Dia adalah manusia
teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah
agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian
banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang
kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga
telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan
datang Sir George Bernard Shaw, dalam bukunya “The Genuine Islam”
Bagi penikmat sejarah yang menggemari lika-liku dunia di masa lalu, tentu
tak meragukan keotentikan riwayat dan sejarah hidup Muhammad SAW. Satu-satunya
sosok di dunia ini yang perikehidupannya diabadikan dengan sangat cermat oleh
para pengikutnya. Tengok saja kitab-kitab hadits yang ada saat ini, dimana
orang-orang yang meriwayatkannya telah secara detail mengabarkan ajaran dan
nilai-nilai yang dibawa oleh beliau. Dikabarkan secara turun temurun dari
generasi awal pengikutnya hingga orang terakhir yang meriwayatkan ajarannya.
Metode periwayatan ajaran beliau yang sangat ilmiah dan sistematis tentu
menjadi modal utama bagi setiap muslim untuk berkata lantang bahwa, “hei,
Muhammad benar-benar berkata jujur dan tak ada satupun rekayasa dalam
kehidupannya” hingga tiap muslim pun dapat berbangga ketika tauladan dan akhlaq
beliau menginspirasi dunia. Kutipan Sir Bernard Shaw di awal tulisan ini
tentang Rosulullah Muhammad sedikit banyak memberikan gambaran kecil atas sumbangsih
beliau bagi kehidupan.
Maka
menjadi sesuatu yang sangat mengherankan ketika ada segelintir orang
yang dengan sengaja merekonstruksi sejarah Muhammad secara serampangan.
Bahkan para
sejarahwan pun secara jumhur sepakat bahwa sejarah Muhammad adalah
sebuah sejarah tanpa keraguan. Hingga tak ada satupun sejarahwan dan
sosok
berpengaruh di dunia ini yang meragukan agungnya perikehidupan Muhammad. Maka sekali lagi,
jika ada yang berusaha memutar ulang kembali, menulis kembali, menduplikasi
kembali kehidupan Muhammad dalam media apapun yang bertentangan dengan riwayat
sejarah beliau yang sebenarnya, maka sudah dapat dipastikan, itu sebuah
kebohongan yang nyata.
Lalu apa maksud mereka membuat
cerita, gambar, film tentang Muhammad kalau bukan untuk menguji keotentikan
sejarah Muhammad? Ada
banyak kemungkinan, bisa jadi karena kebodohan mereka tentang ilmu sejarah,
atau rasa dendam mereka terhadap para pengikut Muhammad, atau mungkin mereka
sekedar memprovokasi umat Muhammad.
Provokasi yang kini jadi alat yang sangat efektif untuk menyudutkan umat
Muhammad. Dengan provokasi itulah, mereka mendapatkan afirmasi bahwa umat
Muhammad adalah umat yang hanya bisa bermain dalam tataran fisik dan verbal aggression.
Mereka memahami begitu
besarnya cinta dari pengikut Muhammad sehingga merekapun tahu bahwa
jika Muhammad dilecehkan, secara otomatis, emosi umatnya akan tersulut. Ditambah dengan kondisi umat Muhammad yang kini terbelakang dan tak
memiliki pilihan apapun untuk melawan mempertegas hal tersebut.
Sungguh disayangkan karena Umat ini pun terpancing oleh umpan mereka.
Aksi damai dan aksi unjuk kecintaan terhadap Muhammad yang sedianya
berjalan secara wajar, lambat laun berubah emosional dan anarkis. Tentu mereka
bertepuk tangan melihat kondisi ini. Umpan mereka disambut dengan sempurna oleh
segelintir umat ini. Berita dan tayangan televisi pun
menayangkan secara live dan ekslusif aksi anarkis dan penuh kekerasan di
berbagai belahan dunia. Repetisi berulang yang disiarkan seantero dunia
lambat laun menegaskan sebuah mindset baru di kepala tiap orang. Umat Muhammad
memang gemar berlaku anarkis.
Pengaruh media dalam mengubah konsep berpikir seseorang telah secara
taktis mereka lakukan. Tanpa perlu berperang dan terang-terangan mengatakan
bahwa Muhammad itu cinta kekerasan dan berbagai fitnah keji lainnya, secara
alami Umat Muhammad sendiri yang mencitrakan hal tersebut.
Kini muncul pertanyaan lanjutan,
lalu apa yang semestinya kita lakukan? Beberapa orang mengatakan, blok seluruh
media yang menjadi sarana penyebaran film, gambar, dan cerita yang melecehkan
tersebut. Sah-sah saja, karena wujud kecintaan memang membutuhkan tindakan
nyata. Tapi ada sebagian orang yang menyadari bahwa provokasi tak selamanya
harus ditanggapi dengan reaksi tanpa strategi. Karena duduk sejenak, memikirkan kembali dengan
kepala dingin untuk melawan dengan cara yang elegan nampak lebih berwibawa bagi
agama yang mulia ini. Dengan
cara penuh hikmah dan sarat kandungan akhlaq yang mulia, seperti sang
Rasul dulu saat membawa risalah ketuhanan pertama kali.