Karena Masih berasa Aura KAUP, dan masih berdebar-debar menunggu hasilnya. Maka tadi secara tidak sengaja, iseng-iseng membuat bagian awal (lagi) dari proposal KAUP. Bedanya yang jadi alat ukur itu sebuah perilaku, behaviour. ini nih..
----------------------------------------------------------BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.a. Latar belakang
Ketika memasuki usia remaja, hal yang paling mengasyikkan adalah menikmati berbagai perubahan. Perubahan dalam aspek fisik, kognitif, dan psikososial (papalia, 2007). Tentunya yang membuat mengasyikkan adalah bertambahnya kualitas maupun kuantitas dari organ tubuh terkait aspek fisik, kognitif, maupun psikososial. Misalnya dari segi kuantitas adalah ukuran badan yang menjadi besar dan tumbuh pesat(ini fisik), otak yang bertambah volumenya(mungkin kognitif), dan teman-teman yang semakin banyak(bisa dibilang psikososial). Sedangkan dari segi kualitas misalnya gerakan tangan semakin luwes karena motorik halus yang semakin terasah(ini fisik), pola pikir telah beranjak dari concrete operational ke tahap format operational yang membuat remaja bisa berpikir abstrak(mungkin kognitif), dan terakhir adalah hubungan yang semakin erat dan dalam dengan teman-teman sebayanya(dan ini bisa dibilang psikososial).
Dari ketiganya (baca:aspek fisik, kognitif, psikososial), aspek psikosial yang nampaknya paling menonjol dari remaja. Mungkin bisa kita lihat dari kondisi faktual yang kini terjadi. Dalam media-media, baik elektronik maupun cetak, masa remaja dicitrakan sebagai masa yang penuh dengan interaksi sosial yang mendalam dengan lawan jenis. Menghadirkan sisi-sisi penuh romantika antara dua insan remaja.
Romantika diantara keduanya dianggap lumrah bagi sebagian pakar psikologi. Dalam teori perkembangan erikson bahkan dijelaskan teori dan manfaat hubungan romantika ini, yang sering kita sebut dengan pacaran. Menurut erikson dalam papalia (2007) ada beberapa fungsi pacaran yaitu sebagai sarana rekreasi, sumber kesenangan, sebagai status & prestasi, membantu proses sosialisasi, memberikan kesempatan untuk membentuk identitas diri, untuk memperjelas identitas diri dan untuk memisahkan diri dari keluarga, sarana untuk menyeleksi pasangan hidup.
Terkait masalah menyeleksi pasangan hidup. Berarti secara tidak langsung pacaran dijadikan alat ukur untuk menyeleksi kemungkinan pasangan hidup bagi remaja. Dalam mengidentifikasi pasangan hidup ideal pada remaja dibutuhkan alat ukur yang reliabel, valid, dan memiliki item-item yang baik. Maka apakah pacaran dapat menjadi alat ukur seperti ini?
Dari ketiganya (baca:aspek fisik, kognitif, psikososial), aspek psikosial yang nampaknya paling menonjol dari remaja. Mungkin bisa kita lihat dari kondisi faktual yang kini terjadi. Dalam media-media, baik elektronik maupun cetak, masa remaja dicitrakan sebagai masa yang penuh dengan interaksi sosial yang mendalam dengan lawan jenis. Menghadirkan sisi-sisi penuh romantika antara dua insan remaja.
Romantika diantara keduanya dianggap lumrah bagi sebagian pakar psikologi. Dalam teori perkembangan erikson bahkan dijelaskan teori dan manfaat hubungan romantika ini, yang sering kita sebut dengan pacaran. Menurut erikson dalam papalia (2007) ada beberapa fungsi pacaran yaitu sebagai sarana rekreasi, sumber kesenangan, sebagai status & prestasi, membantu proses sosialisasi, memberikan kesempatan untuk membentuk identitas diri, untuk memperjelas identitas diri dan untuk memisahkan diri dari keluarga, sarana untuk menyeleksi pasangan hidup.
Terkait masalah menyeleksi pasangan hidup. Berarti secara tidak langsung pacaran dijadikan alat ukur untuk menyeleksi kemungkinan pasangan hidup bagi remaja. Dalam mengidentifikasi pasangan hidup ideal pada remaja dibutuhkan alat ukur yang reliabel, valid, dan memiliki item-item yang baik. Maka apakah pacaran dapat menjadi alat ukur seperti ini?
