Monday 10 March 2008

Sesaat Setelah ngumpulin Tugas Psikometri

psikometri, klo pake bahasa awamnya pengukuran jiwa, ato pake bahasa
yang lebih kerennya lagi ilmu tentang mengukur jiwa, dan memang ilmu
ini merupakan salah satu pengejawantahan (bener gak?
) ilmu psikologi
yang sebelumnya terus berkutat pada ranah filsafat menjadi bagian dari
sains modern.

ilmu psikologi saat ini memang hanya mengukur perilaku yang overt
(baca:terlihat) saja, walaupun psikologi tidak mengenyampingkan aspek
kovert (baca:tidak terlihat) dari seseorang yang diasumsikan terlihat
dalam perilaku yang nampak dari orang tersebut. perilaku yang tampak
ini lalu dikategorikan dalam sebuah klasifikasi sistematis pada sebuah
teori ataupun hipotesa tertentu. sehingga menjawab berbagai pertanyaan
tentang sejarah kejiwaan ataupun permasalahan psikologis dari orang
tersebut.

pengukuran psikologis tidak sesederhana yang kita bayangkan. ada satu
atau bahkan puluhan syarat agar sebuah pengukuran dikatakan layak atau
tidak. salah dua syaratnya itu adalah valid dan reliabel. pertama
adalah valid. valid itu bahasa sederhananya adalah mengukur apa yang
seharusnya diukur. jangan sampai item-item dalam alat ukur tersebut
mengukur hal lain yang seharusnya tidak ingin diukur, nama lainnya lagi
adalah mubazir. kedua adalah relliabel. reliabel adalah konsistensi
dalam pengukuran. sehingga setiap alat ukur yang diujikan dapat
memberikan hasil yang sama pada seorang ataupun lebih subjek di waktu
yang berbeda.

butuh uji coba berulang kali pada satu atau lebih subjek yang sama pada
waktu yang berbeda untuk membuat satu alat ukur yang valid dan
reliabel. hingga nantinya alat ukur tersebut dikatakan layak digunakan
untuk mendiagnosis kepribadian ataupun masalah psikologis dari
seseorang.

itulah sekilas mengenai psikometri. ilmu yang memfasilitasi psikologi
dalam menjelaskan fenomena-fenomena kejiwaan. lalu muncul sebuah
pertanyaan, apakah setiap orang dapat dikategorikan sama dalam sebuah
pengukuran psikologis?. karena kita tahu bahwa setiap orang memiliki
kecenderungan tingkah laku yang berbeda satu sama lain. setiap orang
juga memiliki motivasi ataupun landasan yang berbeda ketika bertindak.
sedangkan psikometri terkadang menggeneralisir setiap orang pada sebuah
pola yang telah ditemukan sebelumnya oleh pengukuran psikologis.
sehingga terkadang pemahaman yang kita dapatkan mengenai seseorang
tidaklah komprehensif dan mendalam dikarenakan penggunaan alat ukur
dalam psikometri.

melihat permasalahan ini, diperlukan suatu metode lain yang dapat
memfasilitasi perbedaan dan keunikan antar individu. metode tersebutpun
bertujuan untuk mengkaji secara mendalam perilaku ataupun permasalahan
psikologis individu yang pastinya berbeda satu sama lain. metode ini
dikenal dengan nama metode pendekatan fenomenologis atau bahasa
kerennya metode kualitatif.

metode kualitatif memiliki beberapa cara dalam hal pengumpulan data.
diantaranya adalah wawancara dan observasi. wawancara mendalam untuk
menggali lebih jauh mengenai permasalahan yang dialami oleh individu
dan observasi pada tingkah laku individu yang kemungkinan besar
merupakan kondisi kejiwaan dari individu.

begitulah selayang pandang singkat mengenai psikometri dan pengukuran
psikologis lainnya. semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda yang memang
menikmati sekali segala rupa dari pernak-pernik pengukuran psikologis.
semoga pula tulisan ini dapat menjadi ajang katarsis ria bagi diri saya
yang hampir setengah hidup menyelesaikan tugas psikometri...fuih...

semangat...kuliah psikometri...








8 comments:

  1. menarik nih!
    memang, pilihan perilaku yg overt tak bisa dijadikan ukuran kondisi psikologis seseorang secara mutlak.
    Orang yg melakukan perilaku overt yg sama belum tentu memiliki landasan berperilaku yg sama.
    Kita tau bahwa mind-set yg mendalangi pilihan perilaku kita.
    Semoga, suatu hari nanti ada alat ukur untuk menghitung mind-set ini.

    Keep fight (tetep berantem n_n) mai bro!

    ReplyDelete
  2. gw sering mendengar kata "pengejewantahan" tapi suka bingung... arti spesifiknya pa?
    Bisa kasih tahu? Sebagai salahs eorang pemakai kata tersebut ^_^
    Thanks B4 :))

    ReplyDelete
  3. jiyeeeeh,,yg stengah idup nyelesein tugas psikomet,,,he5

    ReplyDelete
  4. jawaban dari saudara zulfan mungkin bisa menjawab pertanyaan dari uni...

    maaph ni, agak lama meresponnya...

    ReplyDelete
  5. halo,, seneng banget bisa mampir sini,, gmn kbrnya nih,,

    kalo nyari jurnal psikometri dmn ya?? tolong dbls ya

    ReplyDelete
  6. waduh...klo itu saya kurang tau tuh mas..

    saya selama ini sih cuma dikasih tugas doank, belum sampe disuruh nyari jurnal..

    tapi klo mau nanti saya cariin jurnal tentang psikometri...

    mungkin setelah UTS...

    ReplyDelete
  7. thank's atas responnya boss,,

    terus trang lagi butuh jurnal psikometri sekarang,,

    Pusiiiing,,, nyari di google gk ktemu2,,

    ReplyDelete