Dunia fisik atau materi adalah realitas faktual yang kita hayati. Selebihnya ada banyak kemungkinan realitas lain yang tak dapat kita pahami eksistensinya. Sebagian orang mungkin mengenalnya dan selebihnya tidak. Yang mengenalnya memberikan label metafisik dan dianggapnya nir-realitas.
Metafisik adalah sebuah kondisi dimana fungsi indrawi sebagai reseptor tak mampu mengidentifikasi sebuah aktivitas diluar jangkauan fungsinya. Tidak tertangkap oleh
pandangan mata tapi dapat dilihat oleh sebagian orang. Tidak didengar dalam resonansi
pendengaran tapi dapat diindrai oleh sebagian manusia. Itulah sebagian inti dan hakikat dari metafisik. Sebuah kondisi yang mungkin relevan dalam hal justifikasi perilaku sebagian manusia.
Sebagian manusia mungkin merasakan sakit ketika ia ditimpa sebongkah batu di dadanya.
Disiang hari dalam cuaca yang sangat terik. Tapi berbeda dengan sebagian lainnya yang
menghayati kondisi metafisik yang berada diluar jangkauan indrawi manusia. Ia tersenyum tak ubahnya menikmati bongkahan batu di dadanya. Fungsi ragawi dan fisik tak lagi bermain dalam tataran metafisik. Ia berada dalam level idea, phantasm, spirit dan belief yang berada diluar realitas fisik. Yang terkadang membuat non-aktif fungsi indrawi atau bahkan meningkatkannya.
Benar, idea, phantasm, spirit, dan belief, adalah sebuah konsepsi yang menjadi komponen pokok dari fungsi metafisik. Dimana seperti yang telah dikemukakan pada awal tulisan, fungsi ini berada di luar jangkauan fungsi indrawi manusia. Atau dengan kata lain berada di atasnya dan melampaui. Sehingga tak heran jika kemudian fungsi metafisik yang lebih mempunyai peran dalam dinamika perubahan manusia. Karena tak jarang output yang dihasilkannya memiliki kualitas yang tak dimiliki oleh sebagian besar manusia yang secara pasti menggunakan fungsi indrawi.
Sebagai contoh, Seorang ulama besar dikebiri hak-hak asasinya lewat penjara. Seakan tak punya kuasa atas hidup dan kehidupannya. Tapi dengan fungsi metafisik dari sebuah belief akan sebuah pertolongan dari dzat yang maha pengasih, ia dengan bebasnya melayang-layang pergi melintasi penjara yang membatasinya. Membawa serta pemikiran-pemikarannya jauh pergi untuk dituliskan dalam sebuah bentuk tulisan. Yang mungkin saja kualitasnya jauh lebih bermutu dibandingkan penulis-penulis lainnya.
****Metafisik adalah sebuah kondisi dimana fungsi indrawi sebagai reseptor tak mampu mengidentifikasi sebuah aktivitas diluar jangkauan fungsinya. Tidak tertangkap oleh
pandangan mata tapi dapat dilihat oleh sebagian orang. Tidak didengar dalam resonansi
pendengaran tapi dapat diindrai oleh sebagian manusia. Itulah sebagian inti dan hakikat dari metafisik. Sebuah kondisi yang mungkin relevan dalam hal justifikasi perilaku sebagian manusia.
Sebagian manusia mungkin merasakan sakit ketika ia ditimpa sebongkah batu di dadanya.
Disiang hari dalam cuaca yang sangat terik. Tapi berbeda dengan sebagian lainnya yang
menghayati kondisi metafisik yang berada diluar jangkauan indrawi manusia. Ia tersenyum tak ubahnya menikmati bongkahan batu di dadanya. Fungsi ragawi dan fisik tak lagi bermain dalam tataran metafisik. Ia berada dalam level idea, phantasm, spirit dan belief yang berada diluar realitas fisik. Yang terkadang membuat non-aktif fungsi indrawi atau bahkan meningkatkannya.
Benar, idea, phantasm, spirit, dan belief, adalah sebuah konsepsi yang menjadi komponen pokok dari fungsi metafisik. Dimana seperti yang telah dikemukakan pada awal tulisan, fungsi ini berada di luar jangkauan fungsi indrawi manusia. Atau dengan kata lain berada di atasnya dan melampaui. Sehingga tak heran jika kemudian fungsi metafisik yang lebih mempunyai peran dalam dinamika perubahan manusia. Karena tak jarang output yang dihasilkannya memiliki kualitas yang tak dimiliki oleh sebagian besar manusia yang secara pasti menggunakan fungsi indrawi.
Sebagai contoh, Seorang ulama besar dikebiri hak-hak asasinya lewat penjara. Seakan tak punya kuasa atas hidup dan kehidupannya. Tapi dengan fungsi metafisik dari sebuah belief akan sebuah pertolongan dari dzat yang maha pengasih, ia dengan bebasnya melayang-layang pergi melintasi penjara yang membatasinya. Membawa serta pemikiran-pemikarannya jauh pergi untuk dituliskan dalam sebuah bentuk tulisan. Yang mungkin saja kualitasnya jauh lebih bermutu dibandingkan penulis-penulis lainnya.
Dan kini ulah Israel menjawab konsepsi metafisik secara nyata. Di dalam diri rakyat
palestina. Belief dan spirit bangsa palestina membawa serta kekuatan yang muncul dari
diri-diri setiap pribadi. Dimana secara logika, tak mungkin rakyat palestina merubuhkan
kekuatan zionis.
Tapi logika hanya sarana dalam mengintrepetasi fungsi indrawi dan fisik. Metafisik lah yang berperan dalam diri setiap rakyat palestina. Memunculkan kekuatan yang takkan pernah padam hingga kejayaan kembali ke pangkuan mujahid palestin.
semoga,,,
ReplyDeletebagus! subhanallah..
ReplyDeletebagus! subhanallah..
ReplyDelete