I.b. Permasalahan
Terdapat 3 masalah yang diangkat dalam penelaahan alat ukur ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah item-item dalam pacaran yang disusun konsisten untuk menyeleksi pasangan hidup ideal bagi remaja ?
b. Apakah pacaran dapat memprediksi keberhasilan remaja dalam menyeleksi pasangan hidup ideal ?
c. Apakah item-item dalam pacaran yang disusun dapat membedakan individu yang memiliki kemungkinan mendapat pasangan hidup ideal dengan yang tidak?
I.c. Tujuan
Untuk mengetahui apakah pacaran konsisten mengukur kemungkinan remaja mendapatkan pasangan hidup ideal dan dapat membedakan remaja yang tidak mendapatkannya.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
LANDASAN TEORETIS
II. a. Pacaran
II. a. 1. Definisi pacaran
Menurut sebuah situs yang saya baca ia mendefinisikan pacaran sebagai berikut. Pacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan (antara lain dengan saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditetapkan bersama) dengan kekasih atau teman lain-jenis yang tetap (yang hubungannya berdasarkan cinta-kasih). Singkatnya, pacaran adalah bercintaan dengan kekasih-tetap. Itu definisi bakuKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Unsur-intinya ada dua yaitu ‘bercintaan’ dan ‘kekasih-tetap. ‘pacaran’ yang ditulis dalam situs tersebut dan dikemukakan oleh Muhammad Shodiq berdasarkan
Definisi lainnya adalah pacaran dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan menitikberatkan pada aktivitas berkasih sayang yang menuntut satu atau lebih pasangan memperlihatkan perilaku menyenangkan yang diinginkan oleh pasangannya yang lain. (hamzah, 2008).
Definisi lainnya adalah pacaran dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan menitikberatkan pada aktivitas berkasih sayang yang menuntut satu atau lebih pasangan memperlihatkan perilaku menyenangkan yang diinginkan oleh pasangannya yang lain. (hamzah, 2008).
II. a. 2. Komponen pacaran
Adapun komponen utama dari pacaran diidentifikasikan sebagai berikut: (1)bertemu di suatu tempat yang telah ditetapkan bersama untuk berkasih-kasihan (2) dilakukan dengan kekasih atau teman lain jenis yang tetap (3) perilaku menyenangkan yang diinginkan oleh pasangannya yang lain.
II. b. Remaja
Karakteristik remaja secara umum menurut Steinberg (1999), yaitu:
1. Aspek Biologis. Pubertas, yakni perubahan penampilan reamaja secara fisik (seperti pertumbuhan dada pada perempuan, pertumbuhan rambut pada wajah laki-laki, dan peningkatan berat tubuh secara dramatis pada perempuan ataupun laki-laki)
2. Aspek Kognitif. Kemampuan berpikir yang lebih canggih dari sebelumnya (masa kanak-kanak). Seperti: berpikir tentang hypothetical situation, konsep abstrak.
3. Aspek Sosial. Perubahan status sosial dalam hubungannnya di rumah, sekolah, dan dalam peer group.
II. c. Teori Penyusunan Tes
II. c. 1 Validitas
Validitas tes berhubungan dengan apa yang diukur dan seberapa baik tes tersebut mengukur konstruk yang diinginkan tersebut. Seluruh mekanisme untuk menentukan validitas tes mempunyai hubungan dengan performa dalam tes dan hasil observasi yang dilakukan terhadap tingkah laku tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan kriteria yang dapat dijadikan acuan atau perbandingan (Anastasi dan Urbina, 1997).
Hubungan antara skor tes dengan kriteria disebut dengan koefisien validitas. Validitas menampilkan sejauh mana tes tersebut mengukur konstruk yang ingin diukur. Berdasarkan tujuan penggunaan tes, terdapat tiga macam validitas; yaitu content description, criterion prediction, dan construct validation.
Hubungan antara skor tes dengan kriteria disebut dengan koefisien validitas. Validitas menampilkan sejauh mana tes tersebut mengukur konstruk yang ingin diukur. Berdasarkan tujuan penggunaan tes, terdapat tiga macam validitas; yaitu content description, criterion prediction, dan construct validation.
II. c. 2. Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada ketepatan, kebergantungan, konsistensi, atau repeatability (dapat diulang) hasil tes (Kaplan dan Saccuzzo, 1997). Reliabilitas adalah konsistensi dari skor yang didapat oleh orang yang sama ketika individu tersebut melakukan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan serangkaian tes berbeda tapi dengan item yang ekivalen, atau dilakukan di bawah variabel-variabel kondisi pengujian yang lainnya (Anastasi dan Urbina, 1997).
