Wednesday 24 December 2008

[buah dari KAUP] Pacaran Sebagai Seleksi Pasangan Hidup..Lanjutan.

Tulisan ini sekedar melanjutkan tulisan sebelumnya. Berkisar penyusunan, pembahasan dan hasil dari alat ukur ini, yaitu pacaran. sebelumnya saya akan mereview beberapa hal, pertama adalah komponen utama dari pacaran.

Adapun komponen utama dari pacaran diidentifikasikan sebagai berikut:
(1)bertemu di suatu tempat yang telah ditetapkan bersama untuk berkasih-kasihan
(2) dilakukan dengan kekasih atau teman lain jenis yang tetap
(3) perilaku menyenangkan yang diinginkan oleh pasangannya yang lain.
hal ini berdasarkan beberapa definisi dari landasan teori, bisa dilihat di tulisan sebelumnya.

Dari ketiga komponen ini diturunkan menjadi item-item berupa tingkah laku. Karena pacaran berupa perilaku. Unik memang, karena pacaran merupakan alat ukur aplikatif yang berbeda secara content dan sistematika penyusunan. Dimana alat ukur yang biasanya dibuat dalam KAUP berupa tes paper & pencil. Yang item-itemnya berupa inventory atau pernyataan yang menggambarkan keadaan diri seseorang.

Dilihat dari tiga komponennya, maka kita dapat membuat beberapa item atau indikator tingkah laku yang diturunkan dari komponennya.
(1).bertemu di suatu tempat yang telah ditetapkan bersama untuk berkasih-kasihan
itemnya:
a. berjalan-jalan ke tempat rekreasi ataupun pusat perbelanjaan sembari bercerita mengenai diri dan perasaan masing-masing.

b. menikmati suasana lokasi pertemuan untuk dijadikan sarana dalam memberikan kenyamanan bagi pasangan.

(2) dilakukan dengan kekasih atau teman lain jenis yang tetap
 itemnya :
a. adanya komitmen berupa lisan ataupun kalau perlu tulisan yang menyatakan bahwa mereka akan saling berhubungan satu sama lain secara spesial. Spesial berarti bentuk yang berbeda dengan jenis hubungan yang lain.

b. komitmen yang dijalankan sifatnya berlangsung dalam jangka waktu relatif lama. tidak sekedar komitmen yang terjadi secara singkat.

c. dilakukan oleh dua orang yang berjenis kelamin berbeda. (bila sama berarti bukan pacaran, berdasarkan sumber yang saya dapatkan)

(3) perilaku menyenangkan yang diinginkan oleh pasangannya yang lain.
itemnya:
a. membelikan hadiah ataupun barang yang diinginkan pasangan selama masa pacaran.

b. memuji dan memperhatikan pasangan secara intensif.

c. walaupun salah seorang pasangan melakukan hal yang tidak menyenangkan, pasangan yang lain tetap memaklumi dengan berperilaku sesuai keinginan pasangannya tersebut.

d. bila terjadi perilaku tidak menyenangkan diantara pasangan. dan itu bukan keinginan dari pasangannya yang lain. maka ini bukan termasuk pacaran.

Setelah kita menyusun item-item dalam sebuah kerangka yang utuh. Maka selanjutnya adalah mencocokkan item tersebut dengan kondisi faktual di lapangan. Pencocokkan dilakukan berdasarkan interview singkat dari beberapa narasumber yang include dalam pacaran. Sehingga nantinya dapat menjawab apakah pacaran sebagai alat ukur dapat digunakan sebagai seleksi dalam memilih pasangan hidup?. Berikut ini beberapa item yang dibahas.
Komponen pertama:
a. berjalan-jalan ke tempat rekreasi ataupun pusat perbelanjaan sembari bercerita mengenai diri dan perasaan masing-masing.
hubungan dengan pemilihan pasangan: berjalan dan bercerita satu sama lain di tempat rekreasi cukup dapat dijadikan sarana untuk menyeleksi pasangan hidup ideal. namun tentunya apakah ketika pacaran hal ini selalu dilakukan untuk menyeleksi pasangan? bisa saja dilakukan disaat dan untuk tujuan tertentu saja.Sehingga tidak dapat melihat apakah pacaran benar-benar dapat menyeleksi pasangan hidup.

