Wednesday, 2 January 2013

Anak pejabat dan Perlakuannya di Mata Hukum.

Demi Allah, sekiranya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya. (Shahih Muslim No.3196)

Kalau dipikir-pikir, Tidak mungkin seorang penghulu wanita di surga seperti Fatimah Radhiallahu'nhuma mencuri. Tapi bagi Rasul, semuanya harus jelas, tak boleh abu-abu dan semaksimal mungkin jauh dari syubhat yang berakibat timbulnya fitnah. Maka dari itu ketika muncul selentingan bahwa hukum ditegakkan hanya untuk sebagian orang dan sebagian lagi aman dari jerat hukum, seketika Rasul pun bersabda dan menjamin bahwa tiap orang sama di hadapan Allah, bahkan untuk seorang putri dari Rasul yang mulia.

Tentunya pernyataan Rasul pun tak sekedar asal ucap. Ketika Rasul bersabda demikian, pastinya beliau telah yakin dan sangat yakin bahwa hasil didikan beliau (Fatimah RA) tidak akan mencuri. Jangankan mencuri, berakhlaq buruk pun sepertinya tak mungkin. Fatimah dididik di bawah naungan nubuwah, dari seorang yang berakhlaq Quran dan sebaik-baiknya makhluk. Jadi sebenarnya pernyataan Rasul itupun semacam kode, "hei Kaum mukminin, wanita ini, Fatimah, adalah penghulu wanita di surga, aku didik dengan sebaik-baiknya, maka akupun menjaminnya tidak akan mencuri, jadi didiklah anak kalian sebaik aku, sehingga ia tidak akan melanggar hukum Allah, dan kalaupun Fatimah mencuri, ia akan tetap mendapatkan hukuman sesuai hukum yang telah ditetapkan."

Maka dalam hadits ini, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, semua orang sama di hadapan hukum tanpa terkecuali, termasuk para kerabat dari seorang pemangku jabatan. Kedua, sebelum hukum ditegakkan, pastikan anda lakukan tindakan preventif, didik dulu anak anda dengan baik, agar ia tidak mudah melanggar hukum.

 ---


Beberapa hari yang lalu, kita sama-sama mengetahui bahwa salah seorang anak pejabat di negeri ini melanggar hukum. Ia terbukti menabrak sebuah mobil minibus, Daihatsu Luxio dengan kecepatan tinggi menggunakan BMW yang ditumpanginya. Dalam kejadian itu 2 orang yang berada di dalam minibus itu tewas, sedangkan 3 orang lainnya luka-luka. Sedangkan anak si pejabat, menurut keterangan polisi, segera diamankan dan mendapatkan perawatan karena mengalami luka yang cukup serius.

Kejadian ini sontak menimbulkan berbagai reaksi publik, ada yang serta merta memberikan statement negatif bahwa anak pejabat pasti aman dari jerat hukum, sedangkan yang lainnya percaya bahwa polisi dapat memproses kasus ini sesuai undang undang yang berlaku, dan kini publik akan menjadi saksi bagaimana penegak hukum di negeri ini bekerja. 

Terlepas bagaimana nantinya proses hukum ini berjalan, saya cukup mengapresiasi sikap si pejabat yang mempersilahkan anaknya untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. Setidaknya, publik sedikit yakin bahwa telah ada iktikad baik dari si pejabat untuk menghormati keluarga korban dan menghormati hukum di negeri ini. Walau tentu saja, ini bukan sesuatu yang luar biasa, meski ia pejabat, tapi ia tetap warga negara, dan semestinya jadi sesuatu yang biasa. Jadi tidak usahlah terlalu dipuji berlebihan, karena itu memang sewajarnya.

Selain itu, menilik dari tauladan Rasulullah, seharusnya anak pejabat publik dididik lebih keras terkait dengan hukum. Jangan karena ayahnya seorang pejabat membuatnya bebas dari hukum, oh tunggu dulu, justru karena anda anak seorang pejabat publik, seharusnya anda lebih tahu tentang hukum dan takkan sembarangan melanggar hukum. Akhlaq dan sikap anda seharusnya pun lebih baik dibandingkan orang kebanyakan sehingga selalu berhati-hati dalam segala hal.

Maka kini mari kita kawal bersama kasus hukum yang dapat menjadi sebuah pertaruhan bagi aparat negeri ini, yang akan menjadi saksi apakah hukum di Indonesia hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Salam.

2 comments:

  1. Menurut saya, dengan Hatta Rajasa datang sendiri ke rumah keluarga korban, minta maaf atas nama anaknya, mau bantu semua biaya, termasuk biaya pendidikan anak korban hingga lulus perguruan tinggi, lalu ikut menyolatkan jenazah dengan langsung jadi imamnya, itu adalah itikad baik yang layak diacungi jempol. Tidak semua pejabat mau melakukan seperti itu. Dalam konferensi pers Hatta juga menyatakan menyerahkan kasus ini ke jalur hukum. Saya yakin, itu bukan cuma basa-basi. Just wait and see. Kadang kita harus tega dan tegas terhadap anak sendiri jika ia salah. Pelajaran hidup berharga untuknya kelak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul bang, just wait and see, karena kita blom tahu bakal seperti apa kasus ini.

      Delete