Hari ini di dua tempat berbeda, berlangsung dua acara yang berhasil menyedot banyak perhatian. Acara yang pertama dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sebuah prosesi akhir dari program one day one ayat yang dicanangkan oleh ustadz Yusuf Mansur Hafidzahullah. Sedangkan acara kedua adalah kongres luar biasa partai demokrat yang berlangsung di Bali. Dimana dengar-dengar si bapak presiden yang terpilih sebagai ketua umum.
Untuk acara di stadion GBK, saya turut serta langsung dan tak henti-hentinya bersyukur dapat mengikuti acara yang digagas oleh Ustadz Yusuf Mansur. Beliau berhasil mempromosikan dan mengajak ribuan masyarakat muslim dari seluruh Indonesia untuk turut serta dalam acara Wisuda Akbar hafalan Qur'an yang mungkin agak aneh bagi beberapa orang, karena biasanya wisuda itu dilakukan oleh orang yang lulus tahapan akademik di jenjang universitas, tapi kini menghafalkan Qur'an dibuat sebergengsi mungkin, seelegan dan sama derajatnya dengan orang kuliah, sebuah rancangan yang di setting sedemikian apik oleh Ustadz Yusuf.
Dengan mengundang beberapa ulama-ulama dari beberapa negara di timur tengah seperti imam masjid Al Haramain Syeikh Sa'ad Al Ghamidi, imam masjid Quba Syeikh Muhammad Kholil, Ketua persatuan tahfidz internasional, Syeikh Ali Basfar, dan beberapa ulama lainnya, membuat acara ini kian dinanti dan diharapkan membawa keberkahan. Dan seperti yang sudah diduga, pembacaan beberapa ayat Quran dari ulama-ulama itu membawa kesan teduh, menenangkan, dan keharuan, ah betapa ayat-ayat suciNya membawa efek yang luar biasa saat dibacakan oleh orang-orang yang mulia. Alam pun seolah ikut larut dalam acara ini, sedari awal acara ini dimulai, kamipun, para peserta melihat betapa awan-awan turut menaungi gelora bung karno, hingga teriknya mentari tak terlalu menyengat. Masya Allah.
Seandainya, seandainya bapak presiden tercinta turut hadir, mungkin saja keberkahan dan rahmatNya akan turun tidak hanya kepada para peserta wisuda akbar, tapi juga kepada bapak presiden yang nampaknya butuh sebuah mukjizat tuk mengurai benang kusut negeri ini. Tapi ya apa mau dikata, bapak presiden nampak lebih sibuk mengurus 'kapal' nya yang lain dibandingkan menambal lubang di 'kapal' utamanya yang nyaris tenggelam.
Dan sayapun mendengar bahwa bapak terpilih menjadi nakhkoda baru tuk menerjang badai dari 'kapal' yang lain. Belum selesai di kapal yang utama, ternyata bapak telah 'terpilih' menjadi nakhkoda di kapal yang lain. Semoga sukses pak, karena masing-masing orang punya pertimbangan tersendiri yang dianggap terbaik menurut mereka. Toh negara ini sudah terbiasa dengan mode auto pilot, hingga saya yakin, kapal yang utama bisa tetap berjalan, walaupun bapak tidak memegang kendali.
Sepertinya ada hikmah, saat dua acara itu berlangsung di tempat yang berbeda, namun di waktu yang bersamaan. Mungkin saja kompensasi kesibukan bapak presiden di kapal yang lain dilunasi dengan tuntas oleh ustadz Yusuf Mansur untuk memberikan keberkahan dan kebaikan bagi kapal yang utama, walau mungkin cuma sehari dan tak lama.
Semoga Allah memberkahi negeri ini atas sebab memuliakan ayat-ayat suciNya.
amin.
No comments:
Post a Comment