Apa jadinya ya, jika orang-orang populer semisal Obama, SBY, Jimi Hendrix, John Lennon, dan lainnya tidak memiliki foto-foto masa kecil atau dokumentasi kehidupan mereka dalam bentuk gambar. Tentunya biografi ataupun liputan mengenai perjuangan mereka merintis karir dan ketenaran menjadi hambar. Betul, Hambar, karena tidak ada semacam bukti otentik keberadaan mereka saat kecil hingga mereka dewasa dan mencapai kesuksesan.
Sebenarnya tidak perlu gambar ataupun foto diri, gambar tempat, lukisan, dan bangunan dimana mereka lahir, berkembang dan berjuang sebenarnya cukup untuk sebuah bukti ke-sejarahah-an. Seperti misalnya orang-orang zaman dahulu yang foto pun belum ditemukan, semacam Jenghis Khan, Alexander The Great, Umar Bin Khattab, Rasulullah Muhammad dan orang-orang besar lainnya. Walau foto diri mereka tak ada, setidaknya saksi sejarah peninggalan mereka masih tersimpan hingga kini, baik dalam bentuk gambar ataupun bangunan.
Maka sayapun berpikir bahwa memang pendokumentasian bukti-bukti kehidupan menjadi sangat penting, karena seseorang tidak akan pernah tahu bagaimana nasib dan takdir Tuhan membawanya kelak. Siapa tahu si Udin yang dulunya sering bermain bersama dengan kita eh, tau tau jadi populer lewat Youtube, atau misalnya si Anto yang dulu sering di bully di sekolah tidak tahunya bakal menjadi salah seorang Menteri di Jajaran kabinet Indonesia bersatu 2030. Nasib orang tidak ada yang tahu bukan? Sehingga ketika mereka dilacak dan diliput dalam sebuah biografi ataupun media setidaknya ada yang bisa dijadikan bahan pemberitaan.
Jadi kalau bisa dan memungkinkan, maka siapkanlah diri kita sejak saat ini untuk menjadi orang yang besar dan populer. Janganlah terlalu mengecilkan diri dengan ucapan serta tindakan sugestif yang menegaskan bahwa kita tak ada bakat menjadi orang besar dan populer. "duh, kan saya kerja di perusahaan kecil, gaji pas-pasan apply beasiswa juga gak tembus-tembus".. hei Kawan, itu tidak jadi alasan, anggap saja posisi kita saat ini merupakan bumbu manis yang dapat kita ceritakan nantinya saat kita menjadi orang besar, sebuah perjuangan menuju takdir terbaik. Sehingga nantinya kita dapat memperlihatkan foto kita, rumah kita, dan cerita kita saat merintis dan berjuang menjadi orang besar kepada dunia.
Yang lebih super lagi adalah saat kita mempersiapkan generasi penerus kita menjadi orang yang besar dan berpengaruh, wuih.. itu lebih dahsyat kawan, memposisikan diri sebagai orang tua dari seorang revolusioner dan pembaharu negeri ini bukan sesuatu yang kecil dan main-main apalagi sekedar impian, itu sebuah keniscayaan. Maka sejak kecil, foto-foto, mainan yang dimainkannya, tempat tidur yang dipakainya, rumah yang ditempatinya sebisa mungkin terdokumentasikan secara apik dan anggap suatu saat kelak, kita akan didatangi media untuk diwawancarai dalam rangka meliput seorang yang terkenal dan hebat yaitu anak kita.
Kita dan bagaimana anak keturunan kita kelak tergantung sejauh mana kita memposisikan diri saat ini dalam menjalani kehidupan. Setidaknya walau belum jadi orang besar, persiapan foto, dokumentasi, dan bukti sejarah tentang keberadaan kita jadi sesuatu yang menyenangkan untuk kita lakukan. Apalagi yang sudah dikaruniai Anak, lebih menyenangkan lagi, sambil dilihat itu foto-foto mereka, sambil didoakan semoga kelak ia akan menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi Agama dan bangsanya. Amin.
*sibuk ngumpulin foto-foto waktu kecil, persiapan wawancara sama awak media. haha.
No comments:
Post a Comment