Di atas langit masih ada langit, di atas
cahaya masih ada cahaya, dan di atas yakin masih ada tingkatan yang lebih
tinggi yakni haqqul yakin. Hm.. agak sulit memang untuk menggambarkan tentang
haqqul yakin, tapi contoh sederhananya seperti ini. Anda seumur-umur tak pernah
mendengar bahwa ada Negara yang bernama Mauritania
lalu tiba-tiba ada seorang teman yang memberikan informasi bahwa memang
ada Negara yang bernama Mauritania,
terletak di Afrika sana
di bagian paling barat afrika.
Negara yang mayoritas warganya beragama Islam
dan sangat taat dalam menjalankan syariat. Mungkin diawal anda tidak begitu
yakin karena baru mendengar dari teman anda. Orang yang setara dengan anda dan
sama-sama masih kuliah. Ditambah lagi itu untuk pertama kalinya anda mendengar
nama Negara Mauritania.
Lalu keesokan harinya, ada sebuah seminar
di kampus anda. Yang menjadi pembicaranya adalah professor, doctor, dan pakar
di bidangnya, mereka membahas tentang Mauritania. Setelah anda mendengar penjelasan mereka
tentang Mauritania,
kira-kira bagaimana tingkat keyakinan anda kini tentang Negara Mauritania? Menurut
saya anda akan sedikit yakin dengan beberapa informasi tentang Mauritania yang
telah disampaikan sebelumnya oleh teman anda.
Tak berapa lama, seorang dosen menawarkan
anda sebuah perjalanan ke Mauritania
selama satu minggu karena anda dianggap sangat antusias dalam mengikuti seminar
kemarin. Fasilitas, akomodasi transportasi dan seluruh biaya ditanggung oleh kampus. Singkat
cerita, anda pun berangkat ke Mauritania.
Terbang dengan maskapai penerbangan terbaik dan akhirnya sampai di bandara Mauritania.
Anda pun menginap di hotel bintang lima dan diajak berkeliling kota
Mauritania.
Bahkan anda pun diajak menemui menteri pendidikan dan membahas perkembangan
keilmuan di Negara tersebut. Maka asumsi saya, sampai di tahap ini, anda akan
benar-benar yakin dengan apa yang disampaikan dulu oleh teman anda, bahwa
memang ada Negara yang bernama Mauritania.
Anda pun kembali ke Indonesia dan lalu menceritakan tentang Mauritania
kepada orang-orang. Anda begitu bersemangat dan mencoba meyakinkan orang-orang
bahwa memang ada Negara yang bernama Mauritania. Tapi tiba-tiba satu
teman anda datang dan mengatakan “ah bohong, tidak ada itu Negara yang bernama Mauritania”. Dengan
keyakinan penuh, anda pun menyangkal perkataannya.
Namun tak lama, satu orang teman anda datang lagi mengatakan hal yang sama, lalu datang lagi, datang lagi, sehingga ada ratusan orang yang mengatakan bahwa “Mauritania itu tidak ada”, bahkan professor pun ikut menentang anda. Tapi saya yakin, walau ratusan, bahkan ribuan orang tidak mempercayai anda, anda akan tetap teguh mengatakan bahwa Negara Mauritania itu ada karena anda telah mengalami sendiri perjalanan dan meresapi sendiri pengalaman ke Negara Mauritania.
Dan itulah arti haqqul yakin, sepenuh-penuhnya keyakinan yang kebal terhadap tentangan dan halangan sebesar apapun walau harus mengorbankan nyawa sekalipun. Keyakinan yang datang karena meresapi makna perjalanan terhadap apa yang diyakini. Tak sekedar ritual dan aktivitas kosong belaka, tapi turut merasakan sendiri sensasi dan kenikmatannya.
Namun tak lama, satu orang teman anda datang lagi mengatakan hal yang sama, lalu datang lagi, datang lagi, sehingga ada ratusan orang yang mengatakan bahwa “Mauritania itu tidak ada”, bahkan professor pun ikut menentang anda. Tapi saya yakin, walau ratusan, bahkan ribuan orang tidak mempercayai anda, anda akan tetap teguh mengatakan bahwa Negara Mauritania itu ada karena anda telah mengalami sendiri perjalanan dan meresapi sendiri pengalaman ke Negara Mauritania.
Dan itulah arti haqqul yakin, sepenuh-penuhnya keyakinan yang kebal terhadap tentangan dan halangan sebesar apapun walau harus mengorbankan nyawa sekalipun. Keyakinan yang datang karena meresapi makna perjalanan terhadap apa yang diyakini. Tak sekedar ritual dan aktivitas kosong belaka, tapi turut merasakan sendiri sensasi dan kenikmatannya.
Izin share ya :D
ReplyDelete