Kalau saja di zaman mereka ada semacam talk show dari
hati ke hati seperti Kick Andy, Just Alvin, atau Mata Najwa, tentunya tak ada rasa
penasaran dan tanda tanya tentang hidup mereka. Tapi sayangnya zaman dulu tak
ada interview mendalam semacam itu, hingga sayapun bertanya-tanya tentang
mereka.
Seperti para pemuda Ashabul Kahfi. Bagaimana kiranya
perasaan mereka saat lari dari kaumnya? Padahal mereka cuma sekelompok pemuda
yang ingin menyelamatkan akidahnya. Bagaimana caranya mereguk keyakinan hingga
bertekad untuk lari dan bersembunyi dalam gua? Disaat para pemuda zaman
sekarang makin jauh dari semangat keislaman. Ah saya penasaran.
Lalu bagaimana dengan Nabi Khidir, benarkah beliau berumur
ratusan tahun dan masih hidup hingga kini? Apa kiranya yang membuat beliau
diberi anugerah berupa usia yang sangat panjang, lalu apa tanggapan beliau melihat
kondisi umat ini jika beliau masih hidup sampai sekarang. Kira-kira apa
perasaan beliau saat membunuh anak kecil yang disinyalir akan mengajak orang
tuanya kepada kekafiran seperti yang diceritakan di surat Al Kahfi? Apakah beliau
tak merasakan sesuatu saat membunuh anak itu? Ah saya penasaran.
Seperti Iskandar Zulkarnain, benarkah Alexander Agung itu
adalah beliau dalam versi romawi? Lalu bagaimana caranya membuat tembok besar
dari logam untuk mencegah Ya’juj dan Ma’juj keluar? Benarkah beliau memiliki
tanduk di kepalanya? Karena zulkarnain berarti yang memiliki dua tanduk. Lalu bila
dibandingkan dengan Nabi Sulaiman, seper berapanya kah kekayaan beliau
dibandingkan sang nabi? Hehe. Benar-benar membuat saya penasaran.
Dan yang paling penting, tentang mereka yang telah pergi ratusan
tahun lalu, apa sebenarnya motif Muawiyah saat berperang melawan Ali. Benarkah Cuma
sekedar ingin menuntut balas pelaku pembunuhan Utsman? Padahal jelas-jelas setelah
beliau menjadi khalifah, anak keturunannya yang meneruskan kekhalifahan. Ah
sungguh tak sampai pikiran saya, padahal mereka yang berperang antara Ali dan
Muawiyah adalah kaum muslimin, kenapa sampai berperang? Bagaimana kiranya
perasaan rasul melihat para sahabatnya saling berperang pasca wafatnya beliau.
Mungkin jawabannya hanya ada di sana, sembari duduk
bertelekan permadani di tepi telaga Al Kautsar, meminum airnya yang sangat
nikmat. Berbincang hangat bersama beliau-beliau para pendahulu. Bertanya kepada
Rasul, para sahabat, dan orang-orang shalih itu, semoga ada kesempatan. Semoga Allah
merahmati saya dan kaum muslimin untuk menggapai tempat itu.
No comments:
Post a Comment