Sunday 29 June 2008

Hakikat Rezeki

Suatu ketika seorang anak bertanya pada ayahnya.

“ayah, apa hakikat rizqi sesungguhnya?”

Si ayah bertanya balik “ada apa gerangan kau menanyakan itu anakku?”

“tidak ayah, seorang kawan ingin menggenapkan separuh agamanya, dan ia berkata, ia begitu terinspirasi oleh ayah,”

“terinspirasi oleh apa?”

“terinspirasi oleh kesungguhan ayah, dalam memegang teguh janji-janjiNya. Bahwa ia tidak akan mendzolimi hamba-hambaNya.” Jelas si anak.

“tidak ada yang istimewa anakku, semuanya telah diatur olehNya. Tahukah kau filosofi orang bertanding?” Tanya si ayah.

“tidak ayah, memang kenapa?”

Lalu si ayah menjelaskan “ada 4 orang yang akan bertanding, keempatnya punya kesempatan,bakat, dan hal-hal lainnya  yang hampir sama”
“nyaris tidak ada perbedaan diantara mereka, bahkan untuk seorang yang ahli sekalipun tidak dapat membedakan mereka ber empat. Nyaris sama.”

Lalu si anak bertanya “loh..jadi apa yang membedakan mereka ayah?”

“doa,,doa yang membedakan diantara mereka.”


“doa??doa yang seperti apa?” Tanya si anak

“masing-masing diantara mereka ternyata berdoa pada Robb semesta alam. Peserta satu berdoa agar kemenangan berpihak padanya, sehingga ia dapat menggunakan uang kemenangan untuk membeli barang yang ia sukai. Peserta kedua juga berdoa. Ia berdoa agar kemenangan selalu menaunginya, sehingga ia dapat memamerkan kemenangannya pada si calon mertua. Begitu pula dengan peserta ketiga. Tidak jauh berbeda dengan dua peserta lainnya. Berdoa agar kemenangan ini membawa keuntungan bagi dirinya.”

“lalu ayah, peserta yang satu lagi, doa apa yang ia panjatkan?bukankah sama dengan peserta lainnya?” Tanya si anak.

“tidak anakku, ia tidak berdoa seperti peserta lainnya. Tahukah kau doa apa yang ia lafadzkan?” si ayah balik bertanya.

“tidak ayah, aku tidak tahu, dalam pikiran ku setiap orang yang bertanding pasti menginginka kemenangan, lalu apa yang dia ucapkan selain meminta kemenangan?”

Lalu dengan tersenyum si ayah menjelaskan kepada anaknya. “anakku, kemenangan bukan segalanya. Di dunia ini tidak selamanya yang terlihat nyata, baik untuk kita. Anakku, peserta ini berdoa. Sama seperti yang lain.
Ia berdoa
“Ya Robb.., jangan engkau biarkan aku menang, jika kau timpakan kepadaku sedih dan kecewa padaMu, saat  aku mengalami kekalahan”
“sederhana anakku, ia meminta agar Robb semesta alam ridho kepadaNya. Dan Robbul ‘Alamin pun tahu, bahwa hambaNya ini begitu ikhlas berdoa. Meminta ridho-Nya.”
“akhirnya Robb semesta alam berkenan memberikan kemenangan padanya. Agar ia tidak ditimpa kesedihan akan Robb Nya. Sebuah kemenangan yang mungkin tidak terlalu diinginkan oleh peserta itu” jelas si ayah.

Lalu si ayah melanjutkan ceritanya..
“begitu juga dengan rizqi anakku.. jangan meminta agar rizqi kita bertambah secara kuantitas, tetapi mintalah agar kita diberikan kelapangan tuk menerima ujiannya, berupa kekurangan materi..berusahalah untuk meminta ridho-Nya”
“anakku, kelapangan hati untuk menerima segala kehendakNya. Adalah hakikat rizqi sesungguhnya..” dengan tersenyum si ayah menutup akhir pembicaraan ini.

Tak tahu akan berkata apa. Si anak seolah terpekur oleh renungan panjang.





No comments:

Post a Comment