Thursday, 29 May 2008

Keajaiban dari sebuah seleksi bernama SPMB..

Seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) kini tinggal kenangan. Mekanisme yang mengantarkanku pada dunia pasca abu-abu ini telah berganti nama dan terpecah. UMB dan SNMPTN. Esensinya sama, namun penyelenggaranya berbeda. UMB di laksanakan oleh panitia SPMB yang lalu, sedangkan SNMPTN diselenggarakan oleh beberapa universitas yang walk out dari SPMB. Anyway, bukan itu sih inti dari tulisan ini, sekedar refleksi 3 tahun ke belakang saatku dengan impian dan semangat tinggi membidik UI sebagai perantara menuju masa depan cerah (halah...)

Berawal dari sindrom ketakutan pra kelulusan, diri ini mencoba menebak-nebak arah yang akan diambil untuk masa depannya pasca SMA. Beberapa teman ada yang memutuskan untuk langsung bekerja, namun tak sedikit, bahkan sebagian besar, mencoba peruntungan mereka menuju dunia kampus. Banyak yang memulai hal ini sebelum kelulusan bahkan beberapa bulan sebelum ujian nasional. UM UGM, UM STAN, UM STT Telkom, UM ITB,  dan UM-UM lainnya adalah seleksi yang diselenggarakan sebelum kelulusan. Semuanya seolah melintas begitu saja tanpa kuhiraukan. Kuhanya melihat sibuknya kawan dalam mempersiapkan ujian, dan berbagai diskusi mereka tentang seleksi ini.

“ah kemaren susah banget, klo gitu gw milih pilihan kedua aja”..

“eh..klo hasil dari pembagian ini dikalikan , dan ini ditambah ini, bikin konstantanya ngaruh gak?..”

Dan berbagai disksusi lainnya. Kuhanya memandang dan menatap mereka dengan kagum. Betapa tingginya semangat mereka membidik dunia kampus. Begitupun dengan diriku, meski tidak mengikuti seleksi apapun selain SPMB, diriku tetap semangat menghadapi SPMB yang akan datang. Khawatir??iya,,itu sebuah kepastian, khawatir akan spekulasi yang saat itu ku ambil. Diriku berspekulasi dengan hanya mengikuti SPMB saja tanpa mengikuti yang lain. Tapi semuanya telah kutetapkan dalam hati. Bila tak lulus, aku akan melanjutkan aktivitas dengan memperkaya diri dengan keterampilan. Kursus, bekerja paruh waktu atau yang lainnya hingga SPMB tahun depan datang lagi. Mencoba untuk kembali menembus UI, my dream.

Menembus UI, itulah target ku. Di saat sebagian besar kawan membidik jurusan lalu universitas, diriku berbeda, UI dulu baru jurusan, yang penting masuk UI, jurusan belakangan. He.he..aneh memang, dan mungkin sangat jarang dipikirkan anak-anak SMA saat itu, tapi inilah yang kupikirkan. Membayangkan memakai jaket kuning dan menjadi bagian dari perubahan dengan aktivitas sebagai mahasiswa. Sungguh luar biasa, dan bermakna jika dapat seperti itu. Inilah yang kutangkap saat melihat mahasiswa UI muncul di televisi, korban televisi nampaknya..he..he..tapi..mau tak mau, aku harus memilih jurusan juga, dan akhirnya pilihan ku jatuh pada fakultas ku tercinta. Fakultas psikologi UI.

Permasalahan pun muncul. Selama Try Out (simulasi ujian) SPMB, sekitar 6 kali try out, diriku tak pernah mencapai nilai yang maksimal, apalagi lulus di salah satu PTN yang ada pada form Try out itu. Hal ini membuat ku berpikir, Nampaknya, impian ku harus kupendam untuk masuk UI tahun ini, Tahun depan mungkin saatnya ku menembus UI. Berbagai pikiran-pikiran itu muncul.

