Tuesday, 12 May 2009

Birokrasi Indonesia

Majalah Economist baru-baru ini melansir beberapa rangking negara-negara di dunia. Ada berbagai macam kategori, dari negara dengan kualitas hidup terendah dan tertinggi, negara dengan alokasi riset terbesar(Indonesia gak masuk daftar ini) hingga negara dengan perizinan investasi (baca : Birokrasi) tersulit. Untuk hal ini (birokrasi), Indonesia benar-benar bermasalah.

Butuh 151 hari untuk mengurus sebuah perusahaan baru di Indonesia. Sedikit lebih baik dari Haiti (203 hari), Laos (198 hari), Congo (155 hari), Mozambique (153 hari) dan Brazil (152 hari). Itupun masih lebih buruk dari Angola (146 hari). Tentu saja, lamanya proses birokrasi untuk mendaftarkan perusahaan adalah salah satu faktor penyebab tidak kompetitifnya sebuah negara dan enggannya investor menanamkan modal.

Fakta ini sedikit banyak merepresentasikan aktivitas birokrasi di Indonesia sehari-hari dan tak terbatas pada birokrasi dalam hal investasi saja. Karena saya mengalami sendiri beberapa pekan ini. Ketika saya mengurus perizinan penelitian di sebuah Instansi pemerintah di Jakarta.

Awalnya sempat berpikir untuk main belakang alias mencari link agar masalah perizinan cepat selesai. Tapi apa daya, saya tak punya link kesana. Akhirnya daripada membuang waktu, saya coba untuk mengurus sendiri tanpa 'bantuan' orang dalam. Toh saya berpikir mungkin takkan lama, kan cuma masalah penelitan. Tahap awal seperti biasa saya datang ke bagian tata usaha dan menanyakan prosedur mengurus perizinan. Mereka mengatakan bahwa saya harus membawa surat izin penelitian dari fakultas. Saya sudah mengira akan diminta surat izin dari fakultas dan saya memang sudah menyiapkannya sedari awal. Saya pun memberikan surat itu pada mereka dan mereka bilang, "mas tunggu seminggu lagi ya, besok tanya nomor ini lewat telepon ke nomor ini apakah suratnya sudah turun atau belom". Maka tanpa banyak tanya saya hanya menaati saja perintah mereka.

Seminggu kemudian saya telpon ke nomor yang diberikan dan mereka bilang "oh iya mas, suratnya udah turun, mas silahkan datang ke sini", lalu saya pun langsung meluncur ke instansi tersebut berharap masalah perizinan telah selesai. tapi ternyata dugaan saya salah, "mas, selanjutnya bikin surat ke Dir Intelkam ya mas, selain ke dirlantas, mas juga harus ngasih surat izin ke sana. sekarang mas kasih surat ini dulu ke dir intelkam " .. agh.. sial, kenapa gak dari kemaren dibilangnya, jadi gak usah ribet kayak gini. sembari kesal saya ambil surat izin dari dirlantas untuk diberikan ke dir intelkam.

keesokan harinya saya ke kampus, mengurus perizinan surat untuk dirintelkam, dan seperti yang sudah kita tau, mengurus surat itu paling cepat 3-4 hari, dan akhirnya saya menunggu lagi 3-4 hari ke depan. setelah 4 hari berlalu, saya ambil surat dari fakultas untuk diberikan ke dir intelkam. saat sampai ke dir Intelkam, sayapun mendapatkan kata-kata yang nyaris sama ketika saya di dirlantas, "mas tunggu seminggu lagi ya, besok tanya nomor ini lewat telepon ke nomor ini apakah suratnya sudah turun atau belom" , agh.. tidak.. seminggu lagi?? , tapi saya mencoba berpikir positif, dengan ini mungkin saya bisa menyiapkan segala halnya dengan lebih matang. Maka saya pun menerimanya dengan lapang dada.. fiuh..

seminggu kemudian, saya telpn ke nomor yang diberikan dan mereka pun berkata, " mas coba besok datang untuk diwawancara oleh Pak X, dari sana kami baru memberikan rekomendasi pada dirlantas". Okeh, saya pun datang esok hari untuk wawancara. wawancaranya berlangsung lancar dan cenderung menyenangkan, karena saya senang melihat wajah kebingungan dari bapak X ketika saya menjelaskan teori-teori psikologi sosial seperti Social Identity Theory, SOcial DOminance Theory, Group favoritism dan sebagainya. :D

Setelah wawancara, saya pun diberitahukan untuk menunggu seminggu lagi untuk kabar selanjutnya mengenai rekomendasi Dir Intelkam kepada Dir Lantas, apakah mereka menyetujui atau tidak terhadap penelitian saya. yah.. seminggu lagi, seperti biasa...

seminggu kemudian (tepatnya hari ini), saya pun bertanya via telpon mengenai surat perizinan saya, dan ternyata mereka bilang " suratnya sudah kami kirim ke bagian Dir Intelkam, mungkin baru sampai besok".. OMG, lelucon apa lagi ini, hey bung, Dir Lantas dan Dir INtel hanya berjarak 50 meter, dan tak sampai satu hari untuk berjalan diantara keduanya. kenapa gak hari itu juga??? maunya apa sih nih??,namun mau bagaimana lagi, saya hanya warga negara biasa, dan harus taat dengan birokrasi yang ada. Yang akhirnya saya pun Ikhlas menanti hari esok, tentang kelanjutan perizinan penelitian saya..


berarti lebih kurang tiga minggu saya mengurus perizinan saja..
Birokrasi..birokrasi..

2 comments:

  1. Wuih, tepuk tangannya mana ne utk birokrasi qt yg mungkin masuk muri!!
    Hee.. Lucu bgt yah. Hrsnya mrk diupdate smua. Cuma kmauan yg g ada.. Saya jg mrasakan, cm tk.RT smpai Kelurahan..

    ReplyDelete
  2. *merasa punya temen senasib*
    mirip-mirip Gar..tapi kayanya parahan ente deh..

    ReplyDelete