Malam hari itu, saya dan Jati bekerja sama merapikan (kembali) kostannya yang porak poranda akibat musibah yang tak dapat terhindarkan. Kalau dalam Al Quran ada ayat mengenai langit yang takkan jatuh meski tanpa tiang penyangga, di kasus ini, agak sedikit berbeda. “langit-langit” di dalam kamar jati Jatuh, dan benar-benar runtuh menimpa segala benda di bawahnya. Alhasil Jati pun mengungsi ke kamar Aha untuk sementara.
Sebenarnya Kamar Jati telah di bereskan sejak pertama kali bencana itu terjadi, sekitar 2-3 pekan yang lalu. Namun karena berbagai macam aktipitas yang menyibukkan (he5), ia hanya sempat merapikan barang-barang kebutuhan pokoknya seperti pakaian, kasur, bantal meja, komputer. Sedangkan barang-barang seperti Buku, kertas, streoform, dan berbagai printilan lainnya masih bertumpuk di luar kamar, membentuk gunungan kertas-kertas.
Operasi perapihan pun dilakukan. Kami memilah-milah lagi berbagai kertas yang mungkin masih bisa terpakai dan tidak bisa lagi terpakai, setidaknya bila tidak terpakai masih ada peluang untuk diloak di abang-abang tukang loak (he5). Begitulah, aktivitas merapihkan buku sungguh membosankan, walaupun ada beberapa kejadian lucu yang kami temui selama merapihkan kertas-kertas itu. Kami menemukan beberapa kertas yang menurut kami memiliki kenangan tersendiri. Kertas H.O kuliah yang berisi uneg2 jati, surat-surat berisikan tatib pemilu, dan jadwal kuliah jati waktu di UnPad. Klo yang terakhir cukup membuat kami terbahak-bahak. Menertawakan keluguan Jati ketika kuliah di sana (he5). BTW, sekali lagi, operasi perapihan ini cukup membosankan walau sesekali menemukan hal lucu di dalamnya.
Ditengah kebosanan itu, muncul variasi suasana. Mati lampu yang terjadi berulang-ulang menyebabkan kami sedikit mendapatkan celah baru untuk membuka topik pembicaraan
Jati : “Gar…hal tergila dan terseram apa yang selama ini pernah lo pikirin”
Tegar:”apa ya? Ada sih jat, satu hal yang paling gw takutin”
Jati : “ Apaan?”
Tegar:”gw pernah punya khayalan, suatu saat gw tidur dan pas bangun, gw udah gak berada di tempat gw tertidur”
Jati : “Maksud lo? Pindah tempat? ”
Tegar : “ bukan…lebih ngeri lagi, waktu gw tidur dan pas mau bangun, gw terbangun oleh suara Mak gw dengan intonasinya yang khas “Gar, ayo bangun, udah siang, mau telat masuk sekolah lagi, cepetan sholat subuh, nanti keburu abis subuhnya”
dengan mata yang masih terngantuk-ngantuk gw ngomong ke emak gw
“Mak…bukannya tegar lagi di asrama yah, kok sekarang udah di rumah aja, gimana caranya? Perasaan tadi malem tegar masih tidur di asrama” lalu emak gw jawab
“kamu ini jangan ngelantur Gar, asrama apa sih, orang tadi malem kamu abis ketiduran ngerjain tugas matematika, kok jadi ngelantur tidur di asrama. Emang di sini ada asrama? Udah ah..jangan ngaco, sono cepetan wudhu, hari ini hari senin lo, nanti telat upacara. Tuh..di kamar emak udah siapin baju ama topi. Jangan sampe kayak minggu lalu, di suruh lari keliling lapangan gara-gara gak bawa topi”
Ku berteriak “Apa-apaan sih mak, jangan becanda deh mak, tegar tuh
tadi malem masih di asrama, abis ngerjain tugas psikologi klinis terus ketiduran di aula asrama, kok tiba-tiba emak nyuruh tegar berangkat ke sekolah. Tegar ini udah kuliah mak di Psikologi UI, mahasiswa, ngapain pake ke sekolah segala”
Emak ku dengan wajah terkejut menjawab “tegar, kamu kenapa sih nak, kesambet setan apa? Inget nak, kamu ini masih SMA kelas tiga, dikit lagi mau UAN dan SPMB. Emak tau kamu pengen banget masuk UI, tapi jangan sampe kayak gini, emak jadi takut ngeliat kamu.”
Ku kembali Berteriak “ Aduh…emak,,jangan becanda lagi deh, pokoknya sekarang tegar mau berangkat kuliah, hari ini hari senen, ada kuliah psikologi abnormal, pokoknya jangan sampe telat. Ngomong-ngomong motor udah dikeluarin bapak ya? Ada di halaman? Kok dari tadi tegar nggak ngeliat motor?”
