Tidak semua kesalahan yang kita perbuat berujung pahitnya kegagalan, seolah tak lagi ada harapan atas apa yang kita usahakan. Awalnya mungkin kita mengira, "ah kalau tahu bakal gagal seperti ini, sedari awal takkan pernah saya lakukan." atau mungkin "ya ampun setelah sejauh ini, dan semuanya sia-sia saja". Tapi ternyata sang khaliq punya aturan main sendiri, bersama kesulitan selalu ada kemudahan, dan tak semua yang dipandang baik oleh kita, baik juga menurutNya, yang mungkin dipandang buruk oleh kita, mungkin saja baik menurutNya.
Seperti saat Rasulullah menyetujui draft perjanjian hudaibiyah yang merugikan kaum muslimin. Tiap warga mekah yang lari ke madinah harus dikembalikan bila diminta oleh keluarganya yang berasal dari kafir Quraisy, dan bila ada warga madinah yang pindah ke mekah, maka Kafir Quraisy mekah tidak wajib mengembalikan mereka ke madinah. Perjanjian yang nyatanya sangat merugikan kaum muslimin, dan hampir sebagian besar sahabat saat itu tidak sepakat dengan isi perjanjian hudaibiyah. Tapi Rasul tahu, ada hikmah dibalik perjanjian ini. Ternyata benar, perjanjian ini malah berbalik menguntungkan kaum muslimin.
Mereka (kaum muslimin yang lari dari mekah) dengan sangat terpaksa harus kembali ke mekah dan menerima kenyataan bahwa mungkin nasib naas mau tak mau harus mereka terima. Namun mereka tidak menyerah, mereka memberontak, kabur dari orang-orang yang membawa mereka dan memilih bertahan di perbatasan antara mekah-madinah. Semakin lama, makin banyak yang bertahan diperbatasan itu dan seiring berjalannya waktu kekuatan mereka menjadi lebih besar.
Kehadiran mereka ternyata merugikan kafilah Quraisy yang melintasi perbatasan mekah-madinah, dimana barang dagangan yang mereka bawa seringkali dirampok dan diamankan oleh kaum muslimin yang bertahan disana. Melihat kondisi ini, kafir Quraisy pun tak tahan, justru kerugian makin besar mereka terima akibat perjanjian ini, sampai akhirnya merekapun membatalkan sendiri perjanjian yang mereka ajukan dulu. Ternyata sesuatu yang awalnya dirasa pahit berbuah manis dikemudian hari.
Contoh lainnya, ada yang tahu Post-it? lembaran kertas kecil dengan lem perekat yang lemah. Sangat membantu para karyawan untuk menuliskan note singkat, reminder tugas, dan hal-hal terkait pekerjaan di kantor. Ternyata post-itu pun ditemukan atas sebuah kesalahan, sesuatu yang mungkin awalnya tidak diharapkan oleh sang penemu, Dr Spencer Silver.
Sang doktor yang terobsesi menciptakan lem perekat paling kuat justru menemukan hal yang sebaliknya, lem yang mudah terlepas dan tidak terekat sempurna. Mulanya, Spencer mengira ia telah gagal, sampai suatu ketika, seseorang berkata padanya, "hei, lem ini sungguh keren kawan, aku dapat dengan mudah menempelkan kertas, melepasnya, dan menempelkannya kembali, sesuatu yang tidak dapat dilakukan lem-lem pada umumnya, kau jenius Spencer". dan ternyata, boom, ia telah menemukan sesuatu yang hebat, sesuatu yang membuatnya populer seantero dunia, sesuatu yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Satu lagi contoh lain ketika kesalahan berbuah keberhasilan.
Ah ternyata tak selamanya kesalahan yang kita perbuat berakhir buruk, ada hal positif yang mungkin luput dari pandangan mata dan jernihnya pemikiran. Seperti yang saya alami kini, sebuah kesalahan besar yang ada dalam novel sempat membuat saya uring-uringan, ah kesalahan ini nampaknya tak bisa ditolerir, para editor itu akan mempertanyakannya dan novel saya pasti gagal terbit. Namun, sebuah komentar dari seorang kawan menyadarkan saya, "kenapa kesalahan itu gak diperbaiki aja di novel lanjutannya?".
Aha, brilian, kesalahan krusial di novel pertama, justru memberi saya ide untuk membuat sekuel kedua dari novel tersebut. Sesuatu yang awalnya tidak diperkirakan, karena sedikitpun saya tidak memiliki ide untuk meneruskan novel ini menjadi sebuah sekuel. Novel kedua yang merupakan jawaban atas tanda tanya dan kesalahan yang ada di novel pertama, sesuatu yang mungkin menarik si penerbit untuk kembali menerbitkan novel yang kedua ini (ngarep banget. hehe).
Jadi tak selamanya kesalahan yang kita perbuat berbuah pahit, karena sesuatu yang kita usahakan dan kita hasilkan pastilah berharga dan bernilai, ia merupakan hasil dari sebuah tindakan nyata. Kini tergantung bagaimana kita memaknai dan memandang hasil pekerjaan kita, karena sesungguhnya tak ada satupun yang sia-sia atas segala upaya yang kita lakukan.
No comments:
Post a Comment