Komponen kedua:
b. adanya komitmen berupa lisan ataupun kalau perlu tulisan yang menyatakan bahwa mereka akan saling berhubungan satu sama lain secara spesial. Spesial berarti bentuk yang berbeda dengan jenis hubungan yang lain.
c. komitmen yang dijalankan sifatnya berlangsung dalam jangka waktu relatif lama. tidak sekedar komitmen yang terjadi secara singkat.
d. dilakukan oleh dua orang yang berjenis kelamin berbeda. (bila sama berarti bukan pacaran, berdasarkan sumber yang saya dapatkan)
hubungan dengan pemilihan pasangan: dalam memilih pasangan hidup salah satu yang harus ditekankan adalah komitmen. Karena pemilihan pasangan ini akan berlangsung selamanya, sepanjang hidup. Maka secara tidak langsung komitmen memang dibutuhkan. Tentunya berlangsung dalam jangka waktu yang tidak singkat. Sehingga mungkin saja item-item ini baik dalam menyeleksi pasangan hidup.

Komponen ketiga:
e. membelikan hadiah ataupun barang yang diinginkan pasangan selama masa pacaran.
f. memuji dan memperhatikan pasangan secara intensif.
g. walaupun salah seorang pasangan melakukan hal yang tidak menyenangkan, pasangan yang lain tetap memaklumi dengan berperilaku sesuai keinginan pasangannya tersebut.
h. bila terjadi perilaku tidak menyenangkan diantara pasangan. dan itu bukan keinginan dari pasangannya yang lain. maka ini bukan termasuk pacaran.
hubungan dengan pemilihan pasangan: item-item yang berada dalam komponen ini memang sedikit banyak dibutuhkan dalam pemilihan pasangan. Namun terdapat beberapa hal yang harus diingat. Pemilihan pasangan hidup sifatnya tidak sementara tapi sepanjang usia. sehingga dibutuhkan perilaku yang sifatnya konstan. Apakah subjek selalu dapat menyenangkan pasangannya tersebut? Sehingga berperilaku sesuai keinginan pasangannya dengan menyembunyikan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi pasangan. Maka yang akan terlihat adalah hal-hal yang sifatnya bungkus.

Kesimpulan.

Pacaran sebagai alat ukur merupakan alat ukur yang reliabilitasnya rendah. Berdasarkan uji reliabilitas manual dan seadanya yang dilakukan dengan menggunakan teknik pengujian interview sederhana. Dimana sebagian subjek melakukan hal (item) yang berbeda setiap kali berpacaran. Sehingga alat ukur ini belum konsisten dalam menyeleksi pasangan hidup ideal.

alat ukur ini validitas yang rendah. Karena tidak dapat mengukur item-item (tingkah laku) yang nantinya akan dialami oleh remaja dengan pasangan hidupnya nanti. sehingga item-item dalam pacaran secara tidak langsung tidak dapat membedakan individu yang akan berhasil menyeleksi pasangan hidupnya dengan yang tidak.


Diskusi

alat ukur ini tidak reliabel mungkin saja karena alat ukur ini tidak mengukur satu domain yang sama. Bisa saja alat ukur ini tidak mengukur bagaimana remaja dalam menyeleksi pasangan hidupnya. Akan tetapi hanya melihat keinginan remaja untuk mendapatkan hal-hal yang menyenangkan saja dari pasangannya(pacar).


Saran

Alat ukur ini perlu diperbaharui dengan konstruk yang lebih jelas dan diakui kebenarannya. Tidak hanya didasarkan pada keinginan dan hasrat pribadi dari remaja. Sehingga nantinya benar-benar dapat menyeleksi pasangan hidup yang ideal bagi remaja.




7 comments:

  1. Beuh! Si Tegar... =D

    *masih bingung dengan maksud dari KAUP*

    ReplyDelete
  2. Reliabilitas minim, validitasnya juga. Bagus deh kalo udah menyadarinya. Tapi gapapa, kan ada bodrex.

    Saya sih saranin elisitasi dulu aja. Biar up to date juga. Karena khawatir teorinya udah agak jauh dengan realita dan juga bisa jadi peneliti belum pengalaman dengan hal ini ^^

    Satu lagi, jangan lupa kontrolnya. Lanjut Bos!

    ReplyDelete
  3. ah lo yar ... mau pacaran aja ribet banget sih ... siapa jadinya .. siapa ? hehehe ....

    ReplyDelete
  4. wah, kreatif juga ya kamu..hehe
    ini dlm rangka tugas atau memang kamu tertarik untuk membahas ini?

    ReplyDelete
  5. teknik pengujian interview sdrhana?ada gar?hehhee..
    bu ils blg dlm 1item ga blh ada 2ide loh..
    -eh,gar,emg dikau mw ganti tema skripsi?-

    ReplyDelete