Wednesday, 31 December 2014

13 Minggu itu

31 Desember 2014, 13.58 WIB

Siang ini hujan mengguyur deras Pelabuhan Tanjung Priok. Ronanya menjejak jelas di jendela kantorku yang berlatar kapal-kapal Container yang berlabuh di dermaga Terminal operasi 3. Hari ini kantor sepi, banyak yang cuti nampaknya. Teman-temanku belum ada yang kembali dari makan siang dan disinilah aku berada, sendiri menunggu pukul 5 untuk kembali pulang.

Hari ini hari terakhir di tahun 2014, dan di penghujung tahun ini, aku akan bercerita tentang seorang manusia, eh.. lebih tepatnya tentang seorang calon manusia yang sempat singgah bersamaku dan istri. 

26 September 2014

Hm..Mungkin saat itu ia masih sebesar butiran beras, kecil, ya sangat kecil. Di usia kandungan 5 minggu aku baru menyadari ada sebentuk makhluk yang Allah titipkan di rahim istriku. Dua garis merah di alat uji kehamilan seharga 20 ribu yang jadi penandanya, dan sejak itu hari-hariku dan istri menjadi berbeda.

Kamipun bersemangat menanti hari esok untuk melihat kondisi si kecil, si unyil kalau istriku memanggilnya, ke dokter kandungan yang ada di rumah sakit di daerah bekasi. Hari itu entah kenapa jadi hari terindah dalam hidupku, wajah sumringah walaupun semalaman tak tidur setelah melihat 2 garis merah itu. Aku gembira, dan hal yang sama terlihat dari senyum indah bidadari di sampingku saat menunggu antrian di dokter kandungan. Senyum ketulusan dari wanita yang diamanahi seorang calon manusia.

Dokterpun memeriksa rahim istriku. Dengan USG biasa belum terlihat apa-apa dan akhirnya USG transvaginal memberikan gambaran yang lebih jelas. Ada setitik noktah di sana, di rahim istriku hasil dari pencitraan USG tersebut. Dokter menyatakan sudah ada kantong rahim dan sebuah embrio disana. Tapi detak jantungnya masih lemah, dokter menyarankan Istriku untuk meminum obat penguat kehamilan dan beberapa vitamin lainnya. Hatiku was-was tapi insyaAllah si unyil tak apa-apa menurut sang dokter.

Maka setelah itu kamipun berusaha untuk membantu si unyil memperkuat dirinya. Makanan sehat dari sayuran, buah-buahan, dan berbagai protein dilahap oleh istriku. Sesuatu yang membahagiakan saat mengetahui bahwa ada calon penerus di dalam rahim istriku.

11 Oktober 2014

Dokter di rumah sakit ini berbeda dengan dokter pertama yang kami datangi. di Rumah sakit ini kami mendapati kenyataan bahwa perkembangan si Unyil mengalami sedikit masalah. Perkembangannya sangat lambat, dari ukuran 0,3 cm, di minggu ketujuh ini, ukurannya masih 0,5 cm. Dokterpun berkata, "coba diperiksa 1 minggu lagi, karena saya baru sekali memeriksa istri anda, dan mudah2an 2 minggu lagi ada perkembangan yang menggembirakan". Hatiku makin tak karuan, sedih bercampur khawatir. Kenapa perkembanganmu lambat nak?

18 Oktober 2014

Kami kembali mendatangi dokter yang sama, dan berharap, semoga ada kabar yang menyejukkan hati kami. Setelah menunggu lama, hampir satu jam. Kamipun masuk ke ruang dokter. Pemeriksaan pun selesai dengan hasil bahwa si Unyil tidak berkembang sama sekali, kalaupun bertambah, hanya beberapa mili saja. Dokterpun menyarankan istriku untuk dikuret. Sebuah kenyataan yang menyakitkan bagi Kami.

Baru beberapa bulan lalu istriku dikuret, sekarang ia harus dikuret lagi? aku hampir-hampir menangis dibuatnya. Tapi kami mencoba tabah, di depan dokter yang menjelaskan prosedur dan tahapan kuret, pikiranku tak fokus, penuh kegelisahan. Terlihat juga dari raut wajah istriku yang mulai memancarkan raut kesedihan yang sangat.

