Friday 17 April 2009

Tulisan dan Jejak Rekam pemikiran

Yang namanya tulisan, ialah sebuah bentuk pengejawantahan pemikiran dalam rupa yang terstruktur, sistematis, dan nyata. Tak lagi berkutat dalam tataran abstrak tapi telah terpadu dalam sebuah susunan huruf, kata, dan kalimat bermakna yang lebih kongkret. Yang tadinya cukup kita yang memahami, dengan tulisan setiap orang mampu mengetahui maksud pemikiran kita tersebut.

Sehingga tak heran sedikit banyak kita dapat membaca seseorang lewat tulisannya. Pram lewat Trilogi Buru-nya memang mengisahkan minke yang berjuang melawan kolonialisme. Tapi dibalik itu tercermin betapa pram secara tidak langsung memproyeksikan diri dan kehidupannya ke dalam tokoh minke.

Atau mungkin seperti Fahri *ayat-ayat cinta* yang (menurut saya) merupakan representasi Kang Abik sendiri. Dimana fahri yang jago berbahasa arab dan tinggal di mesir, cocok dengan karakter kang abik yang juga jago bahasa arab dan pernah tinggal di mesir. walau mungkin sepengetahuan kita hanya itu yang sama dari keduanya, tapi dengan pencitraan fahri yang sebegitu sempurnanya membuat kita mereka-reka bahwa, "oh..mungkin aja ini kang abik ya.."

Itulah tulisan, ia mencerminkan siapa si penulisnya. mencerminkan bentuk pemikiran si penulis. Tak heran dari waktu ke waktu, kita dapat memantau perkembangan pemikiran kita lewat tulisan yang pernah kita tulis. Adakah perubahan? Menjadi lebih baik ataukah buruk?. dari setiap tulisan itu dapat kita lihat evolusi dari diri kita yang tercermin lewat rekam jejak tulisan yang pernah kita buat.

sehingga sangat menyakitkan dan sungguh menyakitkan bila ada salah satu dari tulisan kita yang hilang dan lenyap tanpa jejak. Seolah ada yang hilang dari diri kita, ada yang hilang dari proses aktualisasi diri. Sebegitu hebatnya rasa kehilangan itu sehingga saya pun berpikir, Tulisan adalah sebagian memory yang saya tinggalkan dalam bentuk simbol-simbol bahasa layaknya harry potter memindahkan sebagian memory nya dalam tabung pensieve untuk dapat dilihat-lihatnya kembali suatu saat nanti.

*ah tulisan ku, dimana dikau berada

In Memoriam : Tulisan-tulisan Saya di Note Fesbuk..


tentang pidato SBY

barusan nonton tivi dan ngeliat SBY mengadakan konferensi pers. sesaat itu juga gw langsung berpikir, Oh..mungkin ini sebuah bentuk defense dari SBY atas berbagai permasalahan pemilu kemaren. Dan membuat gw sejenak mau ngeliat dia pidato.Sesaat, sedetik, semenit, setengah jam, wow.. amazing.. gw terpukau dengan kata2 yang dia ucapkan. yang santun, solutif dan mengajak pada upaya membangun kebersamaan. *Gak heran banyak yang ngefans sama dia.

Dengan kondisi bangsa Indonesia seperti sekarang mungkin ia yang paling cocok untuk menjadi presiden. Orang yang cukup welcome untuk dikritik tapi membalasnya dengan cara yang elegan. Tak serta merta menghujat di depan umum hingga rakyat terprovokasi. Dimana kita tau bangsa ini masih mudah tersulut dengan berbagai macam provokasi yang kontraproduktif.

Orang yang berorientasi pada visi ke depan tanpa usaha untuk mengungkit-ungkit serta menjelek-jelekan hal yang telah terjadi. Seperti yang ia bilang, "kalau memang masih ada permasalahan di DPT, mari kita perbaiki agar hal ini tidak terulang kembali. Karena kita tau pemilu kali ini sangat berbeda dari 2 pemilu sebelumnya di era reformasi. Dan kalau memang ada indikasi pelanggaran hukum, mari kita usut sesuai dengan hukum yang berlaku" *begitu kira2 intinya,,

yeah.. untuk saat ini dan mungkin nanti saat pilpres, SBY nampaknya sulit terbendung untuk melanjutkan pemerintahan 5 tahun kembali. Yang menarik adalah melihat siapa yang mungkin mendampinginya. karena kalau menurut gw, siapapun lawannya nanti butuh keajaiban untuk menghentikan SBY menuju kursi RI 1 (lagi).

Wednesday 8 April 2009

Capres kita nanti..

Pemilu Legislatif besok digelar. Perhatian setiap pihak akan segera teralihkan dari pemilu legislatif saat setiap parpol, simpatisan, dan mungkin masyarakat menerka-nerka siapa yang akan mencalonkan diri sebagai capres, orang nomor satu di Indonesia.

Telah ada beberapa nama yang digaung-gaungkan oleh beberapa pihak, walau tak sedikit yang namanya tenggelam tetapi tetap bertekad untuk maju sebagai presiden.
berikut beberapa nama yang saya tau yang berniat maju sebagai capres di pilpres nanti(urutan tidak berarti apapun)
1. SBY
2. Megawati
3. Prabowo
4. HNW
5. JK
6. Wiranto
7. Rizal Ramli
8. Amin Rais
9. Sultan Hamengkubuwono X
10. Sutiyoso
11. Din Syamsudin

sayapun menggolongkan mereka menjadi empat kategori. Idealis Faktualis, Idealis-Utopis, oportunis-faktualis, Oportunis-utopis.

