“Tuhan yang menciptakan Manusia, Tumbuhan serta Hewan, dan
Selebihnya Cina yang membuat” – Bosnya Temen (Ekspat dari Negeri tirai bambu)
Kemarin saya pulang di saat yang tepat. Keluar kantor
dan langsung mendapatkan ojek, capcus seketika menuju stasiun Karet, tidak lama setelah
si mbak-mbak penjaga loket sibuk menghitung kembalian, si kereta itu pun muncul, yeyeii..
tepat sekali, walau berdiri, suasana kereta malam itu terbilang sepi, jadi ya
tak apa lah, yang penting nyaman dan tidak berdesakan.
Beberapa menit kemudian, sayapun sampai di stasiun
manggarai, stasiun transit menuju Bekasi. Dan ternyata keberuntungan saya
berlanjut, kereta di jalur satu terlihat sudah standby, sepi dan kosong
belum terisi penumpang, yap, dengan berlari-lari kecil sayapun naik dan mencari
lokasi yang cukup nyaman, nah nampaknya di kursi samping pintu ini lokasi yang
tepat. Ah, siap, tinggal duduk, menikmati perjalanan sambil ber-twitter
ria.
Gerbong kereta lambat laun terlihat ramai, beberapa orang
terburu-buru menaiki gerbong seolah tak ingin kehilangan satu kursi berharga.
Sayapun mengalihkan perhatian pada HP yang sedari tadi setia menunggu tuannya.
Siap bung HP.. Tapi sebelum sempat membuka aplikasi di dalamnya, seseorang sudah
duduk disamping saya sembari menyodorkan tangannya menyalami, Yup, sayapun bertemu kembali
dengan kawan SMA, kali ini beda orang, seorang ketua kelas saat kelas satu
dulu.
Wira, begitu ia biasa dipanggil. Hm.. bukan biasa
sebenarnya, tapi karena agaknya terlalu riskan menyebut nama panjangnya di blog
ini, jadi nama tengahnya saja yang saya ambil. Wira kini bekerja di salah satu
perusahaan Cina yang memproduksi beberapa perangkat komunikasi semacam Hape dan
tablet. Tiga tahun sudah ia bekerja di perusahaan itu, dan sepertinya belum ada
tanda-tanda ia akan meninggalkan kantornya yang sekarang. Walau bisa dibilang
tidak mudah bekerja di perusahaan asing, tapi sejauh ini ia merasa bahwa
kompensasi yang ditawarkan masih sebanding dengan pekerjaannya. Baiklah..
kamipun banyak bercerita tentang Cina, dan perkembangan teknologinya.
Cina, China (dibaca Chaina), Tiongkok apapun
sebutannya adalah panggilan bagi bangsa yang memiliki akar sejarah dari
negeri asia terluas di bagian timur. Kini tak
diragukan lagi bahwa China
merupakan salah satu Negara dengan perkembangan industri yang pesat, salah
satunya dibidang perangkat komunikasi.
Wira bertutur bahwa konsep produksi di China sedikit
berbeda dengan Negara-negara industri kebanyakan. Bagi perusahaan-perusahaan China, mereka
lebih mementingkan Cash Flow yang lancar dibandingkan keuntungan besar dari
sebuah produk yang mereka hasilkan. Walau untung kecil, yang penting keuntungan
stabil selalu didapat. Jadi bagi mereka yang paling penting adalah menjual produk yang banyak, produksi
maksimum dengan ongkos produksi yang minimum adalah hal yang paling utama. Istilahnya,
mereka menentukan terlebih dahulu produk semahal apa yang mau mereka buat, baru setelah itu mereka akan mencarikan komponen yang tepat untuk membuat (misalkan) Hape dengan
harga 500 ribu rupiah.
Dan tentu saja, efeknya adalah kualitas yang memang di nomor
duakan, sehingga tak heran perangkat yang diproduksi seringkali mengalami
trouble dalam jangka waktu singkat sejak diproduksi, walau banyak yang bilang
“ah kualitasnya lumayan kok, walau suaranya agak jelek, layarnya kurang jelas,
papan tombolnya sering macet” tapi bagi Wira, itu tidak jadi alasan karena ia
pun tahu sejauh mana kualitas barang yang di produksi perusahaannya, bahkan ia
pun tak mau memakai gadget yang dibuat perusahaannya (walau dikasih gw juga gak
mau gar.. haha). Oh iya, hingga ada anekdot yang mengatakan bahwa kenapa tembok
cina dinyatakan sebagai salah satu keajaiban dunia?? Karena ia satu-satunya
produk cina yang bertahan lebih dari dua hari.. #jleb..
Kemarin kami juga sempat membahas perkembangan industri Cina
yang kini menyaingi negara tetangga yang disebut pengkhianat oleh mereka, Taiwan.
Taiwan
sejak lama memang lebih berkembang dalam hal teknologi dibandingkan Cina
daratan (tiongkok). Pengaruh barat yang kuat serta sistem pemerintahan
non-komunis membuat mereka lebih leluasa dalam berkreasi dan berinovasi. Sebut
saja Hape HTC android, Laptop Asus, dan lainnya yang merupakan produk
perusahaan Taiwan.
Sedangkan Cina daratan baru beberapa dekade terakhir
mengembangkan industri mereka. Puluhan tahun dibawah rezim komunis sosialis
membuat Cina kini menyadari pentingnya industrialiasi dan mulai mengubah image
tirai bambu mereka yang menutup diri. Sehingga mungkin saja, kini, untuk mengejar
ketertinggalan, mereka lebih menyukai bermain dari segi kuantitas dan
harga, dibandingkan kualitas.
Terlepas dari tingkat persaingan yang semakin ketat di pasar
perangkat komunikasi, Indonesia
sedikit demi sedikit, mulai muncul dan bersaing. Sebut saja Cross, Mito dan
beberapa produk local lainnya, yang kini menjadi alternatif bagi Middle Low
Class untuk mendapatkan perangkat yang murah, jadi setidaknya gencarnya produk cina
lambat laun dapat diimbangi oleh produk local.
Tak terasa kereta yang saya tumpangi mulai memasuki stasiun
Kranji, dan sayapun berpamitan dengan Wira, suatu kesenangan tersendiri dapat
berdiskusi dengannya, mungkin suatu waktu kami dapat bertemu kembali, dan
pertemuan itu memberikan saya harapan, bahwa Indonesia punya potensi, jika ada
iktikad dan Kemauan yang kuat.
Salam.
No comments:
Post a Comment