Saturday, 23 March 2013

The Interview



Kalau saja di zaman mereka ada semacam talk show dari hati ke hati seperti Kick Andy, Just Alvin, atau Mata Najwa, tentunya tak ada rasa penasaran dan tanda tanya tentang hidup mereka. Tapi sayangnya zaman dulu tak ada interview mendalam semacam itu, hingga sayapun bertanya-tanya tentang mereka.

Seperti para pemuda Ashabul Kahfi. Bagaimana kiranya perasaan mereka saat lari dari kaumnya? Padahal mereka cuma sekelompok pemuda yang ingin menyelamatkan akidahnya. Bagaimana caranya mereguk keyakinan hingga bertekad untuk lari dan bersembunyi dalam gua? Disaat para pemuda zaman sekarang makin jauh dari semangat keislaman. Ah saya penasaran.

Lalu bagaimana dengan Nabi Khidir, benarkah beliau berumur ratusan tahun dan masih hidup hingga kini? Apa kiranya yang membuat beliau diberi anugerah berupa usia yang sangat panjang, lalu apa tanggapan beliau melihat kondisi umat ini jika beliau masih hidup sampai sekarang. Kira-kira apa perasaan beliau saat membunuh anak kecil yang disinyalir akan mengajak orang tuanya kepada kekafiran seperti yang diceritakan di surat Al Kahfi? Apakah beliau tak merasakan sesuatu saat membunuh anak itu? Ah saya penasaran.

Seperti Iskandar Zulkarnain, benarkah Alexander Agung itu adalah beliau dalam versi romawi? Lalu bagaimana caranya membuat tembok besar dari logam untuk mencegah Ya’juj dan Ma’juj keluar? Benarkah beliau memiliki tanduk di kepalanya? Karena zulkarnain berarti yang memiliki dua tanduk. Lalu bila dibandingkan dengan Nabi Sulaiman, seper berapanya kah kekayaan beliau dibandingkan sang nabi? Hehe. Benar-benar membuat saya penasaran.

Dan yang paling penting, tentang mereka yang telah pergi ratusan tahun lalu, apa sebenarnya motif Muawiyah saat berperang melawan Ali. Benarkah Cuma sekedar ingin menuntut balas pelaku pembunuhan Utsman? Padahal jelas-jelas setelah beliau menjadi khalifah, anak keturunannya yang meneruskan kekhalifahan. Ah sungguh tak sampai pikiran saya, padahal mereka yang berperang antara Ali dan Muawiyah adalah kaum muslimin, kenapa sampai berperang? Bagaimana kiranya perasaan rasul melihat para sahabatnya saling berperang pasca wafatnya beliau.

Mungkin jawabannya hanya ada di sana, sembari duduk bertelekan permadani di tepi telaga Al Kautsar, meminum airnya yang sangat nikmat. Berbincang hangat bersama beliau-beliau para pendahulu. Bertanya kepada Rasul, para sahabat, dan orang-orang shalih itu, semoga ada kesempatan. Semoga Allah merahmati saya dan kaum muslimin untuk menggapai tempat itu.

No comments:

Post a Comment