Monday 30 June 2008

Rekonsolidasi Spanyol Pasca Euro 2008.

       Spanyol, negeri di semenanjung Iberia. Tempat dimana surga Eropa berpadu dengan eksotisme Afrika. Berbatasan langsung dengan Perancis membuat aroma Eropa masih terasa kental di dataran Spanyol. Namun, tak sedikit angin lembut dari selatan membawa hangatnya padang rumput Afrika nan eksotik. Perpaduan keduanya menarik hati para pelancong dari berbagai Negara, berlomba menikmati keindahan alam Iberia. Integrasi dari berbagai elemen ini berbuah manis pada kondisi masyarakat Spanyol. Secara umum membuat taraf hidup masyarakat Spanyol berada di atas rata-rata masyarakat Eropa lainnya. Sebuah dampak dari berkembangnya industri pariwisata dan perdagangan antar benua di Negara itu.

       Tak hanya pariwisata dan perdagangan. Negeri ini pun menyuguhkan industri lainnya yang tak kalah bersaing. Industri sepakbola. Perlu diketahui bersama, 2 dari 10 klub terkaya di dunia terdapat di Negara ini. Barcelona dan Real Madrid. Keduanya merupakan dua klub sepakbola yang memiliki sejarah panjang dalam persepakbolaan di negeri matador maupun eropa. Barcelona telah 18 kali menjuarai kompetisi liga spanyol atau yang dikenal dengan la liga, sedangkan Madrid telah 31 kali. Hitung-hitungan statistic memang menunjukkan bahwa Madrid lebih unggul, dan ini memang diakui merupakan buah dari kualitas tim yang memang mumpuni. Tak mengeherankan karena Madrid dihuni oleh berbagai bintang sepakbola dunia. Namun, tak kalah dengan Real Madrid, Barcelona menunjukkan performa hebat dengan menghadirkan beberapa gelar juara beberapa tahun belakangan. Gelar juara liga champion Eropa dan piala dunia antar klub menjadi buktinya. Akan tetapi, tahukah kita bahwa dibalik persaingan di lapangan hijau, terdapat persaingan sesungguhnya di dalam masyarakat Madrid dan Barcelona. Sejarah panjang yang tak hanya terjadi di lapangan hijau.

       Tersebutlah tahta aragon, kerajaan yang berdiri beratus tahun setelah kekaisaran Islam runtuh. Kerajaan ini merupakan ‘merger’ antara dua wilayah yang sedari dulu selalu berseteru memperebutkan wilayah, distrik aragon dan distrik Catalonia. Kedua wilayah ini merupakan salah satu bagian dari kerajaan-kerajaan yang berdiri di semenanjung ini. Perbedaan distrik Aragon serta Catalonia dengan kerajaan lain hanya dalam luas wilayah serta pemimpin mereka. Luas wilayah Aragon serta Catalonia lebih besar dibandingkan kerajaan-kerajaan lain. Ditambah pemimpin kerajaan lain tak begitu berpengaruh dibandingkan pemimpin distrik Aragon dan Catalonia. Hingga di kemudian hari kedua hal ini berdampak pada perluasan wilayah dari Aragon dan Catalonia. Membuat semenanjung Iberia secara umum hanya terdiri dari dua distrik itu.

       Kedua wilayah ini terus berseteru hingga terjadi penggabungan dengan menikahnya bupati Catalonia dengan Aragon pada tahun 1137. pernikahan antara Ramon Berenguer IV, Bupati Barcelona (baca:nama lain untuk Ctalonia) dengan Petronila dari Aragon, mempersatukan Kabupaten Barcelona dan wilayah Catalonia dengan Kerajaan Aragon di bawah nama "Takhta Aragon". Sebuah momen bersejarah setelah beratus tahun kedua wilayah ini berserteru. Membuahkan perdamaian diantara kedua distrik yang berintegrasi menjadi sebuah kerajaan yang kini dikenal dengan nama spanyol.

