Gaung kebangkitan nasional bertabuh dengan meriahnya tadi malam. Dalam memperingati kebangkitannya yang ke seratus tahun, Negara Indonesia atau khususnya bangsa Indonesia menyambut kedatangan hari ini dengan suka cita dan penuh senyuman. Di tengah kegalauan masyarakat akan harga BBM yang tidak menentu, kasus-kasus korupsi yang tak kunjung selesai, dan kekhawatiran akan maraknya film-film vulgar tak bermoral, ternyata bangsa ini masih sempat-sempatnya meluangkan waktu dalam menyambut hari kebangkitan nasional di gelora bung karno, yang dalam hemat saya, sungguh sangat konyol dan tak penting. Mohon maaf bila saya memakai kata-kata yang agak kasar, namun inilah yang memang terjadi.
Ya, kekonyolan-kekonyolan yang luar biasa ditunjukkan bangsa ini tadi malam. Berniat tuk menggapai kebangkitan yang selama ini dinantikan alih-alih justru bangsa ini terjebak dalam euphoria kebangkitan nasional yang digelar tadi malam. Dengan gagahnya seluruh elemen bangsa ini menyambut hari lahirnya Budi Oetomo yang (katanya) menjadi penanda bangkitnya kesadaran bangsa ini akan sebuah nasionalisme. Berbagai persiapan matang sudah dilakukan, seluruh stasiun TV menyiarkan secara langsung acara ini. Dan akhirnya muncullah pertunjukkan spektakuler dari berbagai elemen bangsa ini. Sebuah pagelaran yang mungkin menghabiskan APBN bermilyaran rupiah yang jika saja dapat digunakan untuk membantu rakyat miskin mungkin sangat berarti bagi mereka. inilah sebuah bentuk representasi euphoria bangsa ini. Namun, Setidaknya kita dapat “bersyukur” APBN yang digunakan kali ini jelas penggunaannya, dibandingkan beberapa APBN sebelumnya yang terdistribusi tak jelas kemana. Luar biasa, Salah satu bentuk kekonyolan tadi malam.
Kekonyolan lainnya adalah jaket kuning yang mewarnai gelora ini tadi malam. Mungkin masih segar dalam ingatan kita bagaimana sebagian pengguna jaket kuning ini yang notabene mahasiswa UI, berkoar-koar mendengungkan perubahan, berretorika akan nasib malang bangsa ini. Namun, apa yang kita lihat tadi malam? Mereka dengan manisnya duduk menyanyikan berbagai lagu-lagu indah bangsa ini untuk pagelaran yang menghabiskan uang rakyat bermilyar rupiah. Sungguh sangat kontras dengan apa yang mereka dengungkan selama ini. Kembali, salah satu bentuk kekonyolan yang luar biasa.
Lagi-lagi, kekonyolan lainnya muncul dalam pagelaran tadi malam. Presiden kita tercinta yang katanya akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden di periode yang akan datang, mengatakan sebuah semboyan yang agak mengganggu saya. Semboyan Indonesia bisa! Sungguh saya agak gatal mendengar kata-kata ini, sebuah semboyan yang idealnya dikatakan oleh seorang yang sudah berusaha lalu mengatakan “baiklah, pasti kita bisa”, yang idealnya dikatakan oleh seseorang yang masih lama masa kerjanya sehingga dapat optimis dalam mengatakan “kita bisa!”. Namun kenyataanya sungguh kontradiktif. Presiden kita ini saya lihat tidak berusaha dan tidak berniat berusaha dalam mewujudkan perubahan bangsa ini. Pekerjaannya hanya keliling Negara-negara di dunia, dan menaikkan harga BBM. Membuat “bisa” bangsa ini menjadi “bisa” pesimistis, bisa miskin, bisa melarat, bisa kelaparan, dan bisa mati.
Sungguh, saya tidak dapat membayangkan bagaimana pola pikir para pemimpin bangsa ini. Mereka seperti lari dari kesalahan dan kegagalan dengan berlindung di balik kebangkitan nasional. Menjadikan moment seratus tahun kebangkitan nasional sebagai dalih untuk memulai perubahan bangsa ini. Mereka seolah tak sadar (baca:mabok) bahwa mereka telah lama memimpin bangsa ini, WOOII sadar bung, anda telah lama memimpin bangsa ini. Jangan kira masa jabatan yang telah anda dapatkan 4 tahun belakangan ini sebagai pemanasan, lalu dengan seenaknya menunggu seratus tahun kebangkitan nasional untuk memulai perubahan.
