Baiklah, mari kita sepakati bahwa Agresi Israel tidak pantas
disebut perang, karena nyatanya, satu pihak tidak memiliki persenjataan yang memadai
dan hanya dapat membalas seadanya, sedangkan Israel terus saja menyerang. Ini bukan
perang, ini pembersihan etnis, begitu yang dikatakan Noam Chomsky, pakar linguistik
dari MIT.
Kita adalah produk dari sebuah paham dan ajaran yang
menjunjung tinggi akhlaq mulia, hatta kepada orang yang kita musuhi. Jangan menutup
mata bahwa sejarah mencatat bahwa Futuh Mekkah adalah sebuah produk dan gaya yang tidak biasa
dalam merayakan kemenangan saat itu, dimana biasanya pihak yang kalah dibantai
oleh pihak yang menang. Atau ketika Shalahuddin Al Ayyubi mengobati Richard The
Lion Heart yang sedang sekarat di dalam tendanya ketika perang salib masih
berlangsung. Atau ketika Umar ibnul Khattab menggendong sendiri gandum lalu
memasaknya hanya karena melihat salah satu rakyatnya kelaparan.
Jadi walau bagaimanapun laknatnya Israel, tak pantas bagi
seorang muslim berperilaku sama dengan mereka, karena memang, Islam adalah
kemuliaan, ia produk bagi dunia, rahmat bagi seluruh alam, tidak sama dengan
para penjahat itu. Maka sangat disayangkan bila berita penyeretan mayat
mata-mata Israel
oleh Mujahidin Gaza adalah benar. Karena berita itu sangat mengusik, fitrah
manusiapun tak membenarkan hal itu. Atau ketika sweeping yang dilakukan
serampangan oleh sebagian oknum pendemo terhadap restoran cepat saji yang
identik dengan produk Amerik, itu juga sangat mengusik. Atau ketika seorang
muslim mengeluarkan kata-kata kotor dan tidak pantas kepada Israel atau
Amerika, itu juga sangat mengusik. Ia mengusik karena Islam adalah sebuah
kemuliaan, walau itu dilakukan oleh seorang muslim sekalipun.
Izzah, heroisme, integritas, kasih sayang, adalah kata kunci
yang kerap kali ditampilkan Rasul selama hidupnya. Sesuatu yang memang sudah
menjadi takdir beliau dan sesuatu yang dapat dicontoh oleh semua manusia yang
menginginkan kehidupan yang mulia. Ya karena kemuliaan itu sesuatu yang indah
bahkan ketika ia tertutupi lumpur sekalipun.
No comments:
Post a Comment