       Namun, kerap kali perjanjian damai diantara kedua belah pihak yang berseteru hanya terjadi di tataran elit. Sedangkan masyarakat akar rumput yang selama ini berseteru belum merasakan dampak dari perdamaian. Masyarakat catalonia yang paling cenderung untuk menolak perdamaian dan penggabungan wilayah. Mereka merasa penggabungan wilayah tidak memberikan dampak yang berarti bagi mereka. Kemerdekaan mereka direbut sebagai sebuah bangsa dengan adanya penggabungan kedua wilayah. Untuk itu tidak heran sampai saat ini beberapa kelompok di catalonia berusaha memisahkan diri dari spanyol. Gerilyawan ETA yang berasal dari suku Basque, Catalonia, adalah salah satu kelompok yang berusahan memisahkan diri dari Spanyol. Aksi pemboman beberapa waktu lalu di Madrid disinyalir merupakan usaha mereka untuk membebaskan diri dari Spanyol.

       Itulah kondisi dalam masyarakat Spanyol secara umum. Dalam sepakbola pernyataan sikap jelas terlihat ketika klub dari wilayah Catalonia yaitu Barcelona bertemu dengan Real Madrid yang merupakan symbol dari tahta Aragon. Keduanya bersaing tidak hanya untuk mendapatkan kemenangan tetapi sebagai usaha untuk membela kehormatan mereka. Masyarakat Catalonia pantang untuk menyerah pada penjajah wilayah mereka (baca:Aragon). Sedangkan Madrid enggan merendahkan diri terhadap para pemberontak Negara. Kondisi ini membuat suatu isu yang melibatkan kedua klub begitu sensitif. Bila ada pemain Barcelona yang pindah ke Real Madrid, mereka menganggap orang itu telah berkhianat terhadap perjuangan rakyat Catalonia. Begitu juga dengan Real Madrid, mereka menganggap pemain mereka yang pindah ke Barcelona sebagai pendukung pemberontakan rakyat Catalonia. Sebuah kondisi yang telah bertahan bertahun-tahun.

       Pengaruh buruk dari hal ini terlihat dalam pemilihan pemain dalam tim nasional Spanyol. Seorang pelatih yang ditugasi menukanginSpanyol harus berhati-hati dalam memilih pemain. Jangan sampai kuota pemain dari salah satu klub yang berlebih menimbulkan kecemburuan dari klub lain. Karena mereka masih memiliki rasa cinta yang besar terhadap wilayah masing-masing, dibandingkan kecintaan terhadap Spanyol secara umum. Rasa cinta yang berlebih terhadap wilayah masing-masing memiliki dampak negative. Terjadi persaingan diantara pemain yang berlandaskan ego kecintaan terhadap wilayah mereka. Sehingga sulit menyatukan hati dan permainan diantara pemain Spanyol sebagai sebuah bangsa.

       Sebagai bukti, piala Eropa dan Dunia yang seolah enggan tuk singgah ke negeri mereka. Selalu saja gugur di putaran final walaupun di babak kualifikasi mereka begitu berjaya. Terkecuali piala Eropa tahun 1964 tidak satupun gelar internasional yang pernah diraih oleh raksasa Iberia ini. Hingga mereka kerap dijuluki tim spesialis kualifikasi.

       Namun, di piala eropa kali ini, mereka sungguh berbeda. Permainan kolektif dan indah ditunjukkan ole iker casillas dkk. Begitu impressive dalam menyerang dan memainkan strategi pertandingan. Babak pertama dilalui dengan mudah oleh mereka, begitu pula dengan babak perempat final, semifinal, hingga final. Permainan apik yang ditampilkan oleh Spanyol seolah mengindikasikan adanya kesatuan yang selama ini diimpikan oleh masyarakat Spanyol. Sebuah impian yang membuahkan gelar juara Eropa untuk yang kedua kalinya.

       Gelar juara Eropa 2008 kini milik Spanyol. Diperoleh dengan usaha dari sebuah kesatuan tim yang tak lagi menonjolkan perbedaan diantara mereka. Persatuan diantara pemain Spanyol kini terjadi dan tidak mustahil memiliki imbas terhadap pertikaian yang terjadi diluar sepakbola. Dengan perdamaian antara gerilyawan ETA dengan kerajaan Spanyol. Prospek rekonsolidasi yang selama ini diidamkan oleh masyarakat Spanyol.   


1 comment:

  1. hmm,,,, spanyol lagi beruntung aja tuh,, *hahay* tetepp gak rela jerman kalah

    tapi salut,,ka,,buat postingan tentang sejarah spanyol inih,,, mencerdaskan!!! ^_^

    ReplyDelete