Orang orang sedari kemarin terus berkicau. Media massa dan elektronik tak hentinya memberitakan ihwal pencoretan salah satu anggota koalisi. Dari politikus oposisi, ring satu presiden, hingga pengamat terus membahas kemungkinan reshuffle kabinet, dan komposisi baru koalisi. Herannya, yang diomongin (baca : partai yang mau dicoret) gak pernah hadir atau mungkin gak pernah diundang dalam acara-acara itu. acara talkshow politik yang isinya cuma ngalor ngidul gak jelas.
Saya tau, atau mungkin beberapa diantara kita tau, mendepak partai itu dari koalisi, yang langsung diputuskan dan dibacakan oleh bapak presiden di depan khalayak ramai justru akan menaikkan pamor si partai itu. Yang secara koleratif akan menurunkan citra dari bapak presiden. "wong mendukung rakyat dengan menolak kenaikan bbm kok di depak dari koalisi. dasar presiden gak memihak rakyat" ya mungkin itu curahan hati ataupun opini yang akan beredar jika itu terjadi.
Si bapak presiden sebenernya sudah gerah dengan manuver manuver dari partai koalisi ini. Bukan sekali saja partai ini dianggap membangkang, beberapa kejadian sebelumnya menegaskan bahwa ia dan partai ini tidak sejalan. Manuver terakhir terkait penolakan kenaikan BBM nampaknya disuarakan sebagai tanda 'pengusiran' partai ini dari koalisi. Namun bapak presiden masih galau, gundah dan gelisah. ia tidak berani mengumumkan sendiri pencoretan partai itu dari koalisi, yang akhirnya disuarakan oleh orang orang sekitarnya.
Kicauan, desakan dan dorongan agar si partai ini mengundurkan diri dari koalisi terus di suarakan oleh orang orang di sekitar bapak presiden. semakin lama, kicauan itu semakin keras dan kurang sopan. ini sebenarnya siapa sih ketua koalisinya? duh.. mungkin ini sengaja, agar si partai dengan sendirinya mundur dari koalisi dan si bapak presiden tidak perlu mengumumkan secara langsung pencoretan si partai. sehingga selamatlah citranya di depan khalayak.
duh. citra citra. betapa kau dipuja oleh bapak presiden negeri ini. Strategi ini mungkin akan terus berlanjut, dan tekanan kepada partai itu, akan terus bertubi tubi datang. Tapi saya melihat, partai ini takkan mundur hingga si bapak presiden bersuara.
Jadi kita lihat saja sampai mana drama ini akan berlanjut. Mana yang lebih kuat, si partai ataukah bapak presiden.