Dengan wajah sedih emakku menjawab “ Tegar…tegar..kamu kenapa nak?, istighfar, kamu ini masih SMA kelas 3, dikit lagi mau ujian, kamu itu belom kuliah, terus sejak kapan kita punya motor?”
Kemarahan ku mulai memuncak, ku tak lagi tahan dengan hal ini. Tidak peduli dengan perkataan emakku, ku langsung menghubungi no.telp asrama. Mencoba mencari sedikit kenyataan dari kejadian ini. “Halo..dengan PPSDMS? Ini Edwin ya?”
Edwin menjawab “iya ..ada perlu apa mas?”
“Win ane telat ikutan rapat FORMA ya, terus ane minta tolong bilangin ke bang aji tadi malem ane izin gak mabit di asrama, gak tau nih tiba-tiba ane udah nyampe aja di rumah..oke?”
Lalu Edwin bertanya “maaf..ini siapa ya?”
Tanpa keraguan ku langsung menjawab “ini tegar, ente masa lupa suara ane”
Lalu dengan heran Edwin bertanya “Tegar yang mana ya? Setau saya di asrama gak ada yang namanya tegar, tapi memang benar, ini asrama PPSDMS, terus, maaf ya mas, saya bingung, mas kok bisa tau nama saya, lalu bicara tentang FORMA, mas kok bisa tau nanti sore ada FORMA, emang mas diundang juga ya? Setau saya yang nanti datang hanya ketua-ketua lembaga kemahasiswaan di UI, dan setau saya juga, gak ada yang namanya tegar disana”
Seolah tak percaya mendengar hal ini, secara spontan ku menjatuhkan gagang telepon. Ku berteriak “apa-apaan ini, semua orang jadi aneh dan ngaco semua,,,Aaaggh…gw gak tahan..pokoknya gw mesti ke kampus sekarang”. Tanpa mandi, ku memilih baju yang ada di lemari, mengganti baju yang saat ini kupakai. Tanpa menghiraukan larangan ibuku, aku pergi ke depok tanpa sepeda motor yang menghilang entah dimana. Selama perjalanan, tak ada yang berbeda dengan lingkungan sekitarku, segala hal nampak sama, tak ada yang berubah. Sehingga semakin menguatkan ku bahwa ini Cuma main-main dan kerjaan iseng dari beberapa orang saja.
....Di kampus, segalanya tampak sama. Stasiun UI, Bis Kuning, dan segala hal di dalamnya sama seperti saat kemarin ku datang ke sini. Masih terpampang jelas spanduk-spanduk ucapan selamat dari Rektorat atas terpilihnya beberapa Dekan, dan berbagai spanduk acara-acara kemahasiswaan, salah satunya spanduk rekrutmen PPSDMS. Berpikir tentang PPSDMS, membuatku ingin mampir dulu ke asrama sebelum sampai ke kampus, tapi ku urungkan niatku itu, ku masih penasaran dengan kejadian aneh hari ini. Dimana setiap orang bertingkah aneh.
Setelah sampai di Fakultas, segalanya sama persis ketika ku kemarin meninggalkan tempat ini. Masih ada beberapa poster PsyGames, pengumuman beasiswa Mahalum, dan Pakom BEM yang memuat susunan pengurus BEM. Melihat Pakom BEM, ku tertarik melihat Pakom MPM, maka ku langsung melangkahkan kaki ke pakom MPM.
Namun, mata ku melihat pemandangan aneh di pakom itu. Di sana tidak ada foto ku, yang ada hanya foto Jati, Nila, dan Dea serta satu orang lagi yang tak kukenal. Segalanya tampak sama di pakom itu, kecuali satu hal, tidak ada FOTO ku disana. Foto jati dan orang tersebut di pinggir danau, dea dan nila yang berfoto bersama di sebelah pohon membuatku semakin takut akan kebenaran yang akan kuhadapi. Lalu ku mengarahkan pandanganku kepada teman-temanku angkatan 2005, Jody dan Cune, yang baru saja selesai kuliah Abnormal nampaknya. Dengan tergesa-gesa ku bertanya pada mereka. “Cune, jody, abis kuliah Abnormal ya? Ada tugas ya?”
Dengan wajah yang keheranan mereka menjawab “maaf mas, mas ini siapa ya? Saya belum pernah ketemu mas sebelumnya, tapi kenapa mas tau nama kami berdua?”
