Thursday 26 June 2008

Sajak-sajak Pendek

Kondisi lingkungan terkadang memberikan pressure pada diri untuk mengeluarkan potensinya yang tersembunyi. Contohnya saya, beberapa hari ini entah mengapa saya tertarik untuk mengurai makna melalui kata-kata. Sajak-sajak kecil nan indah  (ini subjektif) menjadi semacam tools bagi saya untuk mengungkapkan isi hati yang terkadang tidak tersampaikan melalui lisan. Heran ? lucu ? gak biasanya melihat saya seperti ini ? sama, saya juga berpikir seperti itu, tak pernah menyadari bahwa mengurai makna terkadang memiliki kenikmatan tersendiri.

 

Mungkin ini bukan potensi tetapi sarana hati untuk mengevaluasi diri. Hingga kini sajak-sajak kecil menjadi sarana katarsis bagi kejenuhan mimpi…

 

 

Damai…

Tercipta kala duduk menatap langit biru..

Samar-samar, berhiaskan mahkota putih yang seolah enggan tuk menghiasi langit..

Ingin..

Ku kabarkan damai ini hingga dunia tak lagi tertunduk malu atas kekhilafan para penghuni..

Ah..

Andai..

 

 

Malam kelam..

Terurai lambat menyelimuti hari..

Menyuguhkan sajian indah dari orchestra kehidupan..

Ku terbuai alunan merdu dari simfoni mereka,

Terkenang momen syahdu yang selama ini berpadu..

Ah.. Indahnya..

Kembali ku larut dalam harmoni..

 

 

Nocturno..

Hembusan lirih dalam simfoni malam..

Tenang, damai, mengalun syahdu menuai rindu..

Membuat ku larut dalam harmoni indah ketenangan hati..

Hah..indahnya..

 

 

Asa…

Tak seindah kala berpendar dalam ruang impian..

Cahayanya..tak kuasa menembus barrier tebal realita yang menahan laju sang cahaya asa..

Dan kini, ia tetap berpendar dalam ruang impian..

Hingga..realita berpihak pada sang cahaya..

Too good to be true??

Entahlah..

 

 

Sajak-sajak pendek..

Termaktub dalam beberapa pesan singkat yang terkirim melalui kecanggihan teknologi.

Teruntuk kawan yang menerima pesan-pesan ini. Anggaplah saya sedang mengalami fase kontemplasi. Atau mungkin, sedang berbenah diri.

 

6 comments:

  1. cieeee..
    dikirim ke siapa tuh, Gar?

    ReplyDelete
  2. waduh...ini sekarang mp sedang penuh orang2 melankolis...(klo bahasa saya sih afeksionis (Fauzia,2008))
    atau dari dulu?
    -siminoritasmp-

    ReplyDelete
  3. wah..beberapa hari ini mp penuh warna2 melankolis...(klo istilah saya sih...para afeksionis, hmm...)
    atau sudah dari dulu begitu?
    -sikebalikannyaafeksionis-

    ReplyDelete
  4. heran, koq lo jadi dudul gini siyh, ka??? *hehe*

    ReplyDelete