Tapi terlanjur mengikuti berbagai tahapan, membuatku kembali semangat, Nothing to lose, full filling propechy pada diri sendiri. Apapun yang terjadi biarlah terjadi, gak lulus tahun ini, masih bisa nyoba lagi tahun depan. Akhirnya inilah yang membuatku fokus pada materi dan strategi dalam ujian, mencoba mengenyampingkan berbagai hal dan pikiran-pikiran buruk yang datang.

Hari itu kian dekat. Bermodal nekat, akhirnya ku tetap memilih Psikologi di pilihan pertama. Berbagai masukan dan himbauan telah penuh di kepalaku. Himbauan agar memilih jurusan lain yang tidak terlalu tinggi gradenya. Aaahhh..peduli amat dengan himbauan mereka, hidup ku adalah pilihan ku, ayahku pun tak pernah melarangku, ia justru memberikan ku jaminan, bila tak lulus tahun ini, silahkan coba lagi tahun depan. Membuatku semakin kuat untuk tetap memilih jurusan itu walaupun kemungkinan untuk lulus sangatlah kecil.

Keyakinanku untuk tidak lulus semakin besar. Ternyata soal Bahasa indonesia hari pertama sangat sulit. Bayangkan dari total skor 100, aku hanya mendapatkan nilai 23 dari 100. Ah..nampaknya memang diriku tak ditakdirkan lulus tahun ini, memang nampaknya aku harus merelakan UI tahun ini. Berbagai pikiran itu muncul di benakku saat selesai hari kedua. Namun, ditengah berbagai pikiran pesimis, tersimpan sebuah harapan. Hari kedua (IPS) semoga lebih baik dan mampu mendongkrak nilaiku yang jatuh di hari pertama.

Hari-hari pasca SPMB kulewati dengan gundah gulana. Enggan untuk melakukan aktivitas. Bagaikan orang yang terkena sindrom bipolar disorder. Kadang ketawa kadang sedih. Begitulah, kulewati hari menuju pengumuman SPMB dengan hal-hal itu.

Hari itupun tiba. Hari dimana masa depanku akan tergambar. Antara semangat tuk melihat pengumuman dan ketakutan tuk menghadapi kenyataan. Namun, ahirnya kutetapkan dalam hati,

“ya Alloh,,jika kau berikan kesempatan dan amanah ini padaku, ku akan mensyukuri nikmat Mu ini dengan kontribusi maksimal bagi AgamaMu dan juga hamba-hambaMu yang lain..”

Kalimat pendek yang kuucapkan dalam sujudku yang panjang ketika sholat Maghrib. Setelah selesai sholat, akupun berusaha menguatkan diri untuk segala kondisi yang mungkin terjadi. Ku membuka internet yang terpasang pada komputer rumah. Membuka situs SPMB, www.spmb.or.id . Memasukkan verifikasi sandi serta nomor peserta ku.

 

“Selamat anda diterima pada program studi 223546”

 

begitu cepatnya tulisan itu muncul. Membuatku terdiam sesaat menyadari akan sebuah keajaiban yang Alloh datangkan untukku.

 

“Alhamdulillah…papa, mama, besok ega kuliah di psikologi UI”  sebuah kalimat yang begitu bangga kuucapkan pada kedua orang tuaku

 

Terimakasih Ya…Robb,,Kau telah menjawab doaku..

 

5 comments:

  1. akhirnya.. ditulis juga pengalaman SPMBnya... hehehe

    ReplyDelete
  2. Makin jadi penasaran sama SPMB, sampai skrg gk pernah ikut atau bs dibilang gk bisa ikut....padahal selama SMA punya target lls SPMB.
    Selamat ya..

    ReplyDelete
  3. kalo saya memang benar-benar udah nyoba yang ini kak!!! hehehe
    maka bersyukurlah...

    ReplyDelete
  4. hehe..aku nyengir baca yang ini..

    ReplyDelete
  5. kpengen bisa bilang gitu ke mreka..

    ReplyDelete