Lalu dengan tak sabar ku menjawab “ lo jangan maen2 jod, gw tegar, temen lo angkatan 2005, anak MPM, masa lo lupa sih, baru kemaren kita ketemu di Ruang MPM”
Jody menjawab “maaf mas, saya gak kenal mas, setau saya anak MPM itu ada 4 orang dan gak ada yang namanya Tegar”
“aagh..kenapa ini, apa yang terjadi ?” seakan tak kuat lagi menerima kenyataan, ku berlari melintasi ged D, menuju MUI, disana ku berpikir keras, tentang segala kemungkinan dari kejadian aneh ini. Ku mencoba menerka bahwa ini adalah pekerjaan iseng dari salah satu anak2 MPM yang ingin menyusun kejutan untukku, tapi, tak mungkin nampaknya, bagaimana bisa seluruh orang terpengaruh dan mau ikut rencana mereka? Dengan rapih seluruh kejadian ini mereka susun? Nampaknya ini bukan ulah mereka. Lalu ku mencari lagi alasan logis, mencari dan mencari. Sampai akhirnya kusampai pada sebuah kesimpulan.
Ternyata selama ini ku terjebak dalam mimpi panjang. Peristiwa-peristiwa yang ku alami hanyalah mimpi. Peristiwa kelulusan ku di SMA, peristiwa lulus SPMB, peristiwa Ospek di Kampus, peristiwa lucu bersama teman2 ku, dan peristiwa indah bersama Jati, Nila, Dea, semuanya hanya mimpi. Sekarang ku mulai ingat, aku adalah siswa SMA kelas 3 yang sebentar lagi akan ujian, dan aku adalah seorang anak yang harus berusaha keras menembus PTN. Aku bukanlah anak PPSDMS, bukan anak psikologi UI, bukan anak MPM. Khayalanku selama ini sungguh nyata sehingga kusempat terlupa pada kenyataan diriku yang sebenarnya Cuma anak SMA.
…..sebenarnya,ku ingin mendapatkan keterangan lebih banyak dari orang-orang yang kukenal, namun ku tak tega bertemu dengan mereka, bertemu dengan jati, nila, dea, cune, jody, Edwin dan semua teman2 ku, yang ternyata hanya teman dalam khayalan. Aku memang pernah bersahabat dengan mereka, namun itu hanya dalam mimpi. Mereka memang hidup di dunia nyata, tapi tidak dalam kehidupanku, mereka hidup di khayalanku namun hilang di dunia nyata.
….
Tegar : “ jadi jat, itu yang paling gw takutkan, kehilangan kenangan indah bersama lo, dea, nila dan temen2 gw. Kehilangan kebersamaan yang selama ini ada dan ternyata semua itu hanya mimpi yang terjadi dalam satu malam. Semua ini sangat mungkin terjadi, bila Alloh menghendaki, karena ia yang memegang segala sesuatu termasuk waktu.
Makanya gw coba untuk mensyukuri segala nikmat yang terberi hari ini, nikmat iman, islam, kesehatan, nikmat sebagai mahasiswa, nikmat sebagai aktipis, nikmat sebagai seorang sahabat yang terkadang sering kita lupakan. Kita akan merasakan nikmat ini, jauh lebih mendalam, ketika nikmat ini hilang, dan itu yang gw rasakan ketika gw berkhayal tentang kejadian tadi.”
….
Untuk semua orang yang telah mengenal saya dan rela mengenal saya. Cukup kiranya anugerah bertemu dengan kalian sebagai nikmat terindah yang kuterima sebagai manusia.
kayaknya pernah denger nama tegar,tapi dimana ya? hehe....
ReplyDeletewaduh...jangan gitu donk mbak...
ReplyDeletetakutnya malah jadi kenyataan..
pusing juga klo beneran jadi kenyatan...agh..gak mau ngebayangin lagi..
tegar??? syappppaaaa tuch??? (hahay..)
ReplyDeletejieeh..dibaca ampe lama ternyata closingnya bagus juga...hehe
ReplyDeleteMaknanya sangat mendalam, dan menyentuh pelosok ruang hati.
ReplyDelete(Jadi ikut merenung juga.........)
waaaaah terharu bacanya..
ReplyDeletekirain cerita lucu taunya dalem..
makasih udah ngingetin x)
ah, inget film waking life yang diputer di auditorium 2 minggu lalu. hehhe
ReplyDeleteeh..nih bocah..ikut-ikutan juga...
ReplyDeleteah...masa sih??
ReplyDeletemakasih klo gitu...
ya..
ReplyDeletemari kita merenung bersama atas keberadaan kita di tengah dunia ini...
semoga kita dapat menjadi manusia yang lebih menghargai makna hidup...
sama-sama, semoga kita dapat saling mengingatkan..
ReplyDeletesemangat cune...untuk tender PMB-nya..he..he..
sama-sama, semoga kita dapat saling mengingatkan..
ReplyDeletesemangat cune..buat tender PMB-nya..he.he..
iya ya??
ReplyDeletemata kuliah apa chi?
filsafat manusia.
ReplyDeletetentang orang yg mimpi berfilsafat, terus bangun dan ternyata dia kebangun di mimpinya yg lain. gituuuu terus.
tapi bagus banget script-nya.