Tiap zaman memiliki ceritanya masing-masing yang mungkin tak lagi bisa didapatkan di kemudian hari. Ketika dulu saat dimana usia saya beranjak 5 tahun, dunia hiburan anak-anak tidak kehabisan stock barang yang dapat dijual kepada konsumen mereka, bocah-bocah yang masih lugu dan lucu. Penyanyi-penyanyi seperti Bondan Prakoso, Enno Lerian, Ria Enes & Susan, dan lain sebagainya merupakan pengisi waktu luang dan masa kecil yang pas dipasangkan dengan anak-anak yang hidup dalam dunia keceriaan, kesenangan, riang gembira dan pastinya sesuai dengan masa tumbuh kembangnya.
Banyak yang lupa bahwa masa keemasan seorang anak berada di kisaran usia 0-5 tahun. Saat dimana kemampuan otak anak dalam menyerap informasi sangatlah tinggi. Semua jenis informasi dapat dengan mudah terserap, otak mereka sedang berkembang menuntut adanya asupan gizi berupa kualitas pengetahuan yang berharga. Maka begitu pentingnya peran orang tua di masa ini untuk memastikan bahwa hal yang baik lah yang diserap oleh anak-anak mereka. Sehingga bisa saja kualitas seorang anak nantinya di masa depan sedikit banyak bergantung dari bagaimana masa-masa golden age ini diisi. Tapi kini nampaknya banyak orang tua yang tak terlalu mempedulikan masa-masa keemasan ini hingga terkadang lalai membiarkan buah hatinya menyerap informasi yang justru lambat laun mempengaruhi karakternya kelak.
Jika masa itu diisi dengan pengalaman moral berharga, dialog kekeluargaan yang hangat, penanaman nilai-nilai prinsipil yang penting maka jadilah mereka, anak-anak itu nantinya, seorang yang kuat karakternya, tajam pemikirannya, dan lembut hatinya. Hingga tak heran jika kelak mereka tumbuh berkembang sebagai seorang manusia yang sholih dan mensholihkan lingkungannya, seorang manusia yang hebat dan menghebatkan manusia lainnya.
Jadi sangatlah miris melihat kini masa-masa keemasan itu diisi dengan informasi dan tayangan hiburan yang jauh dari nilai-nilai luhur dan kuat. Hiburan yang tak lagi membicarakan masalah keceriaan hari, aktivitas membantu teman-teman, mengenal lingkungan sekitar serta budayanya seperti lagu-lagu Enno Lerian, Bondan Prakoso, dan Trio Kwek-kwek. Tapi justru penuh dengan kegelisahan, percintaan yang tak kunjung ada habisnya, kesenduan ditinggal kekasih, dan berbagai hiburan yang tak lain belum cocok dalam masa tumbuh kembang mereka. Saat dimana mereka lebih membutuhkan fondasi yang kuat macam nilai-nilai moral dan karakter yang kuat dibandingkan membiarkan mereka terbangun dari fondasi yang lemah macam lagu-lagu galau dan sendu.
Dunia, dan kehidupan dimasa mendatang tak membutuhkan calon-calon pemimpin dan penerus yang cengeng dan kerap meratapi nasib. Hidup makin keras dan siapkan calon penerus kita untuk siap menghadapinya. Bangun karakter yang kuat dan hebat pada diri-diri mereka, hingga nantinya mereka siap menaklukan dunia.
No comments:
Post a Comment