Sunday, 28 December 2008

Karakter Iran dan serangan Israel ke Palestina

Dunia tidak pernah melihat kejadian (serangan) ini sebelumnya
-ismael haniyeh, pemimpin hamas-

Gencatan senjata harus dilakukan, tapi kami memaklumi penyebab israel melakukan penyerangan ke gaza -juru bicara washington-

Israel harus membayar serangan mereka ke gaza. Dan kami siap melakukan serangan balasan terhadap israel. sementara itu kami akan mengirimkan bantuan secepatnya melalui jalur laut.
-Ahmadinejad, Presiden Iran-

*berunding, berdiskusi, berunding* - Liga Arab-

Dunia kembali disuguhi sebuah tayangan, pilu dan menyedihkan, dari sudut dunia bernama palestina. seolah tak pernah bosan , penduduk dunia kembali dicekoki (atau mencekoki dirinya sendiri) terhadap sebuah pemandangan. Dimana manusia setengah mati bertahan membela hidup dan kehidupannya. Bertahan dari serangan mematikan negara dan otoritas tertinggi dunia saat ini, Israel.

Serang menyerang, hantam menghantam, memang tak sekali ini terjadi. Bertahun-tahun, bahkan berabad-abad yang lalu telah dimulai. Diawali dari diaspora bangsa yahudi di dunia hingga mereka berkumpul dan memplokamirkan negara Israel di tanah bangsa Palestina. Sejak itulah berbagai tayangan memilukan terjadi pada bangsa Palestina.

Tak sedikit upaya yang dilakukan untuk mereduksi dampak dari pertikaian antar kedua bangsa. Uniknya dilakukan oleh negara ataupun institusi terkait yang memiliki kepentingan tertentu di wilayah timur tengah. Bukannya dari kedua bangsa yang bertikai. Maka tak heran pertikaian terus terjadi walau telah dimediasi oleh mereka yang berkepentingan. Karena mereka memang tak bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Tapi hanya untuk mengambil keuntungan dalam pertikaian. Amerika dalam hal mempertahankan hegemoninya di asia barat dan hutang moril dan materiilnya pada Israel, Liga Arab dalam hal menjaga aset mereka di wilayah arab, dan PBB dalam hal menaikkan kredibilitas mereka sebagai institusi pemersatu negara di dunia.

Jadi tak perlu heran jika untuk serangan yang ke sekian kalinya ini. Amerika sekedar menyarankan Israel untuk memulai gencatan senjata. Liga arab sekedar berunding dan mengecam serangan. PBB hanya berusaha mengatakan pada israel untuk menghentikan serangannya ke palestina. Dimana semuanya merupakan reaksi basa basi terhadap aksi Israel. Namun, diantara reaksi basa basi itu muncul reaksi yang berbeda. Apalagi kalau bukan dari Iran, negara dengan tingkat dendam paling tinggi setelah Palestina terhadap Israel terutama Amerika.

Iran dalam hal ini memang punya sejarah panjang dan buruk dengan Amerika. Tentunya tak lepas dari revolusi iran yang menggulingkan rezim Syah reza Pahlevi. Digantikan Khomeini yang tidak seperti pahlevi yang di back up amerika dalam kebijakan-kebijakannya. Khomeini berbeda, ia anti amerika dan mengutuk tindakan semena-mena amerika pada penduduk dunia dan juga Iran.

Dendam itu yang sampai sekarang dibawa oleh Iran terhadap amerika. Semakin menjadi-jadi kala Iran di embargo oleh PBB yang dipelopori oleh Amerika sebagai penggagasnya. Sehingga kini tak perlu dipertanyakan mengapa Iran begitu membenci Amerika dan secara tidak langsung selalu menjadi oposisi bagi berbagai kebijakan Amerika di dunia.

Tapi memang Iran dalam hal ini kelompok syiah, akrab dengan dendam dan budaya mendendam. Tengoklah sejarah panjang terbentuknya aliran ini. Diwarnai oleh dendam mereka terhadap Abu Bakar, Umar, Usman yang dianggap merebut kekhalifan dari Ahlul Bait Rasululloh Ali Bin Abi Thalib. Dimana hingga kini tak ada satupun i'tikad mereka untuk memperbaiki kesalahan dalam menilai sahabat utama rasul tersebut. Yang mereka ingat selalu dalam ritual hari assyuro mereka. Padahal sudah bertahun-tahun bahkan berabad-abad terjadi tapi tetap saja mereka mendendam dan membenci sahabat utama rasul.

Jadi? pertanyaannya adalah, mereka memang membenci amerika karena amerika menyerang kaum muslimin ataukah karena sifat mendendam mereka yang sudah menjadi karakter yang inhibit pada diri mereka??

Entahlah, yang jelas ada baiknya juga mereka menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat palestina. Disaat sebagian besar negara dengan aliran sunni, Ahlussunnah yang mengikuti jejak rasul dan sahabat, bungkam dan diam tak berdaya melihat kekejaman Israel Laknatulloh.


3 comments:

  1. wah bagus tuh kalo mengeksplor ttg syiah dan karakternya, kebetulan dari dulu tertarik sama madzhab yang satu ini, pernah terbesit untuk convert malah ... emang sih lebih kental dari sisi politisnya, atau kalo bahasa nt dendam politis ... itu pula yang mendasari sikap mereka terhadap para sahabat versi ahlu sunnah dan juga kepada ahlu sunnah pada umumnya ... bagus kalo baca bukunya Syaikh Hussain Al-Musawi, ulama besar Syi'ah yg ruju' ke sunnah (Lillah tsumma li-thariq, terjemah Indonesia : Mengapa Saya Keluar dari Syiah), karena dia terangkan hal2 tsb dengan dalil2 kitab2 syiah bukan dari yg lain ..

    ReplyDelete
  2. Convert ke syiah? No way! Tapi memang sebagian oknum 'ahlusunnah' sedang asyik terlelap..

    ReplyDelete
  3. Menarik bila m'cermati kiprah iran. selalu m'munculkan tanda tanya akan motif yang berada d balik smangat mereka membela rakyat palestina. Karena aqidah dan pemahaman mereka pada islam berbeda dengan ahlussunnah.

    ReplyDelete