Tuesday 28 August 2007

Sebuah renungan...

bahasa arab merupakan salah satu bahasa yang menjadi pemodal utama dalam kosa kata bahasa indonesia, selain bahasa inggris, sansekerta, dan sedikit bahasa portugis. salah satu kata yang akrab di telinga kita adalah kata Tajir..

dikalangan anak muda, kata Tajir, identik dengan orang kaya. padahal dalam kamus bahasa arab yang diterbitkan oleh CV Diponegoro(kamus punya temen), Tajir berarti pedagang atau orang yang berdagang..yah..memang agak2 mirip sih, karena orang yang berdagang memang diharapkan akan memperoleh kekayaan..

nah,,ngomong-ngomong soal pedagang. saya ingin sedikit bercerita tentang kehidupan seorang pedagang. nama orang, tempat kejadian, dan peristiwa adalah fiktif belaka, bila ada kesamaan, itu semua hanya kebetulan belaka..

pada suatu negeri yang dikenal dengan negeri X, terdapatlah seorang pedagang sebut saja bapak polan,..bapak polan ini adalah seorang saudagar kaya raya yang mempunyai segala macam barang dagangan. perdagangannya tidak melulu di negeri X, tapi juga sampai ke negeri seberang yaitu negeri Y...

alhasil..kekayaan bapak polan tidak terkira...kekayaannya yang berlimpah tidak dimakan olehnya sendirian. ada 4 orang istri dan 3 orang anak yang menjadi tanggungannya.

ada sebuah kebiasaan diantara para para poligami'ers. yaitu kebiasaan untuk mencari istri yang lebih cantik dari yang pertama. begitu juga dengan bapak polan ini. istrinya yang keempat lebih cantik dibandingkan ketiga istri sebelumnya. selain cantik, istri yang keempat ini lebih manja dan menyenangkan hati.

kisah terus berlanjut. krisis moneter yang melanda negeri X membuat neraca perdagangan negeri itu carut marut. dan hasilnya, perdagangan Bapak Polan pun tak luput dari krisis ini. bapak polan mengalami kerugian yang sangat besar sehingga mau tidak mau ia harus menjual beberapa aset dan harta berharganya..

semua ini membuat kesehatannya menurun. ketika ia dalam keadaan sekarat. ia mengajukan sebuah pertanyaan pada keempat istrinya.

pertama, ia mengajukan pada istrinya yang keempat, istri yang sangat cantik dan sangat ia cintai. ia bertanya :"aku dalam keadaan sekarat, dan mungkin sebentar lagi malaikat maut akan mencabut nyawaku, apakah engkau mau menemaniku hingga liang kubur??"

mendengar pertanyaan dari suaminya, istri yang keempat ini, langsung pergi dan mengemasi pakaian2nya. ia pergi tanpa sepatah kata pun meninggalkan suaminya.

melihat hal ini, bapak polan beralih ke istrinya yang ketiga. seorang istri yang tidak kalah cantiknya namun lebih tua dibandingkan istri yang keempat. lalu bapak polan bertanya kepada istri ketiganya dengan pertanyaan yang sama. si istri tidak langsung meninggalkan bapak polan ia sempat menjawab pertanyaan suaminya. ia menjawab: "aku mungkin tidak akan langsung meninggalkanmu,tetapi mungkin, setelah kau meninggal aku akan menikah lagi"

mendengar hal itu, bapak polan tidak langsung putus asa. ia masih memiliki harapan pada istrinya yang kedua. istri yang memiliki sifat keibuan. pada istrinya yang kedua ia menanyakan pertanyaan yang sama, dan istrinya menjawab :"mungkin aku akan tetap menemanimu, tetapi mungkin cuma sampai pemakaman, tidak sampai ke liang kubur"..

..mendengar jawaban dari ketiga istrinya(minus istri keempat yang langsung pergi), ia termenung sesaat,,ia tidak menyangka ketiga istrinya akan pergi meninggalkannya.. disaat ia sedang sedih termenung, ada seseorang yang selalu berada disisinya yang melihat kegelisahan sang suami. istri yang pertama dan sedang berada disisinya saat itu, langsung menjawab :"saya akan menemani kanda kemanapun kanda pergi, meski hingga ke liang lahat"

mendengar jawaban istrinya tersebut. ia serta merta menangis, ia tidak menyangka istri yang selalu ia tinggalkan dan tak pernah ia perhatikan bersedia untuk menemaninya hingga akhir. dalam tangisnya ia berkata:"kalau saja saya mengetahui bahwa engkau adalah istri yang setia dan bersedia menemaniku hingga akhir, niscaya aku akan memperhatikanmu, memberimu kasih sayang, membelikanmu baju2 yang mewah, dan memperlakukanmu bagaikan seorang putri"

....

..bagaimana akhir kisah sang saudagar??

..tergantung keinginan anda semua,,karena memang kisah sang saudagar mengingatkan kita akan kehidupan kita di dunia ini...

..istri keempat bila kita ibaratkan adalah tubuh, harta, dan segala kenikmatan dunia yang akan segera meninggalkan kita saat ajal menjemput..mereka pergi tanpa bekas dan hilang tak bersisa..

..istri ketiga bila kita ibaratkan adalah jabatan dan segala embel-embel yang menyertai kita. Ketua BEM, Ketua MPM, Sekretaris Umum MPM, Presiden, Menteri de el el. semua itu akan hilang dan akan digantikan oleh orang lain bila kita telah tiada, seperti istri ketiga yang menikah lagi ketiga sang suami tiada.

..istri kedua bila kita ibaratkan adalah keluarga dan teman-teman yang berada disekeliling kita. mereka semua memang menyayangi kita namun kasih sayang mereka hanya menyertai kita hingga pemakaman,,setelah itu tidak ada lagi keluarga dan teman-teman yang menyayangi dan menyertai kita..

..lalu, siapa yang akan menemani kita hingga liang lahat?..ibarat istri pertama yang menyertai sang suami hingga akhir hayat,yang menemani kita hingga akhir adalah amal baik kita selama di dunia..satu-satunya teman, saudara, harta dan jabatan yang akan menemani kita..

dan seringkali kita menjadi sang saudagar yang menyesal karena tidak pernah memberikan kasih sayang pada istri pertama..yang menyesal karena tidak pernah beramal secara optimal selama di dunia...

yah..begitulah dunia..sering menipu..

wassalam..


 

No comments:

Post a Comment