkan bakal menghabiskan sebagian hidupnya di tanah jawa. Mereka hanya dua insan biasa yang berharap sesuatu yang sederhana, semoga dia jodoh saya.

Mereka bertemu setelah si lelaki melihat foto si perempuan yang ditunjukkan oleh sang ibu.
"Gimana? Mau? Dia itu anak salah seorang kerabat kita di kampung, orangnya baik, sholehah, ramah dan.. cantik"
Ia tak bisa menjawab saat itu juga. Ia butuh sebuah saran.
"Tunggu ya bu, istikhoroh dulu. 3 hari lagi semoga sudah ada jawabannya"
Tiga hari kemudian, setelah konsultasi yang panjang ia pun menetapkan hati. Semoga ini yang terbaik.
"Ya sudah bu, coba ajak orangnya kesini, ke jakarta"

Perjalanan si perempuan menuju Jakarta ternyata tak mudah. Ketiadaan maskapai penerbangan murah di kala itu membuatnya menggunakan kapal laut yang memakan waktu 3 hari perjalanan. Sesampainya di Jakarta ia pun akhirnya bertemu dengan si lelaki. Mereka berbincang panjang dan lama ditemani oleh orang tua masing-masing. Singkat kata dan akhirnya keesokan harinya merekapun menikah.

Hah? Cepat sekali..! Gak takut salah milih tuh? Emang udah cinta? Ah paling juga gak lama. dan berbagai pertanyaan yang mungkin muncul setelah membaca cerita mereka. Tiap orang memang memiliki penilaian masing-masing. Tapi jika disimak dari track record keluarga mereka hingga kini, sepertinya mereka memang berjodoh. Alhamdulillah Rumah tangga mereka baik-baik saja hingga sekarang. Materi yang cukup, suasana rumah yang damai, nyaman serta bahagia dengan anak-anak yang beranjak dewasa. Tiga orang anak, Alhamdulillah 2 orang lulusan UI yang telah bekerja di perusahaan milik negara, dan satu orang lagi si bungsu yang masih kuliah di UNPAD.

Hm..Sekali waktu saya pernah menanyakan hal yang serupa kepada si lelaki.
"Emang waktu itu saat memutuskan menikah, udah cinta?"
Si lelaki pun hanya tersenyum dan berkata
"kalau memang sudah istikhoroh dan niat karenaNya semata, insyaAllah Dia yang maha pemberi Cinta akan memberikannya ke dalam hati kita kok"

Baiklah.. nampaknya saya harus banyak berguru pada mereka.

Barakallah Pak, Bu.. semoga langgeng hingga surgaNya.


1 comment:

  1. subhanallaah... met ulang taun pernikahaann bapak ibunya tegar.. semoga cepet dapet mantu. aamiinn..

    ReplyDelete