Fiuh..(menghela nafas..) konyol….
Wah...setuju banget sama tulisan kakak...
ReplyDeleteAcara semalem cuma pemborosan doank!
ih sepakat banget!
ReplyDeletehere's my view on it http://im-a-journalist.blogspot.com/2008/05/tentang-peringatan-100-tahun.html
baru mau ngepost..tapi gw ga pake kata konyol gar
ReplyDeletetapi gar...paragitanya jangan disalahin dunk....
ReplyDeletehmm..agak berbeda pendapat dengan tegar.
ReplyDeletesaya mau mensikapinya dari sisi lain.
menurut saya problem yang sekarang dialami oleh bangsa ini terlalu kompleks untuk dipecahkan oleh pemerintah sendirian. Oleh karena itu pemerintah perlu dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat untuk mewujudkan indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Dan kalau dilihat pada masa kini, banyak masyarakat yang sudah menjadi seseorang yang pesimistis terhadap perkembangan bangsa dan juga apatis terhadap kinerja pemerintah.Untuk menghadapi gejolak ini perlu adanya kesadaran nasional tentang nasionalisme. dan itu menurut hemat saya adalah tujuan acara tadi malam.
kalau dilihat dari sisi lain pula tanpa memperhatian terlebih dahulu sisi pembiayaan, acara tadi malam dapat mengembalikan lagi ingatan kebangsaan kita dan juga menghidupkan kembali semangat kemajuan. Saya sendiri sangat terharu dan terbakar setelah menyaksikan acara tersebut. Nasionalisme saya terbakar untuk terus berkontribusi secara aktif demi kemajuan buni pertiwi.
Tapi anehnya kesadaran nasional yang tercipta tadi malam terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kesadaran nasional terhadap kekayaan dan keragaman nusantara dan juga semangat persatuan untuk indonesia yang maju. dan yang kedua adalah kesadaran bahwa di luar acara tersebut ada masyarakat yang masih menderita karena berbagai masalah bangsa.
saya rasa dua-duanya akan menghasilkan kontribusi yang positif. jadi sekali lagi yang perlu ada adalah kesadaran nasional untuk indonesia yang lebih maju. karena saya yakin pemerintah juga sudah berbuat, walau belum banyak( yang ini mungkin karena banyaknya oknum dan disfunction system). kalau kita sadar, setidaknya kita bisa memperbaiki dan berjuang untuk diri kita dulu dan berkontribusi untuk kelompok masyarakat terkecil sehingga antara satu sama lain kelompok bisa bersinergi mewujudkan indonesia maju.
BANGKIT INDONESIA karena INDONESIA BISA!!
komen buat Tegar: sayang semalem ngga nonton tipi, udah berbulan-bulan ngga nonton benda kotak itu, aku juga sempat berpikir ini acara pemborosan banget, dari transportasi buat anak UI aja sampe 75 bis! giling...dan setiap anak dikasi transport yang kalo dikali 3rb orang wuih..banyak banget, milyaran..bisa buat bangun rumah sakit..
ReplyDeletekomen buat smile: hehe..si smile ini gampang dibikin terbakar ya hehe..
ini akibatnya jadi melankolis....
ReplyDelete:p
yes..yes..smile akhirnya ngaku..
ReplyDeletePak... kadang.. harus ada kontribusi juga dari kita.. bukan sekedar mengomentari ataupun mengutuki pemerintah saat ini.
ReplyDeletelalu apa kontribusi yang sudah antum lakukan? jgn cuma berkoar saja...
ayo kita berlomba, kontribusi apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa ini. karena ternyata, mengkritik pemerintah saja tidak akan membuat rakyat kenyang. tetap kritis namun juga tetap berbuat.
(cie...lagaknya qi, cem dah bagus kali pun...hehehe)
:)
ya..ya...terimakasih atas tanggapan kawan-kawan semua..
ReplyDeletepro dan kontra itu biasa...
FYI,,tulisan ini merupakan hasil refleksi atas ketidakmampuan diri, tuk lebih berkontribusi atas kebangkitan bangsa...yah tak maksimal mungkin..
hingga tercetuslah tulisan ini..