Konsepsi Relativitas Waktu
Saat berpikir mengenai waktu dan masa yang terlewati. Terbesit suatu keinginan untuk kembali ke masa paling penting dalam hidup. Masa yang paling berpengaruh dalam hidup. kuingin kembali ke masa itu untuk memperbaikinya. Namun, kutahu bahwa itu tidaklah mungkin terjadi. Karena waktu tak bisa berputar kembali. Setiap perjalanannya menyisakan kenangan, tangisan, ataupun kebahagiaan dalam hidupku.
Waktu adalah makhluk yang paling misterius sepanjang pengetahuanku. Tak ada yang dapat menduga apa yang akan dilakukannya pada manusia. Bahkan orang secerdas Einstein pun berkata, ”waktu adalah relatif, tergantung bagaimana dan kapan kau mengamatinya”. Perkataannya ini yang membuatnya menjadi salah satu ilmuwan yang masuk kategori manusia paling berpengaruh, sebuah perkataan yang menjadi dasar sebuah teori fisika, teori relativitas.
Terdapat beberapa bukti mengenai relativitas waktu. Mungkin diantara kita sudah tidak asing lagi dengan kisah Isra’ dan Mi’raj. Sebuah perjalanan yang dilakukan Rosululloh dari Makkah menuju baitul maqdis di Jerussalem dan dilanjutkan dengan perjalanan menuju sidratul muntaha. Waktu yang dibutuhkan rosul untuk melakukan perjalanan ini tidak membuat Rosul perlu bersusah payah mengendarai unta hingga beberapa minggu. Perjalanan ini hanya memakan waktu tidak kurang dari satu malam. Padahal jarak dari Makkah menuju Jerussalem Palestina mencapai berpuluh-puluh kilometer, setara dengan perjalanan selama beberapa pekan bahkan beberapa bulan.
Bukti lainnya adalah saat kita tertidur. Ketika tertidur, waktu yang kita alami dengan waktu orang-orang yang terjaga sungguh berbeda. Setidaknya saat kita merasa akan terlelap dan masuk ke relung-relung mimpi tiba-tiba seseorang membangunkan kita sesaat kemudian. Dan saat itu kita sadari bahwa kita telah lama tertidur. Mungkin, inilah yang dialami oleh Ashabul kahfi, pemuda yang lari dari penguasa yang dzalim ke dalam gua hingga Alloh menyelamatkan mereka dengan membuat mereka tertidur hingga ribuan tahun.
Beberapa bukti ini menegaskan bahwa waktu bersifat relatif. Tergantung bagaimana dan kapan kita mengamatinya. Sebuah konsepsi yang membuat naluri dan impian terliar manusia menginginkan sebuah alat yang dapat membuat mereka kembali ke masa lalu ataupun berjalan ke masa depan.
Konsepsi mengenai perjalanan menembus ruang dan waktu tertuang dalam beberapa film yang pernah diputar stasiun televisi indonesia. Dari Back to the future, Butterfly Effect hingga film atau sinetron local seperti lorong waktu. Semua film ini menceritakan tentang usaha manusia kembali ke masa lalu. Sebuah usaha untuk memperbaiki kehidupannya di masa depan dengan mengubah kejadian di masa lalu.
Film-film ini mungkin terilhami oleh teori Butterfly effect. Sebuah teori yang ditemukan oleh seorang fisikawan dalam eksperimentnya (saya lupa nama fisikawannya siapa). Dalam eksperimentnya ia menemukan sebuah pola dari beberapa rumusan bilangan aritmatika. Pola tersebut sangatlah simetris dan sungguh mengagumkan, menyerupai bentuk sayap kupu-kupu. Mungkin ini yang menyebabkan teori ini dinamakan teori Butterfly.
Namun karena terlalu banyaknya angka yang membentuk pola tersebut, maka si peneliti mencoba menyederhanakan bilangan tersebut dengan membulatkan bilangannya. Sebagai contoh (angka didalam contoh tidak mewakili angka sebenarnya) angka 2,0000001 menjadi 2,000. penyederhanaan ini membuahkan hasil, dan hasil yang didapatkan pun sungguh diluar dugaan. Pembulatan yang dilakukan olehnya membuat perubahan yang sangat signifikan pada pola bilangan tersebut. Pola itu membentuk pola yang berbeda dengan pola sebelumnya. Padahal pembulatan yang dilakukan hanya sebesar 0,000001. Namun, hal ini dapat membuat perubahan yang sangat besar pada hasil penelitian.
Sama halnya kehidupan kita. Perubahan yang sangat kecil saat ini dapat membuat suatu perubahan besar di masa depan. Kejadian-kejadian kecil yang terjadi saat ini akan membuahkan satu konsekuensi vital di masa depan.
Berbagai konsekuensi dari hal-hal kecil inilah yang membuat beberapa orang menyesali tindakan yang dilakukannya di masa lalu. Sehingga banyak diantara kita yang berkata”seandainya saat itu aku menginvestasikan uangku yang sepuluh juta pada temanku, tentu saat ini aku telah menjadi orang yang sangat kaya” atau perkataan-perkataan yang bernada penyesalan lainnya.
Penyesalan mungkin tak akan terjadi bila waktu dapat diputar kembali. Namun apa daya,waktu yang telah berjalan takkan pernah kembali dan waktu yang telah kita pakai pasti akan membuahkan satu konsekuensi. Segala konsekuensi yang terjadi harusnya kita hadapi dengan kepala tegak dan hati yang ikhlas, karena inilah pilihan yang kita inginkan. Bila pilihan kita berbuah hal yang pahit, jangan kita sesali terlalu dalam. Mari jadikan itu sebagai harga mahal bagi sebuah pengalaman yang akan mengajarkan kita di masa datang. Sebuah masa yang pasti akan kita lewati dengan berbagai macam keraguan dan ketakutan, namun janganlah terlalu ragu dalam berjalan karena kita telah membawa bekal sekantung pengalaman yang mengajarkan kita di masa depan.
Aku suka bgt tulisan ini. dalam...sebuah pemikiran sederhana yang sering kita lupakan
ReplyDeleteterima kasih atas apresiasinya...
ReplyDeletesaya memang seringkali membayangkan bila dapat kembali ke masa lalu karena ada beberapa hal dari masa lalu yang saya sesalkan..namun,itu semua cuma menyisakan kesedihan...
akhirnya saya coba merenung, dan mencoba melihat sisi positifnya...
segalanya ada hikmah nya bro... percuma juga disesali... mending disyukuri... merubah nasi yang udah jd bubur, agar bubur selezat bubur ayam. Itu semua juga tak terlepas dari izin Alloh kan
ReplyDeleteyup..benar sekali...
ReplyDeleteterkadang hidup ini jarang sekali kita syukuri...allahu akbar...