racauan di malam hari sehabis menonton film yang mengecewakan
Kalkulasi Rumus Simbol Bahasa
Ibarat sebuah rumus aritmatika, bahasa merupakan symbol-simbol dari susunan angka dari sebuah kalkulasi bilangan kehidupan. Bilangan kehidupan yang dilafalkan melalui sebuah rumus kalkulasi symbol bahasa. Karena rumit dan indahnya susunan rumus tersebut,maka tak semua orang memahami makna yang terkandung di dalamnya. Namun dilain sisi, tak satupun orang yang mengingkari adanya bilangan kehidupan yang terlihat melalui panca indera mereka yang sebenarnya merupakan representasi rumus symbol bahasa.
Sulit memang memandang kehidupan tanpa melibatkan bahasa. Karena bahasa yang menggambarkan kehidupan kita. Tanpa bahasa mungkin kita tak dapat memaknai apa itu gunung, apa itu sungai, ataupun apa itu kehidupan. Untuk itu tak heran bila ada yang beranggapan bahwa bahasa membentuk pola dan skema berpikir manusia.
Bahasa yang menerjemahkan pola pikir tentang kehidupan. Ia bagai mengurai pola berpikir kehidupan manusia menjadi bilangan kehidupan yang tersusun melalui kalkulasi symbol bahasa. Sangat rumit untuk dipahami namun sangat dalam bila kita telah mengerti. Maka banyak diantara kita yang menerjemahkan bilangan kehidupannya dengan symbol-simbol bahasa karena kerumitannya ,karena keindahannya.
Namun kadangkala, kita seringkali terlena dengan keindahan rumus symbol bahasa ini. Hingga kita memaknai seluruh bilangan kehidupan yang terjadi dengan representasi symbol bahasa. Bahwa bilangan kehidupan ini haruslah sesuai dengan hukum-hukum kalkulasi symbol bahasa ini, seindah dan serumit rumus ini.
Maka, janganlah terlalu kecewa bila symbol-simbol bahasa yang indah tersebut di representasikan dengan bilangan kehidupan yang tak seindah rumus kalkulasi symbol bahasa. Karena memang segala hal yang terjadi dalam bilangan kehidupan lebih kompleks bila dibandingkan dengan rumus-rumus kalkulasi symbol bahasa. Ia memiliki berbagai dimensi yang membuatnya tak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Yang membuatnya sulit ditebak walau telah dirumuskan melalui symbol-simbol bahasa sekalipun.
Yang perlu diingat adalah bahwa bahasa hanyalah kesepakatan belaka... Ia dapat berubah, bahkan maknanya bisa dipermainkan dengan semena-mena.
ReplyDeleteMenganalogikan bahasa sebagai rumus aritmatika dan pembentuk cara berpikir mungkin bisa diterapkan pada manusia-manusia yang baru belajar bahasa (dari bayi, sampai ia bisa mengerti). Tapi ketika manusia itu sudah mengerti tentang kenyataan dan kesadaran yang melebihi apa yang bisa disimbolkan oleh bahasa, maka analogi tidak berlaku. Karena bahasa tidak lagi menjadi baku. Karena kenyataan dan kesadaran terlalu kompleks untuk disimbolkan dalam sebuah bingkai kata-kata...
Perbedaan penafsiran Bro! Tak semua simbol-simbol bahasa itu disepakati bersama. Ya bahasa hanya masalah kesepakatan saja...
ReplyDelete