Friday 1 August 2008

Sebuah Bentuk Permintaan Maaf atas Permasalahan Advokasi BOP Berkeadilan MABA 2008

Awalnya saya sempat optimis dan simpatik dengan berbagai kebijakan dari rektor UI yang baru. Dari kebijakan untuk membangun jalur sepeda di lingkungan kampus sampai kebijakan untuk menerapkan BOP berkeadilan. Teringat dengan postingan saya beberapa waktu lalu, BOP berkeadilan adalah bentuk nyata dari kontribusi mahasiswa sebagai bagian dari solusi permasalahan. Namun kini, nampaknya optimisme dan rasa simpatik itu luntur seiring dengan berbagai masalah yang muncul sebagai implikasi dari kebijakan baru itu.

Bagi angkatan 2007, 2006, 2005, ataupun kakak senior yang masih ingin berlama-lama di kampus, BOP berkeadilan memang tidak mengikat mereka. Bagi angkatan-angkatan itu sistem BOP yang lama masih berlaku, 1,3 juta per semester (untuk sosial) dan 1,5 juta per semester (untuk non-sosial). Itupun dengan catatan jika calon mahasiswa mampu membayarnya, jika tidak? Ada proses pengajuan keringanan yang sejauh pengamatan saya cukup adil dan mampu meringankan calon mahasiswa yang membutuhkan. Tapi untuk angkatan 2008 yang baru-baru ini lulus UMB UI, BOP berkeadilan telah mengikat. Dan dari namanya secara ideal hendaknya mampu memberikan rasa puas atas keinginan semua pihak atas keadilan yang diimpikan bersama.

Impian tinggal impian. BOP berkeadilan nampaknya hanya sekedar slogan. Masih banyak permasalahan yang muncul dan bahkan menambah daftar panjang atas berbagai permasalahan di kampus yang katanya kampus rakyat.

Tak usahlah saya urai satu persatu permasalahan itu. Cukup Alloh, rektor, dan sebagian mahasiswa saja yang tahu. Tidak etis, Karena proses mekanisme BOP berkeadilan masih akan berlangsung, yakni kala mahasiswa baru 2008 dari jalur SNMPTN mendaftar ulang. Jujur, sebagai salah satu pihak yang berkontribusi (ataupun menjadi satu-satunya pihak yang berkontribusi) atas ide BOP berkeadilan, mahasiswa berada dalam posisi yang serba salah. Di satu sisi mahasiswa telah menerapkan sistem ini dengan sangat sempurna dan begitu baik, tapi di sisi lain karena bukan bagian dari pembuat kebijakan dengan seenaknya beberapa oknum dari bikrokrat kampus mengkhianati kesepakatan dalam BOP berkeadilan. Membuat terjadinya peristiwa konyol saat sebelumnya mahasiswa mendukung kebijakan ini tapi beberapa saat kemudian berkoar-koar dan berdemo atas kebijakan ini.

 Untuk itu saya hanya bisa meminta maaf sebagai bagian dari mahasiswa atas berbagai permasalahan yang terjadi.

Sayapun berdoa agar komitmen dan niat baik yang terlontar dari rektor UI tercinta kala dulu terpilih mengemban amanat ini dapat tetap terjaga. Karena sayapun menyadari bahwa janji dan kata-kata manis memang sangat ringan dan mudah diucapkan kala kita belum menjalankan amanat.

Sayapun berharap agar saya tidak benar-benar mengacungkan pisau ke arah rektor UI tercinta andaikan kembali terjadi permasalahan yang sama saat proses daftar ulang calon mahasiswa 2008 dari jalur SNMPTN. Karena saya benar-benar masih mengingat bagaimana rektor saya ini memegang kupingnya seraya berkata “kalau nantinya ada permasalahan yang terjadi pada sistem ini, maka iris kuping saya…” begitulah kira-kira redaksinya, terekam jelas oleh organ penglihatan saya.

-di tulis saat melihat pengumuman SNMPTN seseorang-



5 comments:

  1. hweeeey.. ngurus keringanan bukannya ribet ya? kudu foto rumah segala. aduhduh..

    oom rektor mo ngiris kupingnya?
    gi dah.
    ta' bawain pisau sini.
    mau pisau buah? pisau daging? pisau makan? apa pisau lipet victorinox swiss army? hihi

    ReplyDelete
  2. wuih..segitunya ya??
    dulu sih waktu saya minta keringanan gak nyampe foto rumah segala...
    mm..sekarang udah mulai ketat banget yah...

    ReplyDelete
  3. Qt emang dalam posisi serba salah, apa lagi buat temen2 yg terlibat langsung dlm perumusan kebijakan BOP itu. So yg bisa kita lakukan (khususnya bwt gw yg bakal jd mantan mahasiswa) adalah berusaha sesegera mungkin menjadi orang yg tidak tergantung secara finansial kepada orang lain. Buat temen2 yg masih berjuang dengan segala agenda akademis atopun organisasi yg bisa dilakukan adalah belajar dgn sebaik2nya and gali pengalaman organisasi sebanyak2nya....supaya lebih siap ngadepin dunia pasca kampus. Kalo kondisinya udah begini, paling ngga kita harus menjadi pribadi yg mandiri. Sukses buat MPMnya bro semoga makin aspiratif & profesional....

    ReplyDelete
  4. Wah, banyak juga ternyata yg ngomongin sistem BOP yg baru (jgn bilang BOP berkeadilan! Itu bukan bahasa legal sistem ini: lihat SK rektor 432a dan 432b). Kenapa keliatan kurang masif di level mahasiswa secara umum (bukan orang lembaga mahasiswa) ya? Sepertinya harus ada yang mengumpulkan segala energi yang terserak ya? Wah, aku nunggu2 tuh kpn kita cabut sistem eksploitatif ini (lebih lanjut, lihat tulisan di site aku ya!)

    komen saya: Mm..ada temen yang saking keselnya sama BEM UI, ngajakin aku untuk ng-impeach BEM UI 1, gimana pendapatnya? Boleh juga tuh ide.. hehe

    ReplyDelete
  5. waduh bro!, klo masalah impeach meng-impeach ane gak ikutan deh bro,
    di fakultas aja udah ribet, ngurusin BEM ui lagi, mendingan BEM ui evaluasi aja dulu sedalam-dalamnya, cari tau mereka dah ngelurusin niat belom?
    karena semuanya itu berawal dari niat bro..
    salam buat temen2 FISIP yak..

    ReplyDelete