Konon katanya di negara sebesar India dan China, dengan penduduk
lebih dari 1 milyar jiwa, membuat seseorang yang lahir dan tinggal di sana
harus pintar-pintar dalam mengolah kehidupan. Kalau sekedar bertahan hidup tentunya tak
perlu susah-susah, hanya bermodal pakaian lusuh dan wajah memelas, seseorang
dapat hidup disana, tapi kalau ingin lebih dari itu seseorang harus menjadi
menonjol dan berbeda dari yang lain.
Tingkat persaingan di sana sangat tinggi hingga memerlukan kerja
ekstra keras untuk mencapai posisi yang aman dan nyaman di negara penduduk
terpadat. Maka tak heran orang tua di sana mendidik anak-anaknya dengan
pendidikan yang keras dan sedini mungkin menanamkan jiwa kompetisi ke dalam
kognisi dan alam bawah sadar anak-anak mereka. “Jika kau melihat orang lain
melakukan sesuatu, lampaui usaha mereka, kalau orang lain mendapat nilai A, kau
harus mendapat nilai A+ jika perlu.” Maka tak heran warga negara keturunan
india dan china sangatlah menonjol di berbagai belahan bumi manapun, karena menjadi
kompetitif dan spesial telah tertanam sejak kecil di dalam diri mereka.
Menjadi spesial tak kurang merupakan hal yang wajar di dalam
sebuah komunitas yang padat. Tiap orang berlomba menunjukkan keahlian mereka
agar dilirik dan dipandang istimewa hingga nantinya mendapatkan tempat khusus
dengan berbagai keuntungan. Jadi merupakan hal yang wajar saat saya mendengar
cerita dari teman-teman yang ikut konferensi di luar negeri ataupun kuliah
lintas benua bahwa yang namanya warga keturunan india dan china sangatlah aktif
dan menonjol dalam diskusi ataupun aktivitas akademik, walau mungkin bahasa
inggris nya pun seadanya,dan apa yang disampaikannya pun biasa saja.
Dampaknya pun mulai terlihat saat ini kala ratusan pemuda
india dan china mulai menempati posisi strategis di instansi-instansi ternama
di dunia, dari bidang software engineering sampai kedokteran, luar biasa
banyaknya. Jelas terlihat kini bahwa menjadi spesial dan istimewa adalah jalan
untuk menuju kesuksesan. Memang banyak yang berhasil diantara ratusan pemuda india dan
china yang sukses, tapi tak sedikit pula yang akhirnya jatuh dalam jurang
frustasi dan depresi. Fiuh.. tak mudah memang menjadi spesial saat ini, apalagi
di hadapan dan pandangan manusia. Takkan ada habisnya, karena tolok ukurnya pun
terkadang subjektif, tak adil dan tak jelas, yang ada justru kita lah yang akan
kelelahan.
Tapi mungkin akan berbeda saat ukuran spesial di mata sang pencipta, yang saya yakini mampu memberikan tolok ukur yang fair dan objektif. Sayapun kembali teringat pada banyak kisah di dalam Alquran,
Saat Allah menceritakan beberapa sifat orang-orang mukmin. Mereka orang-orang
yang dianugerahi kemudahan di dunia dan kenikmatan abadi di akhirat.
Orang-orang yang jauh lambungnya dari tempat tidur saat kebanyakan orang lain
terlelap, menyungkur dan sujud di hadapan Rabb semesta alam. Masya Allah,
ternyata merekalah orang-orang yang spesial sebenarnya. Diantara jutaan dan milyaran manusia di dunia, merekalah
orang-orang yang diberi kemudahan, doa-doanya terkabul dan mendapat perhatian
khusus dari sang khaliq. Apalagi namanya kalau bukan spesial saat Allah
memperhatikan kita, saat kita meminta dan Ia pun segera memberi, padahal orang-orang di
bumi ini luar biasa banyak.
Memang tidak mudah menjadi spesial dihadapanNya, maka dari
itu perlu usaha ekstra untuk mencapainya. Jika seseorang menjadi spesial di hadapan bos
dan pimpinan dengan sering-sering memperlihatkan diri dan melakukan hal yang istimewa
di hadapannya, maka begitu pula dengan Allah. Jadi sering-seringlah menghadiri dan memperlihatkan diri
dalam meeting yang dihelat olehNya, Meeting spesial,
meeting romantis di sepertiga malam terakhir, dan meeting usaha di waktu dhuha.
Cukup dirutinkan dan mudah-mudahan Allah melihat dan memperhatikan kita
diantara milyaran manusia di bumi ini.
*karena menjadi spesial di mataNya lebih berharga dari
apapun.
No comments:
Post a Comment