Tuesday 8 December 2015

Kemampuan Mendengar & Kepimpinan



rahasiasemesta.com
Artikel ini sama seperti postingan saya sehari yang lalu. Merupakan hasil kolaborasi saya dengan Adik yang bekerja di LPS, Egi Hannany Hafsah, dalam rangka menyambut Ultah LPS di tahun 2014 yang lalu. Tapi saya agak lupa, artikel ini menang atau kalah ya, haha, well, tak apalah, semoga artikel ini bermanfaat.  
 ----
 
"Mendengarkan secara efektif membutuhkan lebih dari sekedar mendengarkan kata-kata yang disampaikan orang. Mendengarkan menuntut Anda menemukan makna dan pemahaman atas apa yang sedang dikatakan. Lagi pula, makna bukan terletak di dalam kata-kata, melainkan di dalam seseorang." - Herb Cohen, seorang negosiator terbaik dunia


Park Jung Soon mungkin takkan pernah menyangka bahwa sang anak, Yoo Ye-Un, yang masih berusia 5 tahun akan mampu membuat ratusan penonton terpukau dengan permainan pianonya. Menjadi sesuatu yang biasa saja bahwa saat ini banyak anak yang bahkan masih belia sudah mampu memainkan piano dengan handal. Tapi Yoo Ye-Un berbeda, ia seorang pianis tunanetra yang mungkin tak tahu wujud piano itu seperti apa.


Yoo Ye-Un lahir tanpa mengenal siapa orang tua kandungnya, ia ditinggalkan sejak kecil oleh mereka, entah apa penyebabnya. Orang tua angkatnya, Park Jung Soon yang mengasuhnya sejak kecil dan memperkenalkannya dengan alat musik piano. Ternyata Yoo Ye-Un sangat menyukai piano yang ia mainkan. Nada-nada yang ia tekan pada tuts piano merangsang bakatnya yang tak diduga dalam bermain piano.


Dengan mengandalkan intuisi dan pendengaran ia mampu memainkan secara sempurna karya-karya spektakuler dari komponis besar seperti Mozart, Chopin, maupun Beethoven hanya dengan sekali mendengar saja. Karena kehebatannya itu, sebuah acara pencarian bakat bertajuk Star King di sebuah televisi di Korea menobatkannya menjadi pemenang. Ia pun mendapatkan hadiah sebesar satu juta won atau setara dengan Rp 9,1 miliar.


Pemimpin yang “Mendengar”

Dari cerita tentang Yoo Yee-Un di atas, kita dapat mengetahui bahwa kemampuan mendengar yang dipadukan dengan bakat dalam memainkan piano bisa menghasilkan sesuatu yang indah. Memilah tangga nada yang sesuai pada tuts piano lalu mengolahnya  dengan permainan jari yang cepat tentu membutuhkan latihan dan keterampilan. Sama halnya dengan memimpin, butuh pemimpin yang terampil dan mau mendengar orang-orang yang dipimpinnya untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa.


Kemampuan seorang pemimpin dalam mendengar merupakan salah satu karakteristik Servant Leadership. Menurut Robert K. Greenleaf dalam tulisannya yang berjudul The Servant as Leader. Servant-leadership adalah Kepemimpinan melayani, membuat tujuan-tujuan menjadi jelas dan menggulung lengan baju anda dan melakukan apa saja (yang baik) untuk menolong orang-orang agar menang. Dalam situasi itu, mereka tidak bekerja untuk anda, anda bekerja untuk mereka.


Di era modern saat ini, sudah tidak zamannya lagi pemimpin yang jauh dari rakyat ataupun orang yang dipimpinnya. Kini banyak pakar yang menganggap bahwa pemimpin yang ikut andil, turun bersama bawahannya menyelesaikan permasalahan adalah ciri pemimpin yang lebih kuat dan berhasil. Karakteristik utamanya antara lain, mau mendengar keluh kesah bawahan dan mau meluangkan waktu untuk duduk bersama mendiskusikan hal-hal yang menjadi persoalan mereka.



LPS dan Servant leadership

"We must be silent before we can listen. We must listen before we can learn. We must learn before we can prepare. We must prepare before we can serve. We must serve before we can lead,”- William Arthur Ward


Seorang servant-leader senantiasa berupaya untuk mengetahui kehendak  kelompoknya, dan dia mencoba untuk mengklarifikasi kehendak itu. Dia berupaya untuk mendengarkan apa saja yang dikatakan dan tidak dikatakan oleh orang-orang lain kepadanya. Seorang pendengar yang baik juga selalu mendengarkan suara di dalam batinnya, dan berupaya untuk memahami komunikasi yang disampaikan orang-orang lain lewat bahasa tubuh mereka, seperti ekspresi wajah dan sebagainya. Upaya mendengarkan harus disertai refleksi secara teratur demi tercapainya pertumbuhan sang servant-leader itu sendiri.


Berkaca pada institusi kita tercinta, LPS, idealnya bisa menjadi sarana bagi tiap pimpinan untuk mengasah kemampuan servant leadership masing-masing. Dengan jumlah karyawan di LPS yang tidak terlalu banyak membuat masing-masing insan LPS harapannya sudah saling mengenal satu sama lain. Hal ini mempermudah tiap leader atau pimpinan di unit kerja dalam mengasah kemampuan mendengarnya untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa di LPS seperti kinerja yang semakin baik dan teamwork yang semakin kuat.


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan para servant leader untuk meningkatkan kemampuan mendengar mereka, diantaranya


Pertama, tingkatkan kesabaran. Bersabar ketika seseorang sedang berbicara. Banyak orang yang cenderung mulai berbicara sebelum seseorang selesai berbicara. Biarkan orang tersebut menyelesaikan apa yang ingin disampaikannya baru kita berikan jawaban sesuai situasi dan kondisi yang ada.


Kedua, fokus pada pembicaraan orang lain. Terkadang secara tidak sadar, disaat orang sedang berbicara, kita membiarkan pikiran kita mengembara kesana kemari. Fokuskan pikiran kita sehingga kita dapat meningkatkan kemampuan mendengar kita.


Ketiga, berikan umpan balik. Memberikan umpan balik di saat mendengarkan lawan bicara juga penting untuk dilakukan. Kita dapat menganggukkan kepala atau mengatakan ‘Ya’ atau ‘tidak’ sebagai respon balik. Selain itu kita juga dapat memberikan kontak mata sebagai cara memberikan umpan balik.


Keempat, memberi saran di waktu yang tepat. Banyak orang yang cenderung untuk memberikan saran tanpa mendengarkan seluruh percakapan. Hal ini terkadang juga dapat menciptakan kebingungan dan kesalahpahaman. Memamahi apa yang dikatakan orang lain, dan kemudian bereaksi dengan memberi saran secara keseluruhan masalah dapat dilakukan di waktu yang tepat.


Kelima, perhatikan isyarat non verbal. Perhatikan isyarat non verbal seperti memperhatikan bahasa tubuh dan gerakan lainnya dari orang yang berbicara pada anda. Ini juga merupakan bagian dari kemampuan mendengarkan yang efektif.


Beberapa tips tersebut harapannya dapat mengasah kita ataupun pimpinan yang ada di LPS untuk dapat mengembangkan kemampuan mendengar. Karena dengan hal ini, kemampuan leadership tiap insan LPS akan terasah, hingga nantinya LPS dapat menghasilkan harmoni yang luar biasa layaknya permainan piano yang indah dengan pemimpin yang melayani sebagai komposernya.

Sumber
 




No comments:

Post a Comment