Saturday, 23 February 2008

Mencermati RKAT UI 2008



malam ini di asrama, seperti biasa kami semua mengadakan rapat rutin tiap pekan. kalo di lembaga2 formal atau nonformal lebih dikenal dengan krida. malam itu kami seperti biasa membahas hal-hal yang menyangkut asrama dan kegiatan2 di dalamnya. semua santri ppsdms telah hadir, minus ketua BEM UI dan FISIP. klo ketua BEM UI katanya lagi ngisi acara di asrama UI, klo ketua BEM FISIP belum ada kabar. jadi tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada mereka berdua, akhirnya kami memulai krida pekan ini.

seperti biasa, krida pekan ini membahas tentang berbagai hal di asrama. dari masalah piket hingga perekrutan calon santri baru PPSDMS 2008-2010. di tengah pertemuan itu akhirnya salah satu dari dua orang yang telah saya sebutkan di awal datang juga, Adhi Ketua BEM FISIP. tanpa banyak bertanya, Adhi mengikuti krida ini hingga selesai. nampaknya ada sesuatu hal yang membuat Adhi terdiam hingga tak bergairah mengikuti krida ini. seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. saya ingin bertanya, namun keinginan itu saya tahan hingga krida selesai dan Adhi menyampaikan sesuatu.

"teman-teman, hari rabu nanti insyaAlloh, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan UI akan disahkan, dan salah satu point dalam RKAT itu adalah menaikkan anggaran SPP sebesar 300 ribu rupiah. awalnya UI telah mengatakan bahwa SPP akan naik, namun saat itu isu yang beredar adalah kenaikannya hanya 70 ribu." tutur Adhi menjelaskan secara seksama kepada kami.

jujur, saat itu kami sempat terdiam sesaat setelah Adhi menjelaskan hal ini kepada kami. terlintas dalam benak saya wajah-wajah penuh harapan dari anak bangsa yang pupus hanya karena masalah finansial. wajah-wajah yang merupakan representasi indonesia sesungguhnya. karena saya yakin, UI yang menyandang nama besar bangsa ini, masih layak disebut representasi indonesia sebenarnya. sebuah keyakinan yang terbentur dengan realita yang ada. karena sekarang UI hanya milik sebagian orang yang mampu memenuhi mahalnya biaya pendidikan tinggi, meski dengan itu sebagian dari mereka harus rela banting tulang untuk memenuhi tuntutan ini.

Lalu Adhi melanjutkan penjelasannya yang membuat saya terbangun dari khayal sejenak “tapi, hal ini dapat kita ubah dengan menyatukan semua elemen dari mahasiswa. Dengan suara bulat mahasiswa menolak kenaikan SPP, semoga rencana ini tidak akan terjadi. Untuk itu saya harap kita semua dapat menjelaskan hal ini pada teman-teman di fakultas kita untuk menolak kenaikan SPP ini”.

“saya tidak tahu persis apakah hal ini berlaku surut, jadi anak 2007 ke bawah tetap kena kenaikan ini atau tidak. Tapi yang jelas MABA 2008 sudah hampir terkena kenaikan ini jika memang kenaikan ini benar-benar terjadi” jelas Adhi menambahkan pernyataannya tadi. mendengar hal ini seperti sebuah panggilan bagi saya. Panggilan agar tidak menjadi generasi yang tidak bertanggung jawab pada generasi setelahnya. Generasi yang membiarkan calon-calon penerusnya terbebani akibat ketidakberdayaannya untuk mencegah sebuah ketidak adilan terjadi.

…Ayo, bangkit bersama agar UI tetap menjadi Kampus rakyat. Agar UI dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh anak bangsa…




6 comments:

  1. wuah...gawat bener...
    jadi inget shofwan di seleksi calon rektor dulu..yang selalu bertanya ke tiap calon rektor "gimana biar UI tetap jadi kampus rakyat?"

    ReplyDelete
  2. bukan hanya shofwan...tapi seluruh anak UI juga bertanya seperti itu sebenarnya...

    kewajiban kita untuk mewujudkan hal itu...

    ReplyDelete
  3. hmm,,,,bisa ga yah,,UI jadi kampus rakyat seutuhnya???dan bukan menara gading pendidikan yang ga tersentuh kaum marjinal

    ReplyDelete
  4. bisa aja dey...meski sekarang UI udah jadi BHMN, namun hakikat BHMN itu sebenarnya adalah mencari sumber2 dana alternatif dengan menciptakan unit2 usaha. secara gak langsung menggiatkan perilaku entrepreuner...

    tapi sekarang kenyataannya, justru pihak UI tidak dapat(atau belum) mampu menciptakan itu. tetap saja membebankan biaya pendidikan pada mahasiswa...

    yah...begitulah...

    ReplyDelete
  5. ya,,makanya,,,k'tegar maju dun jadi rektor,,,

    bakal ku dukung deh,,hihihi,,,

    ReplyDelete
  6. loh dey???..dikira udah tau??tapi gak papalah...

    mungkin dea baru bisa mengungkapkannya sekarang....

    he..he.. :p

    ReplyDelete