Saturday 18 July 2009

Bersama Kami atau Melawan Kami

Menyaksikan pidato SBY tentang pemboman di hotel Ritz-Carlton membuat saya terharu. Sejujurnya saya terbawa oleh ekspresi beliau yang bercampur aduk antara sedih, prihatin, sekaligus geram dan mengutuk habis perbuatan pelaku ledakan JW Marriott dan Ritz-Carlton. Ekspresi beliau itulah yang menyentuh afeksi saya dan saya pun sempat melupakan momen besar sebelumnya, yang telah dilalui bangsa ini, pemilu 2009. Tunggu, pemilu pilpres? adakah kaitannya pemboman ini dengan pilpres?? karena saya benar-benar melupakan pilpres ketika kondisi keamanan negara seperti ini.

Pilpres memang telah usai, menurut hasil pilpres sementara SBY-Boediono yang menjadi pemenang. namun, pilpres masih menyisakan berbagai masalah, DPT dan rekapitulasi hasil suara yang menjadi polemik. Kedua masalah itu sebenarnya tak terlalu esensial bagi SBY dalam melanjutkan pemerintahan, toh SBY saat ini telah mengantongi mayoritas suara. Dengan telaknya mengalahkan pasangan lain dengan meraih 60 % suara (berdasarkan hasil quickcount). Secara sekilas SBY telah cukup representatif mewakili keinginan sebagian besar rakyat Indonesia, namun nampaknya ini tak cukup. Untuk membangun pemerintahan yang kuat, semua elemen harus berada di belakang SBY. Untuk itu perlu sebuah momen yang membangkitkan kesadaran nasional kebangsaan. caranya?

Mungkin masih segar di ingatan kita ketika mantan presiden Amerika Serikat George W. Bush memproklamirkan perang terhadap teroris. Semua orang berada di belakangnya, baik yang menentangnya lebih-lebih yang mendukungnya. Ada common enemy yang menjadi ancaman dan setiap diri dari bangsa harus bersatu untuk melawannya. Maka tak heran invasi AS terhadap irak, afghanistan mendapatkan persetujuan dari rakyatnya meskipun di akhir pemerintahannya, rakyat amerika sadar bahwa perang melawan teroris hanyalah kesia-sian belaka.

Begitu pula dengan peristiwa baru-baru ini. Ada upaya membangun kesadaran nasional kebangsaan dari SBY. Dimana SBY bertindak sangat cepat (bertolak belakang dengan kebiasaannya) terhadap pemboman di Ritz Carlton. Ia langsung mengadakan press conference terkait pemboman. Press conference itu juga turut juga menyajikan data dari intelijen negara yang telah mengidentifikasi percobaan pembunuhan SBY sembari menunjukkan foto SBY ditembak dan video latihan menembak foto SBY sebelum terjadinya ledakan. benar-benar menyajikan fakta bahwa ada common enemy yang harus diberantas bersama.

Sebagai warga negara pastinya, termasuk saya akan mendukung pemerintah untuk memberantas terorisme. Dan itu mungkin yang dirasakan oleh sebagian rakyat yang tak lagi peduli terhadap isu pilpres. Yang jadi perhatian mereka sekarang adalah bagaimana membantu presiden dalam menjaga keamanan negara yang ternyata belum seaman yang mereka kira. Sehingga rakyat tak ada lagi yang berseberangan dengan pemerintah. Berada dibelakang pemerintah, dibelakang SBY walau apapun yang terjadi. Mungkin menjadi mirip-mirip dengan slogan partai republik di amerika, 'bersama kami atau melawan kami'..

NB : entah rekayasa entah tidak, sayapun sedikit heran betapa hal ini (pemboman) seolah2 telah diketahui sebelumnya oleh SBY sehingga skenario pidato itu sungguh menguggah.. hehe..

2 comments:

  1. aku kok malah kaget ma pidatonya pak SBY. kok ada pilpresnya? seharusnya tu dua pidato dalam waktu yang berbeda. Duh.... kok dijadikan satu... firasatku denger pidato kmrn kok malah "sembako naek lg neh hiks :((". Semoga yang lain g se-emosi pak SBY biar sembako g naek... n terorisnya cepet ketangkep.. geregetan banget neh..

    ReplyDelete