Masa dua tahun di asrama kan segera berakhir. Tinggal menghitung hari sejak rabu lalu merupakan awalan dari proses kepindahan kami. Saya telah mempersiapkan segala hal dalam proses transisi ini, salah satunya mencari tempat tinggal baru alias tempat kos baru. Tempatnya tak menjadi masalah, dimanapun tempatnya nanti, Alhamdulillah saya tak dipusingkan oleh jarak tempat kos dengan kampus. Karena saya mempunyai kendaraan (baca: motor) yang membuat mobilitas saya tetap tinggi. He.he.. :p . Akhirnya setelah mencari dan bertanya-tanya kepada teman, saya menemukan tempat itu. Terletak di daerah kukusan Teknik.
Begitulah..Banyak hikmah, banyak suka, dan tak sedikit duka mewarnai perjalanan hidup saya di barak perjuangan ini, asrama PPSDMS lantai 3. Momen-momen itu berpadu dalam pusara syukur ke hadirat Ilahi Robbi, karena memberikan kesempatan kepada saya bertemu dengan manusia-manusia hebat itu. Mereka yang mewarnai hidup saya dengan segala bentuk canda, dialektika, bahkan kekonyolan. Hal yang mungkin tak dapat tergantikan ketika saya telah keluar dari asrama dan kembali ke dunia nyata.
Mengenang kembali masa dua tahun silam membuat saya berpikir. Betapa sangat sulit dipercaya saya bisa mendapatkan anugerah ini. Sungguh, tak pernah terpikir bahwa saya akan sampai sejauh ini dalam proses seleksi peserta baru. Bila dibandingkan dengan peserta lain khususnya sesama fakultas, track record saya masih jauh dibandingkan mereka. Ketika itu saya belum aktif di lembaga kemahasiswaan bahkan cenderung vakum dan menarik diri. Berbeda dengan kawan-kawan saya se-fakultas yang telah menjadi Wakadep (wakil kepala departemen) Kajian strategis Senat Fakultas Psiko, atau Wakadep Humas FUSI Psiko. Agak aneh memang ketika salah satu persyaratan beasiswa ini adalah
“aktif di lembaga kemahasiswaan di kampus atau luar kampus”,
saya belum memenuhi persyaratannya, dan yang lebih anehnya lagi, saya lolos hingga tahap terakhir, wawancara.
Saat proses wawancara, saya coba mengkondisikan diri dan emosi. Berusaha agar setiap hasil yang terjadi setelah proses seleksi dapat saya terima dengan lapang dada. Nothing to lose terhadap hasil yang ada nantinya. Mungkin itu yang membuat saya menjadi lepas ketika proses wawancara. Saya tumpahkan uneg-uneg, motivasi, serta niatan saya nantinya ketika mendapatkan beasiswa ini. Hingga satu kata terakhir terucap dari lisan saya
“setidaknya proses seleksi ini membawa saya pada sebuah kondisi, menyadari potensi diri saya yang ternyata sungguh besar. Dan saya berpikir dan berharap, potensi ini dapat bermanfaat bagi orang yang saya kenal”
Closing statement yang membuat hati saya lega dan puas. Apa yang akan terjadi, biarlah terjadi. Bila saya masih diberikan kesempatan tuk berbakti dan meng-upgrade potensi diri, InsyaAlloh saya akan mendapatkan beasiswa ini.
Dan ternyata, Ia yang kekuasaanNya meliputi langit dan bumi, masih berkenan mendengar doa saya. Membuat saya melalui masa-masa tak terlupakan dua tahun mendatang.
Bersama mereka…
selamat datang...
ReplyDeleteselamat bergabung dengan orang biasa...
semoga tetap menjadi luar biasa
kapan nangis-nangisannya Gar? hehehe
ReplyDeleteGar, coba cerita pengalaman paling berkesan anda di asrama....
ReplyDeletemenunduk tuk melompat setinggi-tingginya..
ReplyDeleteluar biasa...dua tahun yang bermakna...
selamanya takkan terlupa.
:)
mungkin kita gak pernah secara eksplisit menunjukkannya...
ReplyDeletetapi terlihat dari interaksi dan emosi yang bermain saat ini..
mungkin kita menangis, tapi dengan sebuah harapan yang lebih baik bagi bangsa ini.
iya dah..iya dah..
ReplyDeletesemoga harapannya tercapai..
tetap semangat!!
haha..klo inget pengalaman paling berkesan di asrama banyak banget zul..
ReplyDelete1. tidur di ruang tengah bareng anak2...penghuni tetap ruang tengah..ada gw, adhi, hasan, agung, ama rahmat..yah..kadang2 ketua bem kita lah..he.he.
2. tidur di kamar lo zul...he.he..sorry ya
3. ngecengin hasan, terutama yang sering tuh gw ama saprol... :p
4. ngecengin apip bersama kompratior gw... dedi laksono..ha..ha..
5. hasil "ghonimah" yang berdatangan ke ruang tengah...gak nyampe 5 menit, ghonimah yang sering berupa makanan bisa ludes bersih, ama anak2 asrama. padahal tuh makanan banyak banget..he..he..heran juga gw..(note:lo panglimanya buat hal ini zul)
6. seluruh aktivitas di asrama. piket, kajian, becandaan, semuanyalah..
pengalaman yang gak bakal terlupakan...
....