Friday 15 May 2009

SBY, Umar Bin Abdul Aziz, dan Amanah kepemimpinan

Umar Bin Abdul Aziz, cucu dari Khulafaurrasyidin Umar Bin Khattab, kala itu sedang berada di kediamannya, menyelesaikan tugasnya sebagai khalifah di hari itu. Hingga suatu ketika anaknya datang menghampiri. Saat itu waktu telah larut dan lentera di ruangan beliau menyala, menyilaukan pandangan mata. belum sempat anaknya mengutarakan maksud kedatangannya, Umar seketika bertanya, " apa yang hendak ananda bicarakan malam hari ini? urusan umatkah atau sekedar urusan pribadi ", anaknya pun menjawab, "urusan keluarga ayahanda". Lalu Umar pun berkata " kalau begitu biarkan ayahmu ini mematikan lentera yang minyaknya dibiayai oleh uang umat, tak pantas kiranya kita memakai fasilitas umat untuk kepentingan pribadi kita "

Sketsa indah dari kehidupan pemimpin besar Islam, begitu Amanahnya walau hanya sekedar urusan sebuah lentera. Profesional kalau memakai Istilah modern saat ini. sangat jauh berbeda dengan pemimpin bangsa yang saat ini memerintah. Tak sekedar memakai sarana negara tapi juga pejabat negara. tidak percaya??mari saya gambarkan sedikit.

SBY tak hanya menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya. tetapi bahkan menggunakan pejabat negara untuk kepentingan pribadinya. Bukti paling aktual adalah SBY menggunakan Hatta Radjasa, Menteri Sekretaris Negara, untuk mematangkan koalisi dengan PDI Perjuangan. SBY juga menggunakan Hatta Radjasa untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah partai koalisi Demokrat untuk menggodok nama Boediono bahkan mengumumkannya ke publik. SBY juga memfasilitasi pengunaan Wisma Negara (bukan wisma Cikeas) untuk meredam PPP, PAN, PKB dan PKS (tidak hadir) saat membahas nama Boediono yang ditentang oleh partai koalisi.

Sungguh aneh karena Hatta Radjasa secara struktural tidak memiliki garis komando dengan SBY. Hatta adalah anggota MPP PAN dan satu-satunya kemungkinan yang membuat diantara mereka terdapat garis komando adalah jabatan struktural mereka saat ini di pemerintahan. SBY sebagai presiden dan Hatta sebagai Mensesneg. Tapi yang terjadi kini, Hatta yang dibiayai oleh negara sebagai mensesneg melakukan lobi-lobi politik dan mengatasnamakan aktivitasnya sebagai instruksi 'bapak presiden' di dalam konferensi pers yang kemaren digelar.

duh..duh..
Kapan negeri ini keluar dari krisis bila pemimpinnya saja sudah gagal dalam memberikan tauladan yang baik.

-tegaryangbukankaderpkspanpkbgerindraataubahkanpdip-

1 comment:

  1. wara mungkin lebih tepat untuk menggambarkan ilustrasi khalifah Umar di atas. JKFS Gar...

    ReplyDelete