rahasiasemesta.com |
Artikel ini sama seperti postingan saya sehari yang lalu. Merupakan hasil kolaborasi saya dengan Adik yang bekerja di LPS, Egi Hannany Hafsah, dalam rangka menyambut Ultah LPS di tahun 2014 yang lalu. Tapi saya agak lupa, artikel ini menang atau kalah ya, haha, well, tak apalah, semoga artikel ini bermanfaat.
----
"Mendengarkan secara efektif membutuhkan lebih dari
sekedar mendengarkan kata-kata yang disampaikan orang. Mendengarkan menuntut
Anda menemukan makna dan pemahaman atas apa yang sedang dikatakan. Lagi pula, makna
bukan terletak di dalam kata-kata, melainkan di dalam seseorang."
- Herb Cohen, seorang negosiator terbaik dunia
Park Jung Soon mungkin takkan
pernah menyangka bahwa sang anak, Yoo Ye-Un, yang masih berusia 5 tahun akan
mampu membuat ratusan penonton terpukau dengan permainan pianonya. Menjadi
sesuatu yang biasa saja bahwa saat ini banyak anak yang bahkan masih belia
sudah mampu memainkan piano dengan handal. Tapi Yoo Ye-Un berbeda, ia seorang
pianis tunanetra yang mungkin tak tahu wujud piano itu seperti apa.
Yoo Ye-Un lahir tanpa
mengenal siapa orang tua kandungnya, ia ditinggalkan sejak kecil oleh mereka,
entah apa penyebabnya. Orang tua angkatnya, Park Jung Soon yang mengasuhnya
sejak kecil dan memperkenalkannya dengan alat musik piano. Ternyata Yoo Ye-Un
sangat menyukai piano yang ia mainkan. Nada-nada yang ia tekan pada tuts piano
merangsang bakatnya yang tak diduga dalam bermain piano.
Dengan mengandalkan intuisi dan pendengaran ia mampu
memainkan secara sempurna karya-karya spektakuler dari komponis
besar seperti Mozart, Chopin, maupun Beethoven hanya dengan sekali mendengar
saja. Karena kehebatannya itu, sebuah acara pencarian bakat bertajuk Star King
di sebuah televisi di Korea menobatkannya menjadi pemenang. Ia pun mendapatkan
hadiah sebesar satu juta won atau setara dengan Rp 9,1 miliar.
Pemimpin yang
“Mendengar”
Dari cerita tentang Yoo Yee-Un di atas, kita dapat
mengetahui bahwa kemampuan mendengar yang dipadukan dengan bakat dalam
memainkan piano bisa menghasilkan sesuatu yang indah. Memilah tangga nada yang
sesuai pada tuts piano lalu mengolahnya
dengan permainan jari yang cepat tentu membutuhkan latihan dan keterampilan.
Sama halnya dengan memimpin, butuh pemimpin yang terampil dan mau mendengar
orang-orang yang dipimpinnya untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa.
Kemampuan seorang pemimpin dalam mendengar merupakan salah
satu karakteristik Servant Leadership.
Menurut Robert K. Greenleaf dalam tulisannya yang berjudul The Servant as Leader. Servant-leadership
adalah Kepemimpinan melayani, membuat tujuan-tujuan menjadi jelas dan
menggulung lengan baju anda dan melakukan apa saja (yang baik) untuk menolong
orang-orang agar menang. Dalam situasi itu, mereka tidak bekerja untuk anda,
anda bekerja untuk mereka.
Di era modern saat ini, sudah tidak zamannya lagi pemimpin yang jauh
dari rakyat ataupun orang yang dipimpinnya. Kini banyak pakar yang menganggap
bahwa pemimpin yang ikut andil, turun bersama bawahannya menyelesaikan
permasalahan adalah ciri pemimpin yang lebih kuat dan berhasil. Karakteristik
utamanya antara lain, mau mendengar keluh kesah bawahan dan mau meluangkan
waktu untuk duduk bersama mendiskusikan hal-hal yang menjadi persoalan mereka.
LPS
dan Servant leadership
"We must
be silent before we can listen. We must listen before we can learn. We must
learn before we can prepare. We must prepare before we can serve. We must serve
before we can lead,”- William Arthur
Ward
Seorang servant-leader senantiasa berupaya untuk mengetahui kehendak
kelompoknya, dan dia mencoba untuk mengklarifikasi kehendak itu. Dia
berupaya untuk mendengarkan apa saja yang dikatakan dan tidak dikatakan oleh
orang-orang lain kepadanya. Seorang pendengar yang baik juga selalu
mendengarkan suara di dalam batinnya, dan berupaya untuk memahami komunikasi yang
disampaikan orang-orang lain lewat bahasa tubuh mereka, seperti ekspresi wajah
dan sebagainya. Upaya mendengarkan harus disertai refleksi secara teratur demi
tercapainya pertumbuhan sang servant-leader itu sendiri.
Berkaca pada institusi kita tercinta, LPS, idealnya bisa menjadi sarana
bagi tiap pimpinan untuk mengasah kemampuan servant leadership masing-masing.
Dengan jumlah karyawan di LPS yang tidak terlalu banyak membuat masing-masing
insan LPS harapannya sudah saling mengenal satu sama lain. Hal ini mempermudah
tiap leader atau pimpinan di unit kerja dalam mengasah kemampuan mendengarnya
untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa di LPS seperti kinerja yang semakin
baik dan teamwork yang semakin kuat.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan para servant leader untuk
meningkatkan kemampuan mendengar mereka, diantaranya
Pertama, tingkatkan kesabaran. Bersabar ketika seseorang sedang berbicara.
Banyak orang yang cenderung mulai berbicara sebelum seseorang selesai
berbicara. Biarkan orang tersebut menyelesaikan apa yang ingin disampaikannya
baru kita berikan jawaban sesuai situasi dan kondisi yang ada.
Kedua, fokus pada pembicaraan orang lain. Terkadang secara tidak sadar,
disaat orang sedang berbicara, kita membiarkan pikiran kita mengembara kesana
kemari. Fokuskan pikiran kita sehingga kita dapat meningkatkan kemampuan
mendengar kita.
Ketiga, berikan umpan balik. Memberikan umpan balik di saat mendengarkan
lawan bicara juga penting untuk dilakukan. Kita dapat menganggukkan kepala atau
mengatakan ‘Ya’ atau ‘tidak’ sebagai respon balik. Selain itu kita juga dapat
memberikan kontak mata sebagai cara memberikan umpan balik.
Keempat, memberi saran di waktu yang tepat. Banyak orang yang cenderung
untuk memberikan saran tanpa mendengarkan seluruh percakapan. Hal ini terkadang
juga dapat menciptakan kebingungan dan kesalahpahaman. Memamahi apa yang
dikatakan orang lain, dan kemudian bereaksi dengan memberi saran secara
keseluruhan masalah dapat dilakukan di waktu yang tepat.
Kelima, perhatikan isyarat non verbal. Perhatikan isyarat non verbal
seperti memperhatikan bahasa tubuh dan gerakan lainnya dari orang yang
berbicara pada anda. Ini juga merupakan bagian dari kemampuan mendengarkan yang
efektif.
Beberapa tips tersebut harapannya dapat mengasah kita ataupun pimpinan yang
ada di LPS untuk dapat mengembangkan kemampuan mendengar. Karena dengan hal
ini, kemampuan leadership tiap insan LPS akan terasah, hingga nantinya LPS
dapat menghasilkan harmoni yang luar biasa layaknya permainan piano yang indah
dengan pemimpin yang melayani sebagai komposernya.
Sumber
No comments:
Post a Comment