Saya bukan orang yang terlalu menyukai angka-angka, apalagi jika merujuk kepada "Statistik Untuk Penelitian Sosial", "Psikometri", "SPSS", "Metode Kuantitatif"...hm.. Ya ya..oke kita lanjutkan, Jadi kemarin, atau lebih tepatnya beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan di sebuah situs olahraga. Tajuk berita itu menggambarkan sebuah rekor yang dipecahkan oleh Lionel Messi yang membuat 234 Gol di sepanjang karir profesionalnya bersama Barcelona, mengalahkan legenda Barca, Cesar Rodriguez yang hanya mampu mencetak 232 gol sepanjang karirnya.
"Ah biasa aja", ya memang sepertinya tidak ada yang istimewa, hanya pemecahan rekor yang lumrah dari seorang pesepakbola profesional. Namun, coba kita pakai perspektif yang berbeda. Seperti yang saya katakan di awal tulisan ini, mari kita coba dampingi fakta ini dengan angka-angka. Messi membuat 234 gol dari 314 pertandingan.dengan kurun waktu 8 tahun. Messi menciptakan gol di La Liga sebanyak 153 gol, Copa del Rey 19 gol, Liga Champions 49 gol, Piala Super Spanyol 8 gol, Piala Super Eropa 1 gol, Piala Dunia Antarklub 4 gol.
Messi mencetak gol menggunakan seluruh bagian tubuhnya yang tidak melanggar aturan. Kaki kiri dan kanan, kepala dan tubuh, Dengan kaki kiri lahir 185 gol, kaki kanan 37 gol, 10 gol dari sundulan kepala, dan 2 gol lainnya lahir menggunakan bagian tubuh yang lain.
Lihat, betapa pekerjaan seorang statistiker (sebutan saya untuk orang yang berkecimpung di bidang statistik) sungguh sangat penting, dan saya gak nyangka ada yang rajin ngitungin sedetail itu. Di berita yang lain, ada juga cerita tentang pemecahan rekor Mourinho sebagai pelatih tercepat yang mempersembahkan 50 kemenangan hanya dalam tempo 62 pertandingan.
Halah, bisa aja orang-orang ini bikin kategori, kategori yang gak pernah terpikirkan sebelumnya. Seperti yang satu ini, kali ini tentang akurasi passing, Pemain yang memiliki akurasi passing yang paling tinggi adalah Leon Britton dengan akurasi umpan mencapai 93,3 %. Dari 1127 umpan yang dilepaskan, 93,3 % diantaranya tepat sasaran, mengungguli gelandang Barca, Xavi Hernandez, yang hanya berhasil melepaskan 93% umpan tepat sasaran dari 1830 umpan. Saya gak pernah kepikiran bakal ada orang/mesin/sistem yang menghitung jumlah operan dari pemain bola.
Bagi saya pribadi, fakta itu menjadi menarik saat digandengkan dengan sebuah angka. Fakta bahwa ada seorang pengumpan terakurat, pelatih dengan pencetak kemenangan tercepat dan pemain dengan jumlah gol terbanyak adalah sebuah kategori biasa, tapi menjadi tidak biasa kalau ternyata ada angka yang mencatatnya, bukan sekedar fakta.
Mungkin menarik kalau kita membuat sebuah kategori dan angka angka tentang seberapa lama kita duduk di depan komputer dalam sehari, atau seberapa banyak kita menguap dalam satu jam, atau sejauh mana kita berjalan dari rumah ke tempat kerja tiap harinya.
Atau mungkin lebih menarik lagi klo kita membuat kategori dan angka angka tentang seberapa sering kita memberi salam pada orang yang pertama kali kita temui di kantor setiap bulannya, seberapa sering kita tersenyum pada saudara kita dalam sehari, atau seberapa sering kita beristighfar dalam sehari, atau berapa kali dalam sebulan kita berusaha mengkaji Ayat-ayat Suci Qur'an, atau berapa lama kita bertahan untuk berdzikir sehabis sholat. Ya kategori semacam itu lah, tapi kalau kategori yang ini gak usah dihitung juga tak masalah, ada kok yang udah menghitung, kita gak usah repot menghitung, ada ahli hisab terakurat yang senantiasa menghitung.
jadi ya bagi saya fakta dan angka sebuah paduan yang menarik, sepanjang kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk bertafakur dan merenung lebih dalam melihat tanda yang terjadi dalam hidup.
Ya..apalagi rumus matdas *looooooove.. Hehe..ga nyambung..
ReplyDeleteDan ya..dengan angka yg mendampingi sebuah fakta (ataupun hanya kata-kata), orang jadi dibuat percaya.. Padahal kan ga tau jg sumbernya valid atau tidak. Hehe.. Thanx for sharing tegar..