II. c. 4. Analisis Item
Ada dua jenis analisis item yang dilakukan dalam pendekatan kuantitatif, yaitu analisis kesukaran item (item difficulty analysis) dan analisis daya beda item (item discrimination analysis).
------------------------------------------------
Untuk saat ini nampaknya cukup. Terlalu panjang takutnya gak sempat dibaca juga nantinya. Lagipula lagi males nerusin. Ada yang berminat meneruskan??mungkin fakta-faktanya sekalian. Bisa Valid, Reliabel. Atau mungkin sama sekali tidak valid dan reliabel?? kira-kira apa ya hasilnya?
TEMA KEREN!!!
ReplyDeleteide tu mahal! jadi memang harus diterjemahkan dalam karya :)
btw ini teh dah di-kompre atau baru proposal??? byk2 diskas dg dosen KLD deh... atau perkembangan.
kalo dah jadi lengkap, kasi tau hasilnya yah ;)
oya, ini jg bisa jadi tema skripsi lho...skali mendayung 2 kerjaan terlampaui :D
SEMANGATTT!!!!!
menarik
ReplyDeletetambahin dunk:
Pacaran dan peninkatan cost hidup anak kos2an
menarik tuh
mana yang lebih ngerasa welfare
yang pacaran...apa yang engga pacaran?
Cari definisi pacaran dengan term 'dating', Gar. Menurut dosen pembimbing saya, itu istilah pacaran yang diterima umum diseluruh dunia.
ReplyDeleteBiar jadi penguat untuk indikator perilakunya. Jadi ngga cuma pake yang di internet.
Di buku-buku bertema adolescence banyak kok.
Dan, setelah saya tau, saya malah jadi kesel..
Wah..terima kasih mbak...
ReplyDeleteini belom di kompre karena memang proposal klompok KAUP saya bukan ini. Ini
hasil keinginan yang tidak sempat tercapai mbak,sekedar impian, hiks, sedihnya T_T.
Tulisan ini memang khusus dibuat dan di posting agar punya nilai lebih buat yang lain. Dan bukan sekedar jadi seonggok impian
Untuk tema skripsi,,boleh juga tuh mbak...terimakasih masukannya..
Waaahh...huhuhu... T_T
ReplyDeletesetelah denger komen dari kak jamal, jadi makin sedih..
kenapa dulu gak coba ini aja ya...
mungkin masih bisa buat skripsi kali ya..
tapi belom tau juga..
huhu...*sedih*
Waaahh...huhuhu... T_T
ReplyDeletesetelah denger komen dari kak jamal, jadi makin sedih..
kenapa dulu gak coba ini aja ya...
mungkin masih bisa buat skripsi kali ya..
tapi belom tau juga..
huhu...*sedih*
kayaknya bagus juga tuh..pacaran dan peningkatan cost hidup kos2an..
ReplyDeletetapi secara sekilas kayaknya yang pacaran deh yang cost-nya ningkat...
Pacaran jadi banyak duit maksudnya? Wah, patut dicoba tuh..
ReplyDeletehaduh..gar...skripsi nih..^^
ReplyDeletepanjang bet bacanya...wkwkwkw..
no_Comment
*setelah membaca tulisan ini, jadi ragu tentang kebenaran definisi Konstruksi Alat Ukur Psikologi yang selama ini aku yakini*
ReplyDeleteKAUP teh naon??
wehehehe, bgus juga tulisannya ^_^
ReplyDeleteemang selama ini seperti apa meyakini definisi KAUP?
ReplyDeleteKAUP=Konstruksi Alat Ukur Psikologis
makasih banyak...
ReplyDelete^_^
efek kompre dua setengah jam ya gar??
ReplyDeleteoverall, tegar sudah bisa menyampaikan ide dengan cukup jelas (efek kompre pelatihan ya??) hhe,piss. hidup DSM! DSM membuat tegar semakin mengenali dan memperbaiki diri..
Iya..wi, semakin mengenali bahwa gw tipe deduktif...
ReplyDeleteyang jago bikin latar belakang..hahaha..
hamzah,2008..
ReplyDeleteteorist br yah??
ya ampyun gar..hrsny teori reliabilitas dulu atuh,br validitas..
haha..copas dr makalah qt y formatny??
bole juga.. :-D