Monday, 18 February 2008

kompetensi berbanding lurus dengan idealisme


layaknya sebuah laboratorium, kampus adalah tempat berbagai idealisme disemai dan dikembangkan. bagaikan sebuah eksperimen, mahasiswa merupakan anasir utama dalam laboratorium ini. tak heran berbagai kemungkinan coba diterapkan dalam laboratorium ini, dalam eksperimen ini. kemungkinan untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai tempat percontohan idealnya negara, percontohan idealnya birokrat berperilaku, tempat percontohan idealnya manusia indonesia sesungguhnya. maka tak salah bila ada yang mengatakan bahwa kehidupan mahasiswa adalah dunia idea yang dimaksud oleh aristoteles, plato, dan filsuf yunani lainnya.

bila itu tujuan dari eksperimen ini, maka seharusnya telah banyak bibit-bibit unggul hasil binaan laboratorium besar perguruan tinggi sebagai solusi bagi permasalahan bangsa. karena hendaknya ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan dalam laboratorium ini dapat membawa dampak yang sama pada negara tempat mereka tinggal. namun, apa yang terjadi saat ini? justru para alumni laboratorium ini yang membawa permasalahan baru di negara mereka. mereka yang tadinya berteriak-teriak bagaimana idealnya negara dijalankan, justru mengingkari perkataan mereka sendiri ketika mereka menjadi anasir dari eksperimen laboratorium.

sungguh, ini adalah sebuah hal yang memprihatinkan. bagaimana sebuah fungsi intelektual dan moral mahasiswa tidak berfungsi utuh ketika mereka terjun ke dunia nyata. sebuah gambaran kecil yang memperlihatkan pada kita bahwa idealisme semu dengan berbagai bungkusnya telah menjadi sebuah fenomena di kalangan intelektual negeri ini. bungkus-bungkus yang terlihat sebagai militansi, loyalitas pada negeri. hingga mereka(baca:mahasiswa) tidak lagi memperhitungkan kompetensi di dalam membangun idealisme.

telah kita bahas di awal tulisan ini bahwa mahasiswa dengan berbagai aktivitas mereka merupakan laboratorium dalam membangun idealisme. yang secara tidak langsung berusaha mempersiapkan mahasiswa untuk terjun di dunia pasca kampus, dunia real dan nyata. dunia pasca kampus adalah dunia yang berbeda dengan dunia kampus. dunia yang tidak hanya mengandalkan militansi, loyalitas ataupun solidaritas belaka. dunia ini butuh kompetensi dari manusia-manusia yang ingin berkecimpung di dalamnya. sebuah hal pokok(baca:kompetensi) yang seringkali dilupakan oleh mahasiswa.

mahasiswa terlalu asyik masyuk dengan semangat mereka. semangat perubahan untuk memperbaiki negeri ini. tak salah memang bila kita mau membahas hal ini, namun hendaknya kita semua menyadari bahwa dunia kita bukan hanya dunia kampus semata, dunia kita adalah dunia yang terintegrasi dengan dunia nyata. dunia yang membutuhkan kompetensi dan tidak hanya militansi. maka sebuah framework berpikir baru harus kita bangun. bahwa kita memang harus militan, loyalis pada isu-isu kemasyarakatan dan negeri ini namun jangan kita lupakan kompetensi yang akan kita bawa nantinya.

karena menurut saya, kompetensi berbanding lurus dengan idealisme. seorang yang mempunyai kompetensi dapat mempertahankan idealismenya ketika ia diterpa berbagai masalah. terutama masalah keuangan, masalah kebutuhan pokok, salah satu kebutuhan dasar dari manusia. ia tidak mudah tergoda dengan berbagai rayuan-rayuan sesat yang membawa dirinya melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan idealisme hanya karena masalah kebutuhan dasar manusia. karena ia memiliki kompetensi, skill untuk mengais rezeki dari sesuatu yang halal. tidak hanya mengandalkan keahliannya ketika menjadi seorang mahasiswa yang aktif, yaitu berorasi, berdialektika, dan memanfaatkan jaringan. tidak, ia tidak hidup dari hal itu, ia hidup dari kompetensinya sebagai manusia pasca kampus. yang tidak hanya memiliki idealisme tapi juga kompetensi.

2 comments:

  1. orang yang gapunya kompetensi ga punya idealisme?
    kalau orang pragmatis? oportunis?

    ReplyDelete
  2. mungkin...klo saya sendiri berpendapat bahwa pragmatis+oportunis=kompetensi semu.....karena secara jujur,itu memang salah satu kompetensi, namun kompetensi yang tidak memfasilitasi idealisme...maaf klo salah dan sok tau..

    PS:setidaknya kompetensi dapat memfasilitasi idealisme....

    ReplyDelete