Saturday, 17 October 2009

Aku Ingin Bahagia..

dimana letak kebahagiaan? dimanakah tepatnya ia bersemayam dan meletup-letup kala kita merasakannya?? di bagian tertentu dari neuron2 otak? ataukah berada direlung-relung hati terdalam?? kalau saja kita tahu keberadaannya, bukan tak mungkin, kebahagian bisa dipelajari layaknya pelajaran-pelajaran di sekolah. tapi sayang, kebahagiaan adalah hal yang subjektif, tak dapat digeneralisasi hingga tak cukup layak di kuantifikasi. karena tiap kita punya versi berbeda akan arti kebahagiaan.

Baiklah, saya akan mencontohkannya. Ada dua orang yang saya datangi dan tanyakan tentang arti kebahagiaan. orang pertama diberi kenikmatan fisik yang utuh, panca inderanya tak satupun yang bermasalah terlebih cacat. sedangkan seorang lagi, diberi sarana beribadah tuk bersabar olehNya. Ia seorang tuna netra sejak lahir.

kira-kira menurut anda mana yang lebih bahagia? tentunya jika kita memakai logika berpikir yang umum, tentunya si orang pertama lah yang lebih bahagia ketimbang yang kedua. yang pertama memiliki panca indera yang utuh, ia dengan leluasa menikmati anugerah tuhan berupa keindahan dunia. sedangkan yang kedua, salah satu kenikmatan tuhan berupa keindahan dunia tak mampu ia rasakan. karena bagi saya menikmati suatu hal adalah indikator kebahagiaan, jika ia tak mampu menikmati sebuah hal berarti ia tidak bahagia, karena kebahagiaan itu nikmat. Itu pendapat yang mungkin berlaku umum tapi untuk kasus ini, tidak.

Ternyata, orang yang pertama merasakan hal yang biasa-biasa saja dari hidupnya, bahkan cenderung membosankan. Panca Indera yang lengkap tak membuatnya merasakan sebuah hal yang berbeda hingga ia benar2 bahagia menikmati sesuatu. lalu, bagaimana dengan orang yang kedua? keterbatasan fisik tak membuatnya putus asa dan memilih untuk tidak bahagia. baginya kebahagiaan itu pilihan, dan untuk itu dia memilih untuk bahagia dengan keadaannya saat ini.

"saya bahagia, karena tuhan telah merancang skenario yang indah untuk saya. dan mungkin itulah mengapa Ia menakdirkan saya buta. mata saya mungkin tak dapat melihat. tapi saya dapat melihat dengan sentuhan dan belaian. dan tiap kali anak saya akan berangkat sekolah, pulang sekolah, tidur, belajar, bermain dan setiap saat. saya mengenalnya lewat sentuhan dan belaian. tak satupun dari wajahnya, rambutnya, hidungnya, dan pipinya yang tak saya sentuh. dan betapa saya menikmati saat-saat menyentuhnya. tak ada kan seorang ayah yang seperti saya?? saya mencintainya dan saya melihatnya lewat sentuhan. Saya bahagia.."

Penuturan yang jujur, lugu, dan mungkin naif. tapi itulah kebahagiaan, ia tak dapat ditakar dengan logika.. dan oleh karenanya, kebahagiaan itu milik siapa saja yang memang ingin bahagia..

*sebuah kisah nyata dan penuturan yang jujur dari seorang yang benar-benar nyata..


1 comment:

  1. "Kebahagiaan adalah kegembiraan dalam perasaan damai yang penuh kesyukuran."

    (Mario Teguh)

    ReplyDelete