Saturday, 5 January 2013

Made In China



“Tuhan yang menciptakan Manusia, Tumbuhan serta Hewan, dan Selebihnya Cina yang membuat” – Bosnya Temen (Ekspat dari Negeri tirai bambu)

Kemarin saya pulang di saat yang tepat. Keluar kantor dan langsung mendapatkan ojek, capcus seketika menuju stasiun Karet, tidak lama setelah si mbak-mbak penjaga loket sibuk menghitung kembalian, si kereta itu pun muncul, yeyeii.. tepat sekali, walau berdiri, suasana kereta malam itu terbilang sepi, jadi ya tak apa lah, yang penting nyaman dan tidak berdesakan.

Beberapa menit kemudian, sayapun sampai di stasiun manggarai, stasiun transit menuju Bekasi. Dan ternyata keberuntungan saya berlanjut, kereta di jalur satu terlihat sudah standby, sepi dan kosong belum terisi penumpang, yap, dengan berlari-lari kecil sayapun naik dan mencari lokasi yang cukup nyaman, nah nampaknya di kursi samping pintu ini lokasi yang tepat. Ah, siap, tinggal duduk, menikmati perjalanan sambil ber-twitter ria.

Gerbong kereta lambat laun terlihat ramai, beberapa orang terburu-buru menaiki gerbong seolah tak ingin kehilangan satu kursi berharga. Sayapun mengalihkan perhatian pada HP yang sedari tadi setia menunggu tuannya. Siap bung HP.. Tapi sebelum sempat membuka aplikasi di dalamnya, seseorang sudah duduk disamping saya sembari menyodorkan tangannya menyalami, Yup, sayapun bertemu kembali dengan kawan SMA, kali ini beda orang, seorang ketua kelas saat kelas satu dulu.

Wira, begitu ia biasa dipanggil. Hm.. bukan biasa sebenarnya, tapi karena agaknya terlalu riskan menyebut nama panjangnya di blog ini, jadi nama tengahnya saja yang saya ambil. Wira kini bekerja di salah satu perusahaan Cina yang memproduksi beberapa perangkat komunikasi semacam Hape dan tablet. Tiga tahun sudah ia bekerja di perusahaan itu, dan sepertinya belum ada tanda-tanda ia akan meninggalkan kantornya yang sekarang. Walau bisa dibilang tidak mudah bekerja di perusahaan asing, tapi sejauh ini ia merasa bahwa kompensasi yang ditawarkan masih sebanding dengan pekerjaannya. Baiklah.. kamipun banyak bercerita tentang Cina, dan perkembangan teknologinya.

Cina, China (dibaca Chaina), Tiongkok apapun sebutannya adalah panggilan bagi bangsa yang memiliki akar sejarah dari negeri asia terluas di bagian timur. Kini tak diragukan lagi bahwa China merupakan salah satu Negara dengan perkembangan industri yang pesat, salah satunya dibidang perangkat komunikasi.



Wira bertutur bahwa konsep produksi di China sedikit berbeda dengan Negara-negara industri kebanyakan. Bagi perusahaan-perusahaan China, mereka lebih mementingkan Cash Flow yang lancar dibandingkan keuntungan besar dari sebuah produk yang mereka hasilkan. Walau untung kecil, yang penting keuntungan stabil selalu didapat. Jadi bagi mereka yang paling penting adalah menjual produk yang banyak, produksi maksimum dengan ongkos produksi yang minimum adalah hal yang paling utama. Istilahnya, mereka menentukan terlebih dahulu produk semahal apa yang mau mereka buat, baru setelah itu mereka akan mencarikan komponen yang tepat untuk membuat (misalkan) Hape dengan harga 500 ribu rupiah.

Dan tentu saja, efeknya adalah kualitas yang memang di nomor duakan, sehingga tak heran perangkat yang diproduksi seringkali mengalami trouble dalam jangka waktu singkat sejak diproduksi, walau banyak yang bilang “ah kualitasnya lumayan kok, walau suaranya agak jelek, layarnya kurang jelas, papan tombolnya sering macet” tapi bagi Wira, itu tidak jadi alasan karena ia pun tahu sejauh mana kualitas barang yang di produksi perusahaannya, bahkan ia pun tak mau memakai gadget yang dibuat perusahaannya (walau dikasih gw juga gak mau gar.. haha). Oh iya, hingga ada anekdot yang mengatakan bahwa kenapa tembok cina dinyatakan sebagai salah satu keajaiban dunia?? Karena ia satu-satunya produk cina yang bertahan lebih dari dua hari.. #jleb..

Kemarin kami juga sempat membahas perkembangan industri Cina yang kini menyaingi negara tetangga yang disebut pengkhianat oleh mereka, Taiwan. Taiwan sejak lama memang lebih berkembang dalam hal teknologi dibandingkan Cina daratan (tiongkok). Pengaruh barat yang kuat serta sistem pemerintahan non-komunis membuat mereka lebih leluasa dalam berkreasi dan berinovasi. Sebut saja Hape HTC android, Laptop Asus, dan lainnya yang merupakan produk perusahaan Taiwan.

Sedangkan Cina daratan baru beberapa dekade terakhir mengembangkan industri mereka. Puluhan tahun dibawah rezim komunis sosialis membuat Cina kini menyadari pentingnya industrialiasi dan mulai mengubah image tirai bambu mereka yang menutup diri. Sehingga mungkin saja, kini, untuk mengejar ketertinggalan, mereka lebih menyukai bermain dari segi kuantitas dan harga, dibandingkan kualitas.

Terlepas dari tingkat persaingan yang semakin ketat di pasar perangkat komunikasi, Indonesia sedikit demi sedikit, mulai muncul dan bersaing. Sebut saja Cross, Mito dan beberapa produk local lainnya, yang kini menjadi alternatif bagi Middle Low Class untuk mendapatkan perangkat yang murah, jadi setidaknya gencarnya produk cina lambat laun dapat diimbangi oleh produk local.

Tak terasa kereta yang saya tumpangi mulai memasuki stasiun Kranji, dan sayapun berpamitan dengan Wira, suatu kesenangan tersendiri dapat berdiskusi dengannya, mungkin suatu waktu kami dapat bertemu kembali, dan pertemuan itu memberikan saya harapan, bahwa Indonesia punya potensi, jika ada iktikad dan Kemauan yang kuat.

Salam.

No comments:

Post a Comment