1. Oportunis-faktualis
2. Oportunis-utopis
3. oportunis-utopis
4. Idealis-faktualis
5. oportunis-faktualis
6. idealis-utopis
7. idealis-utopis
8. idealis-utopis
9. -(gak tau)
10. oportunis-utopis
11. idealis-utopis

benarkah?
silahkan nilai sendiri..

Sunday 5 April 2009

Mereka yang Berjalan Bersama..

ada sekelompok manusia, berjalan ke arah yang sama dengan tujuan menyongsong harapan baru. Di dalamnya tergabung berbagai tipe dan karakter manusia. dimana tentunya tiap tipe dan karakter itu merupakan keunikan dan sifatnya spesial bagi masing-masing mereka.

Setelah melakukan verifikasi, analisis dan sedikit simplifikasi, ternyata hanya ada 4 jenis tipe dan karakter umum dari mereka. yang tentu saja variannya dapat terlihat dari karakter masing-masing individu. 4 jenis tipe itu adalah idealis-faktualis(realis),
idealis-utopis, oportunis-faktualis, dan oportunis-utopis. untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu.

1. idealis-faktualis.
sosoknya merupakan cerminan atas ideologi yang dijunjungnya. berharap kondisi yang dicita-citakan dalam paham yang dianutnya menjadi kenyataan. semisal dengan Marxis yang berharap kelas-kelas sosial melebur menjadi satu. tapi ada sebuah hal yang menjadi konsiderannya. ia pun menyadari bahwa kondisi faktual dilapangan tak memungkinkannya untuk mencapai hal ini. mencapai cita-cita dari paham yang diyakini. sehingga tentunya ada sebuah mekanisme kompromi yang dilakukan. hingga setidaknya idealisme masih tertanam walau tidak sesuai dengan harapan.

2. idealis-utopis
ia sosok yang idealis. berharap ideologi yang dijunjungnya menjadi kenyataan. tetapi sosoknya yang utopis membuatnya 'buta' akan kondisi sebenarnya di lapangan. bahwa tentunya cita-cita idealis semacam dia belum tentu dapat dengan mudah terrealisasikan. ia harus memperhitungkan kondisi saat ini di dunia nyata, tempat ia berpijak. utopia membutakannya, sehingga seringkali terus bergelut akan wacana ideal dengan denial realita sebagai jalannya.

3. oportunis-faktualis
ia tak punya ideologi yang jelas. yang ada dalam pikirannya adalah sejauhmana mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara praktis dan pastinya menguntungkan. tak salah memang, itu pilihan masing-masing orang. oportunis hanya salah satu cara mencapai tujuan layaknya idealis.
ia oportunis dan tetap melihat realita di lapangan. ketika memang kondisi tak memungkinkannya ber-oportunis, ya sebaiknya ia tahan dulu ke-oportunisannya dan bertingkah laku sesuai dengan kondisi individu kebanyakan saat itu.

4. oportunis-utopis
sama halnya dengan oportunis lainnya, ia juga tak punya sebuah ideologi dan paham yang jelas. tentu saja yang ada dalam pikirannya adalah sejauhmana ia mendapat apa yang diinginkannya dengan berperilaku tertentu. namun berbeda dengan oportunis-faktualis, ia tak dapat meraba kondisi-kondisi dimana ia 'tak boleh' ber-oportunis. hingga membuatnya selalu oportunis disegala kondisi dan kesempatan. menganggap bahwa oportunis akan selalu berhasil.

Singkatnya, itulah sedikit pemaparan tentang 4 tipe dari kelompok itu, yang berjalan menuju arah yang sama dengan tujuan menggapai harapan baru. melihat karakter umum dari mereka tentunya sulit membayangkan bagaimana mereka dapat berhasil mencapai tujuan. tapi disitulah uniknya, mereka tetap berhasil mencapai tujuan dan mungkin yang membedakan hanya kualitas dari tujuan yang mereka capai.

Thursday 2 April 2009

Yang terlupakan

katakanlah dulu soekarno bertemu seorang petani yang bernama maman, niscaya nama untuk sebuah ideologi yang diusung soekarno itu pastilah mamanisme. Tapi syukurlah, nama sang petani itu marhaen. Cukup pas (walaupun pas atau tidaknya tergantung sejauhmana kita sering mendengarnya) untuk dijadikan nama sebuah isme yang sampai sekarang digaungkan oleh pemuja soekarno, marhaenisme.

nampaknya cukup jelas mengapa marhaen dijadikan simbol atas keberpihakan soekarno kepada wong cilik. Ia seorang petani yang bertahun-tahun sebelumnya sempat bertemu soekarno pada suatu kesempatan. tak dinyana ternyata soekarno masih mengenal nama petani itu dan menyapanya dengan panggilan akrab dan ramah. Tentulah ini sebuah hal yang tak lumrah dizaman itu(dan mungkin saat ini juga). ketika seorang pemimpin besar menyapa seorang petani yang bertahun-tahun lalu ditemui dan ia masih mengingatnya.

itu baru sekedar mengingat nama dan sudah begitu fanatiknya para marhaenis terhadap soekarno. bagaimana dengan rosululloh muhammad yang mengenal tiap hal dari diri umatnya, atau bagaimana ketika umar berpatroli tiap malam tuk sekedar menjamin kesejahteraan rakyatnya. seharusnya banyak manusia yang terkagum-kagum kepada mereka.

namun kini, banyak hal dari islam yang terlupakan ataupun dilupakan umat ini. walau kadang kala yang terlupakan dapat mengingatkan kita akan kejayaan umat ini yang sekedar menjadi candu dan kerap kali memabukkan.