"Rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin" - Pemerintah
Ya ya, peringatan itu sudah seringkali kita baca di tiap bungkus rokok di negeri ini, dan nampaknya gak terlalu ngaruh ya. Industri rokok makin berkembang yang menyebabkan pasarnya pun makin meluas. Tidak hanya menjangkau orang dewasa, kinipun anak kecil, bocah-bocah SD dan SMP itu sesekali terlihat membakar puntung rokok dengan asyiknya di sudut-sudut jalan. aih..
Saya bukan perokok walau tak memungkiri pernah juga ngerokok. :p , ah tapi itu dulu pas SD (eh apa SMP ya? lupa), itupun gak sampai sekali hisap saya sudah batuk tidak karuan. ah gak lagi-lagi deh. Teman-teman sayapun sampai mengatakan "ah cemen lo gar, cupu deh gitu doank batuk-batuk". Ya ya, apa kata kalian deh.
"ya walau batuk-batuk dan gak berhasil dibujuk temen buat ngerokok tapi keluarga lo ngelarang juga kan?," Eh tapi serius deh, kalau dikatakan saya tidak merokok sampai sekarang karena lingkungan yang tidak merokok, itupun salah juga. Karena dari keluarga bapak dan keluarga ibu,semuanya perokok (untuk yang laki-laki dan sepertinya saya anomali dalam keluarga. hehe.)
Saya bukan perokok dan tahu persis bagaimana lingkungan pendidikan serta pergaulan mengajarkan saya tentang rokok, saya paham betul akan hal itu. Sejak SMA ikut rohis, di rumah sesekali mengikuti taklim dari saudara-saudara kita yang salafi, dan ketika di kampus bergabung dengan teman-teman halaqoh, saya tahu persis akan hal itu. Yang intinya mengatakan bahwa rokok itu haram. Ya tapi mau bagaimana lagi, ayah sayapun merokok dan masa iya di depan beliau bilang begini. "Pak, Rokok itu haram, nanti bapak masuk neraka" kualat saya nanti.
Suatu kali saya pernah bertanya pada ayah,
"Pa, kenapa kok masih ngerokok, bukannya udah jelas ya peringatannya?".
Untungnya, alhamdulillah saya diberikan ayah yang demokratis dan terbuka, mendengar pertanyaan itu tidak serta merta marah dan menganggap anaknya kurang ajar, beliau pun menjawab dengan santai.
"karena memang pengen aja". Sebuah jawaban yang unik, emang pengen aja.
"Jadi papa bisa berhenti ngerokok langsung dan gak kecanduan?",
"iya, bisa berhenti langsung dan gak kecanduan, papa juga ngerokok gak sampai dimasukin ke paru-paru, sampai kerongkongan aja"
"lah emang bisa?"
"bisa donk"
Dan saya pun malas untuk bertanya lebih lanjut.
Saya bukan perokok dan tidak sampai menghukumi bahwa merokok itu haram. Karena berdasarkan observasi pada ayah dan beberapa saudara, saya mengambil kesimpulan, Rokok haram kala si orang itu udah sakit, batuk-batuk, tapi tetap merokok. Rokok haram kala dihisap di tempat umum dan mengganggu orang lain. Rokok haram kala si orang itu lebih mementingkan rokok dari uang sekolah anaknya dan kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Dan semoga ayah sehat selalu. Aamiin..
No comments:
Post a Comment