Tapi ketabahan istriku nampaknya tak bertahan lama, selepas keluar dari ruang dokter, tangispun tak mampu dibendung lagi olehnya. Antara ketakutan untuk dikuret kembali dan kesedihan bahwa ia akan ditinggal pergi oleh si kecil, si Unyil.

Kami sekeluarga di rumah, berusaha menguatkannya, dari Ayahku, ibu, Ayah mertua, ibu mertua, semuanya berusaha memberikan rasa tenang padanya. Bahwa kandungan itu akan tetap aman asalkan tidak mengeluarkan flek atau darah, dan kandungan akan baik asalkan ada perkembangan dari besar perut si Ibu. Kamipun sampai-sampai pergi ke Bidan sekedar untuk menguatkan kami, walau kami tahu peralatan dan sarana yang ada di bidan tak selengkap di dokter dan belum tentu memberikan kenyataan yang sebenarnya. Tapi kami nampaknya lebih butuh ketenangan, dan kepercayaan yang sepertinya bisa diberikan oleh sang bidan.

2 November 2014

Dua hari sebelum ulang tahunnya, istriku mengalami pendarahan dan kali ini lebih banyak dari hari sebelumnya. Pukul sepuluh malam kamipun pergi ke Rumah sakit hermina Bekasi untuk memeriksakan kandungan istriku, untungnya ditemani oleh ayah dan ibu mertua yang berkesempatan datang ke bekasi pada saat itu.

Istriku segera dibawa ke ruang pemeriksaan, darah yang keluar semakin banyak dan kental. Semalaman ia mengalami kesakitan yang luar biasa hingga sempat terucap dari mulutnya, "Ya Allah nak, kamu mau apa sih? kalau mau keluar gapapa kok, Amai ikhlas, tapi jangan sakit kayak gini..." Sembari meneteskan air mata ia berusaha menahan sakit di perutnya.

Beberapa jam berlalu, dan sepertinya efek infus mulai bekerja, kontraksi mulai berkurang dan darah yang keluarpun semakin sedikit. Alhamdulillah sepertinya istriku bisa beristirahat dengan lebih nyaman.

3 November 2014
Di hari ini, setelah darah yang keluar mulai berangsur berkurang, istriku diperiksa oleh dokter kandungan di RS Hermina, di tempat dimana kami memeriksa kandungannya pertama kali. Dokter mulai pemeriksaan via USG biasa dan USG Transvaginal.

Hasilnya positif, istriku mengalami keguguran. Tidak ada tanda-tanda kantung rahim dan janin. Dikarenakan masih ada beberapa sisa-sisa dari jaringan janin, maka istriku harus dikuret untuk membersihkan rahimnya. Fiuh..

4 November 2014

Hari ini istriku dikuret, tepat di hari ulang tahunnya. Iapun hanya menangis saat melihat beberapa sisa jaringan janin yang kubawa untuk diperlihatkan padanya. Ia, si unyil yang sempat bersama kami beberapa waktu, walau cuma 13 minggu bersama, ia telah memberikan banyak kegembiraan bagi kami, pengharapan dan juga keyakinan bahwa ini yang terbaik baginya dan bagi kami.

Selamat jalan nak, selamat jalan unyil, insyaAllah Buya dan Amai akan menyusul kamu nanti suatu saat kelak di surga sana. Doakan kami ya nak, doakan agar adik2mu kelak dapat terus mengingatmu dan kita bersama akan berkumpul kembali. InsyaAllah..

Rabbi Hablii minasholihhin..

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya janin yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan bersama ari-arinya (سرره) apabila ibunya mengharap pahala dari Allah (dengan musibah tersebut) (HR. Ibnu Majah no. 1690)







3 comments:

  1. subhanallaah.. merinding gar.. semoga erika dan tegar diberi kesabaran dan keikhlasan dari Allah SWT. Dikuret 2x itu sesuatu yg pastinya sangat menyakitkan. dan menyedihkan. Yang ikhlas ya. Salam buat erika.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, terima kasih far untuk doanya.. insyaAllah akan disampaikan salamnya :)

      Delete