Saturday 24 November 2012

Islam, Akhlaq Mulia, dan sesuatu yang mengusik.




Baiklah, mari kita sepakati bahwa Agresi Israel tidak pantas disebut perang, karena nyatanya, satu pihak tidak memiliki persenjataan yang memadai dan hanya dapat membalas seadanya, sedangkan Israel terus saja menyerang. Ini bukan perang, ini pembersihan etnis, begitu yang dikatakan Noam Chomsky, pakar linguistik dari MIT.

Kita adalah produk dari sebuah paham dan ajaran yang menjunjung tinggi akhlaq mulia, hatta kepada orang yang kita musuhi. Jangan menutup mata bahwa sejarah mencatat bahwa Futuh Mekkah adalah sebuah produk dan gaya yang tidak biasa dalam merayakan kemenangan saat itu, dimana biasanya pihak yang kalah dibantai oleh pihak yang menang. Atau ketika Shalahuddin Al Ayyubi mengobati Richard The Lion Heart yang sedang sekarat di dalam tendanya ketika perang salib masih berlangsung. Atau ketika Umar ibnul Khattab menggendong sendiri gandum lalu memasaknya hanya karena melihat salah satu rakyatnya kelaparan.

Jadi walau bagaimanapun laknatnya Israel, tak pantas bagi seorang muslim berperilaku sama dengan mereka, karena memang, Islam adalah kemuliaan, ia produk bagi dunia, rahmat bagi seluruh alam, tidak sama dengan para penjahat itu. Maka sangat disayangkan bila berita penyeretan mayat mata-mata Israel oleh Mujahidin Gaza adalah benar. Karena berita itu sangat mengusik, fitrah manusiapun tak membenarkan hal itu. Atau ketika sweeping yang dilakukan serampangan oleh sebagian oknum pendemo terhadap restoran cepat saji yang identik dengan produk Amerik, itu juga sangat mengusik. Atau ketika seorang muslim mengeluarkan kata-kata kotor dan tidak pantas kepada Israel atau Amerika, itu juga sangat mengusik. Ia mengusik karena Islam adalah sebuah kemuliaan, walau itu dilakukan oleh seorang muslim sekalipun.

Izzah, heroisme, integritas, kasih sayang, adalah kata kunci yang kerap kali ditampilkan Rasul selama hidupnya. Sesuatu yang memang sudah menjadi takdir beliau dan sesuatu yang dapat dicontoh oleh semua manusia yang menginginkan kehidupan yang mulia. Ya karena kemuliaan itu sesuatu yang indah bahkan ketika ia tertutupi lumpur sekalipun.

No comments:

Post a Comment